Bab 31 Benci

20 5 0
                                    

Kalian pasukan mana, nih?
-
Clara and Deon?
-
Clara and Okcta? Atau
-
Clara dan Prince?

B
A
L
A
N
C
E

•••••

Benci dan sayang beda tipis.

Usai mengikat sepatunya Clara berjalan keluar rumah tak lupa menutup pintu rumah mengingat bundanya pagi-pagi buta sudah pergi entah ke mana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Usai mengikat sepatunya Clara berjalan keluar rumah tak lupa menutup pintu rumah mengingat bundanya pagi-pagi buta sudah pergi entah ke mana.

"Kalian?"

Saat berbalik badan ia sungguh terkejut melihat pemandangan yang tak biasa terjadi. Pasalnya keempat sepupunya sudah berdiri di depan kendaraan masing-masing dengan gaya coolnya itu, hanya menatapnya.

Ia melangkah dengan mulut terbuka lebar. "Kalian ngapain?" tanyanya berhenti di depan mereka.

Memerhatikan satu persatu di antara mereka yang menggenakan seragam sekolah. Bahkan Leo saja yang masih SMP ada. Padahal jarang antara rumahnya dan sekolah sangat jauh.

"Kita semua mau anterin lo ke sekolah," ucap Aditya mewakili semuanya.

"Eh? Nggak perlu. Gue bisa sendiri."

"Kali ini lo cuman harus nurut sama kita." Rafa membuka suara dengan, sok gantengnya itu membuka kaca mata hitam yang bertengger di hidungnya.

"Ikut sama gue." Kali ini Arsen menarik Clara mendekati motornya.

"Oke, kita berangkat!"

Dengan terpaksa Clara mengikut. Ia duduk di jok belakang motor Arsen yang memimpin jalan. Sedangkan Aditya membonceng Leo, dan Rafa yang sendirian paling belakang.

Bahkan sampai di gerbang keempat sepupunya masih mengatarnya. Jika saja ia memaksa Leo untuk cepat ke sekolah mungkin mereka akan mengantarkannya sampai ke dalam kelas. Untungnya hanya ada Arsen yang mengantar di depan kelas saja.

"Kamu udah nggak pa-pa?"

Clara mengernyit. "Emangnya aku kenapa?" Sebelum Arsen membuka suara Clara kembali membuka suara, "Santai aja. Semuanya udah berlalu. Lagian aku berusaha buat lupain semuanya. Aku cuman mau fokus buat UAS dan UKK nanti." Ia menarik kedua ujung bibirnya.

Arsen lega. Lantas, ia membalas senyuman Clara seraya mengacak rambut sepupunya itu, pelan.

"Bunda mau ketemu. Ada martabak juga."

Balance [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang