Bab 38 Cerita yang Sebenarnya

27 5 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak, ya. Jangan lupa juga share ke teman, pacar, keluarga atau bahkan mantan 🤭

B
A
L
A
N
C
E

•••••

Cintaku sedari dulu sudah habis di kamu.

Mentari pagi yang berani mengintip di balik jendela yang tertutupi gorden membuat tidur seseorang terusik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mentari pagi yang berani mengintip di balik jendela yang tertutupi gorden membuat tidur seseorang terusik. Ia perlahan membuka kedua matanya berniat untuk merentangkan kedua tangannya untuk meregangkan otot-ototnya, tetapi begitu tersadar bahwa ia tidak sendiri membuatnya sontak menoleh ke sampingnya.

Ah, ia lupa sekarang ini ia tidak lagi tidur sendirian apalagi ditemani oleh bantal guling. Kini, ia sudah mempunyai sosok yang selamanya akan hidup bersamanya, mendampinginya hingga tua.

Dengan seksama ia memandangi wajah pulas pak suami yang semakin hari ketampanannya akan semakin bertambah. Tak menyangka bahwa pada akhirnya takdirnya akan membawanya kembali bersama sosok itu.

Ia masih ingat betul bagaimana ia dan pak suami bisa bersama seperti sekarang ini.

1 bulan yang lalu ....

"Zanna ...."

Kini Clara dan Shasa berada tepat di depan ruangan Zanna. Mereka hanya bisa memandang Zanna di balik pintu kaca tembus pandang yang memperlihatkan Zanna yang tengah terbaring di sana dibantu dengan alat pernapasan juga suara bunyi monitor yang menandakan masih ada kehidupan di sana.

"Kalian?"

Terdengar suara berat seorang pria paruh baya membuat keduanya berbalik menatap Neo.

"Om, sebenarnya apa yang terjadi dengan Zanna?" tanya Shasa dengan air mata sudah membasahi kedua pipinya.

Sejenak Neo hanya terdiam dengan mengambil napas dalam-dalam, lalu membuangnya perlahan. Pria paruh baya itu, melangkah mendekati kursi tunggu yang diikuti oleh Clara dan Zanna.

"Tiga tahun yang lalu ... Zanna mengidap penyakit tumor."

Clara menutup mulutnya tak percaya, sedangkan Shasa semakin deras tangisannya bahkan elusan pelukan yang berasal dari Clara tak berhasil menenangkan Shasa.

"Apa ada cara buat menyembuhkan Zanna, Om?" Clara yang bertanya karena Shasa sudah berada di pelukannya yang sedari tadi hanya menangis.

Neo menunduk sambil menggeleng pelan. "Penyakit Zanna langkah, susah untuk disembuhkan."

Kali ini pertahanan Clara runtuh. Gadis itu, pun juga ikut mengeluarkan bulir air mata, tetapi ia masih bisa mengontrol diri untuk tidak terlalu menangis agar ia tetap bisa menenangkan Shasa.

Balance [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang