Bab 36 Bertemu

21 5 0
                                    

Nggak mau ngomong apa-apa. Cuman mau ngucapin terima kasih yang sudah mampir terkhusus juga udah yang vote. Itu, udah berarti banget bagi aku yang masih penulis pemula🥰🌈

B
A
L
A
N
C
E

•••••

Setiap pertemuan adalah takdir begitupun aku dan kamu.

Langit yang cerah mendukung suasana hati seseorang yang sedang menarik kedua bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis sambil menikmati makan siang di kafe langganannya dengan duduk di pojok kiri sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit yang cerah mendukung suasana hati seseorang yang sedang menarik kedua bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis sambil menikmati makan siang di kafe langganannya dengan duduk di pojok kiri sendirian.

Begitulah nasib jomblo yang apa-apa selalu sendirian. Namun, tak apa. Ada kalanya seseorang harus menikmati waktu sendirinya.

Suara musik jarang goyang berasal dari handphone yang tergeletak di atas meja menarik simpatinya. Akhirnya ia putuskan untuk menyudahi makanannya dan lebih memilih mengangkat teleponnya begitu tahu siapa sosok nama yang meneleponnya di seberang sana.

'Clar, lo datang, 'kan? Awas aja kalau sampai lo nggak datang lagi.'

Tanpa basa-basi Shasa langsung saja menyemprot Clara dengan ucapan yang sama untuk kedua kalinya, semalam dan hari ini.

'Clata, lo denger gue nggak, sih?!'

Dengan malas Clara menjawab, "Iya, gue denger dengan sangat jelas."

'Pokoknya lo harus datang. Titik!'

Belum sempat Clara membuka suara sambungan diputuskan begitu saja membuat Clara kembali meletakkan handphonenya di atas meja kaca, lalu menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

Sudah lima tahun berlalu dan selama ini pula sudah banyak berubah. Hanya saja terkhusus orang sekitarnya, tidak untuk ia yang masih sama seperti dulu.

Besok adalah acara reunian yang akan dilaksanakan di gedung SMK PI. Acara yang sudah diadakan tiga kali berturut-turut setiap setahun sekali dan selama itu, pula ia tak pernah menghadirinya. Bukan karena tidak mau atau malah menghindar hanya saja ia sibuk dengan profesinya sekarang ditambah ia juga selalu membantu bundanya mengelola toko kue.

Ia beranjak dari duduknya menuju kasir. Jika dipikir-pikir ada baiknya ia menghadiri acara reunian besok setidaknya hanya menampakkan diri saja setelahnya menghilang. Sebenarnya ia malas apalagi mengingat acara itu adalah sesi pamer antar satu sama lain. Entah itu, sudah punya pasangan, jadi direktur, jadi bos atau bahkan ajang pamer kecantikan. Ia paling anti hal seperti itu, tetapi mau bagaimana lagi? Shasa kali ini benar-benar memaksanya untuk bergabung.

Balance [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang