Camelia mengerutkan kening ketika melihat sosok Kiel tepat berada dihadapannya dengan senyuman miring.
Pria itu menuruni motor besarnya, dan bergerak mendekati Camelia yang sedang duduk sendirian di halte sekolah mereka.
"Gak ada jemputan lagi?" Tanya Kiel sambil duduk disebelah Camelia.
Camelia mendengus samar, lalu mengangguk pelan membenarkan tebakan Kiel.
"Mau pulang bareng gue lagi gak?" Tawar Kiel dengan tatapan yang tertuju pada garis wajah Camelia dari arah samping.
"Gak perlu. Gue udah pesen taksi. Gak lama lagi juga nyampe." Balas Camelia.
"Udahlah, bareng gue aja. Entar gue beliin lo eskrim deh, Ya." Ucap Kiel dengan bujuk rayuan.
Camelia mendelik, "Lo pikir gue anak kecil? yang dibujukin pake eskrim doang langsung luluh?"
Kiel terkekeh geli, "Terus lo maunya dibeliin apaan? Barang-barang mahal? Yaudah gue jabanin asal lo mau pulang bareng gue." Sahut Kiel dengan senyuman lebar.
Seketika mata Camelia melotot marah mendengar ucapan Kiel.
"Lo pikir gue cewek murahan apa dibujuk pake begituan? Gak ya, gue tetep gak mau pulang bareng lo." Geram Camelia dengan bibir mencebik.
"Lah, yang ngomongin lo murahan siapa sih, Ya? Gue kan cuma nawarin doang. Siapa tau lo tertarik, terus mau pulang bareng gue. Lagian lo bisa hemat duit jajan juga kalo lo pulang bareng gue." Balas Kiel dengan wajah tak berdosa.
Camelia memutar bola matanya malas.
"Makasih tawarannya, tapi maaf gue gak tertarik sama tawaran lo. Lagian, noh mobil pesenan gue juga udah nyampe." Camelia menunjuk sebuah mobil hitam yang terdapat logo salah satu perusahaan yang bekerja dibidang transportasi online terkenal.
Kiel tersenyum miring memikirkan sebuah ide. Kemudian pria muda itu bergerak cepat mendekati taksi online pesanan Camelia dan mengetuk pintu kaca pengemudi.
"Permisi. Pak, maaf. Cewek yang udah pesen taksi Bapak gak jadi naik." Ucap Kiel begitu saja, yang lantas membuat Camelia seketika melotot dengan mulut menganga.
"Loh-loh! Lo ngomong apaan sih, Kie? Nggak, Pak! Saya jadi kok naik taksi Bapak." Sela Camelia cepat.
Sang supir mengerutkan keningnya kebingungan melihat kedua anak remaja itu yang malah berdebat.
"Waduh, jadi yang bener yang mana nih? Jadi naik atau enggak? Kalian jangan main-main ya sama saya." Ucap sang supir merasa dipermainkan oleh keduanya.
"Jadi naik kok, Pak. Apasih lo, Kie? Minggir!" Camelia mendorong tubuh menjulang Kiel.
Namun sayangnya tubuh pria itu tetap berdiri kokoh menghalang Camelia untuk masuk ke dalam mobil.
"Gak jadi, Pak. Cewek ini pulang bareng saya. Ini saya ada sedikit uang untuk ganti ruginya." Kiel memberikan tiga lembar uang merah kepada sang Supir.
Supir tersebut lantas tersenyum sumringah menerima uang pemberian Kiel.
"Walah, yasudah kalau gak jadi. Terimakasih uang ganti ruginya yo, nak." Ucap supir tersebut dengan binar bahagia.
"Loh-loh? Bapak kok malah nerima uang dari dia sih? Saya gak mau tau, pokoknya saya jad—hmm" Ucapan Camelia lantas terhenti ketika Kiel membekap mulutnya.
"Pak, cepetan pergi sebelum nih anak nerobos masuk ke mobil Bapak." Kiel memberi perintah yang segera di turuti sang supir.
Camelia melotot garang melihat sang supir yang segera tancap gas meninggalkan mereka.
VOCÊ ESTÁ LENDO
CAMELIA [END]
Ficção Adolescente[REVISI] Namanya Camelia Anjani. Seorang mahasiswi fakultas psikologi yang sedang giat-giatnya menyelesaikan tugas akhir dalam masa perkuliahan. Siapa sangka, gadis cantik dengan hati lembut itu harus berakhir tragis dalam sebuah insiden kecelakaan...