Part 38 - Cinta Yang Semakin Mendalam (extra part)

45 1 0
                                    

Di keheningan sore, di sebuah Kamar laki-laki yang entah harus menghabiskan waktu dengan kegiatan apa, Olivia merasakan atmosfer yang sangat berbeda di dalamnya.

Tidak terlalu banyak barang di Kamar ini, hanya ada beberapa buku, satu buah PC, satu buah lemari, meja untuk mengerjakan sesuatu, sofa yang bisa di duduki untuk dua orang , tiang untuk menggantung pakaian, dan satu ranjang tidur yang saat ini sedang Olivia duduki.

Perlahan Olivia merentangkan kedua kakinya, dan menyandarkan tubuhnya pada sebuah bantal, ia mengambil sebuah ponsel dan membuka aplikasi YouTube, tidak ada konten video yang menarik hatinya kecuali konten video musikus sedang bermain biola, video pagelaran musik orkestra, dan konten video yang mengandung comedy.

Angin sore yang sejuk dengan lembut memasuki ruangan melalui jendela yang terbuka, Olivia merasa sangat nyaman, belum pernah ia merasakan suasana senyaman ini,ia terlihat betah berlama-lama di dalam Kamar Jurriaan.

Seketika, wajah cantik itu mengantuk, meminta izin di dalam hati kepada Jurriaan, Olivia memutuskan untuk tidur di Kamar itu, ia melepas outer yang membalut bahunya yang sangat mulus , tanpa membuang banyak waktu ia memutuskan untuk tidur sebentar sambil menunggu Jurriaan pulang.

Ia berbaring dengan rasa panik yang luar biasa di ruang serba putih, banyak suster yang berusaha sedang menenangkannya, Iya.. Olivia sedang berada di dalam Kamar bersalin.

Sudah berjam-jam lamanya Olivia menahan rasa sakit di perutnya yang membesar, ia perlu banyak waktu itu melakukan proses pembukaan, tetesan keringat mengalir lembut di keningnya, bahkan ia hampir saja ingin menangis.

Di ruangan itu, Olivia tidak sendiri, ia di temani oleh Jurriaan, pria itu tidak pernah melepas genggaman tangannya ketika Olivia sudah mulai mendapat intruksi untuk melahirkan.

Olivia merasakan rasa mulas dan nyeri luar biasa, ia mengatur, menghela dan membuang nafas secara bergantian, menarik nafas hingga ia sudah merasa di ambang kematian karena tidak sanggup menahan segala rasa sakit yang tidak bisa di lukiskan dengan kata-kata.

Setelah proses persalinam normal itu di lakukan, terdengar suara tangisan bayi yang mengalun sangat lembut, Seorang bidan tersenyum hangat ke arah Olivia dan Jurriaan.

Olivia Van Aarsen Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz