Chapter 11

20.3K 2.1K 315
                                    

AUTHOR POV

Chanyeol mengoleskan roti dipiringnya dengan selai, lalu mencuri pandang ke arah Baekhyun yang duduk tepat dihadapannya. Anak itu juga sedang menyiapkan roti sebagai sarapan, hanya saja ia mengoleskan selai cokelat. Suara dentingan pisau maupun sumpit bersautan di meja makan tanpa ada satu pun orang yang berbicara. Beberapa pelayan yang bersiaga pun merasa heran karena biasanya Tuan besar mereka akan memulai percakapan sebagai pemanasan pagi.

Sarapan berlalu begitu saja tanpa momen yang berarti. Baekhyun maupun Chanyeol berjalan beriringan menuju halaman depan dan memasuki mobil tanpa suara. Begitupun selama perjalanan, keduanya merasa enggan hanya untuk berkata 'selamat pagi' maupun sapaan kecil lainnya.

Saat sedan mereka memasuki area sekolah, Baekhyun menghela nafas gugup. Seharusnya ia sudah terbiasa, namun entah mengapa suasana hening sejak tadi membuatnya sedikit asing. Chanyeol keluar terlebih dahulu, disusul Baekhyun dari sisi lainnya namun Chanyeol tidak menunggunya melainkan hanya berjalan tanpa menengok ke belakang.

Kyungsoo terbangun karena tangannya terasa pegal. Ia mendudukkan dirinya di ranjang dengan malas dan mendapati semangkok es batu diatas meja samping ranjangnya. Ia mengerutkan dahi karena setahunya, ia langsung menuju kamar semalam tanpa menyiapkan es batu terlebih dahulu.

Ia tahu ada seseorang yang menyiapkannya karena salah satu sisi mangkok itu tertempel sebuah note kecil.

Jangan menangis sebelum tidur lagi. Aku lelah jika harus menghapus air matamu setiap malam untuk memastikanmu tertidur. Pakailah es batu ini, dan berjanji padaku untuk tidak menangis lagi. -Jongin

Kyungsoo menatap heran pada note itu. Seperti mendapat sengatan kecil, ia berlari menuju kamar Jongin, namun alih-alih bertemu dengannya, Kyungsoo kembali mendapat note kecil yang tertempel di pintu kamar Jongin.

Mencariku? Aku sudah berangkat karena aku berjanji pada Sehun untuk menemaninya membeli sesuatu. Jangan khawatir, aku sudah memakai kaos kaki! Lebih baik kau cepat bersiap-siap dan sarapan. Ah, aku sudah membuat sandwich. Makanlah dengan baik! -Jongin

Ditengah kebingungannya, Kyungsoo menuruni tangga hanya untuk menemukan sarapan yang dibuat Jongin untuknya. Ia melihat sepasang sandwich dengan tatanan isi persis seperti sandwich yang Kyungsoo selalu siapkan untuk Jongin. Di gelas, Kyungsoo mendapati sebuah note namun dengan kertas yang jauh lebih besar.

Kyungsoo, ini adalah note terakhirku dan sejujurnya aku tak tahu harus menulis apa. Aku sering mendapatimu menangis setiap malam dan aku tidak bisa tidur dibuatnya. Alasan mengapa setiap pagi aku merasa lelah dan mengantuk karena aku akan tertidur minimal 2 jam setelah isakan terakhirmu terdengar. Pernah suatu malam aku mendengarmu menyebut namaku dalam tidurmu, aku tidak bisa berkata apa-apa selain menghapus airmata mu. Aku tahu kau sangat menyayangiku dan selalu memperdulikanku, namun aku tidak pernah menyangka kalau kau mempunyai perasaan yang dalam terhadapku. Sejujurnya, Kyungsoo, aku selalu takut saat aku berdebar-debar hanya dengan melihatmu. Maka dari itu aku selalu mengganti pasanganku dan berusaha melupakanmu, aku takut jika kau menyadari perasaanku, kau akan membenciku apalagi menjauhiku dan menuduhku lelaki tak normal. Aku menyukaimu sejak pertama kali aku melihatmu, Kyungsoo. Maafkan aku karena aku tidak pernah menyadari perasaanmu yang ternyata telah membalas perasaanku. Kumohon maafkan aku karena aku tidak bisa mengatakan ini secara langsung seperti pengecut, namun sungguh, tak ada hal lain yang lebih kuinginkan selain memilikimu dan menjagamu. Maka dari itu, jangan lagi menangis karenaku apalagi berusaha melupakanku, karena aku juga sangat-sangat menyukaimu. -Jongin

Kyungsoo berlari di koridor gedung junior tanpa menghiraukan beberapa siswa yang ditabraknya. Ia menggenggam surat Jongin dan hanya berfikir untuk menemui anak itu sekarang juga. Ia ingin memeluk Jongin, dan menumpahkan semua perasaannya saat itu juga.

[ChanBaek] TroublemakerWhere stories live. Discover now