37). Ex-Lover

3.5K 345 37
                                    

Sekembalinya dari March—kediaman Marquess Astoria, Juan menghentikan laju kudanya di jalan saat tiba-tiba kudanya hampir di tabrak oleh seseorang. Seorang Lady yang mengenakan jubah sebagai penyamarannya.


"Hati-hati, Lady."

"Maafkan saya, Tuan," balas wanita itu. Sejenak Juan seperti mengenali suara tidak asing itu, namun belum sempat bertanya perhatian Juan langsung teralihkan oleh suara seruan di balik punggung wanita itu.

"Hei, nona!"

Melihat pertanda marabahaya dari para pendatang itu, Lucas dengan sigap langsung melompat turun dari atas kudanya untuk melindungi Juan. Terlihat empat orang berandalan yang sepertinya tengah berada di bawah pengaruh minuman keras mengejar wanita asing itu.

"Kenapa lari sih?"

"Padahal kita cuma mau ajak bersenang-senang."

"Menyingkir lah kalian, wahai orang-orang tidak berguna!" Lucas sebenarnya malas harus meladeni orang-orang seperti mereka. Namun, melihat seorang wanita yang di ganggu juga mematik amarah dalam jiwa pejantan itu.

Selain untuk melindungi Juan—sekalipun Juan pastinya bisa melindungi dirinya sendiri, namun jiwa kepahlawanan kesiangan Lucas benar-benar berkobar saat ini.

Sementara di atas kudanya, Juan justru terusik akan gerakan takut-takut wanita di sebelahnya ini. Sadar jika telah terjadi sesuatu, Juan akhirnya mengerti dan langsung mengulurkan tangan ke arah wanita tersebut.

"Kau pasti bisa mengurus orang-orang ini, kan Luc?"

"Ya. Yang Mulia. Serahkan saja padaku."

"Bagus."

Setelahnya, Juan langsung menarik wanita itu ke atas kudanya dan membawanya pergi. Lucas akhirnya terlibat perkelahian dengan keempat orang itu.

Tidak perlu khawatir, Lucas lebih dari pada mahir.

"Kebiasaan mu ini masih belum berubah meski telah menjadi Putri Mahkota ya, Serenity?"

Benar. Wanita itu adalah Serenity. Mantan tunangan Juan. Entah apa yang terjadi atau yang baru saja wanita itu lalui sampai tubuhnya gemetar seperti ini. Juan terus melajukan kudanya menjauh sampai tudung di atas kepala Serenity tersingkap karena tiupan angin. Wajah Serenity yang ayu pun terlihat setelahnya.

Saat dirasa telah menemukan tempat yang tepat untuk memenangkan diri, Juan akhirnya menghentikan kudanya dan membantu Serenity turun. Tangan wanita itu benar-benar dingin di rasa dalam genggamannya.

"Apakah orang-orang itu menyentuhmu?"

Serenity langsung menggeleng tegas menjawab pertanyaan itu. "Terima kasih sudah menolong ku, Duke."

Juan diam menanggapi hal itu. Sejak kandasnya hubungan di antara mereka berdua, terbentang jarak yang begitu jauh. Mereka bahkan sudah tidak pernah lagi saling bertemu secara pribadi seperti ini. Entah sejak kapan bahkan panggilan Serenity untuk dirinya pun sudah berubah menjadi begitu formal.

"Seharusnya jika ingin menyelinap keluar Istana, kau bawa pengawal. Kau bukan lagi sekedar Putri seorang Duke. Kini, nyawamu bahkan bisa diincar oleh orang awam yang membenci anggota keluarga istana."

"Sebenarnya saya tidak sendiri. Tadi bersama dengan Thalia dan seorang pengawal pribadi. Tapi, saat di kerumunan tanpa sadar saya memisahkan diri dengan mereka." Serenity terlihat cemas sekali. Mungkin juga karena mengkhawatirkan pelayan dan pengawalnya.

"Sekali lagi terima kasih karena Anda telah menyelamatkan saya."

Serenity hendak melangkah pergi namun Juan dengan sigap langsung menahan salah satu lengan wanita itu.

I Became a bad DuchessWhere stories live. Discover now