48). Storm And Seasickness

1.6K 174 15
                                    

Kapal besar itu terombang-ambing diatas laut, sementara perasaan Saras masih campur aduk. Apalagi mual yang mulai menyerangnya karena mabuk laut.

Tidak jauh dari tempatnya duduk Araldi sedang berkumpul bersama teman-temannya sambil minum-minum. Bersulang dan membicarakan banyak hal dalam satu meja yang sama. Kapal yang menampung lebih dari 10 awak dan 500 penumpang itu diperkirakan akan tiba di Kekaisaran Leviathan esok lusa. Itupun jika tidak ada halangan dalam perjalanan pulang.

Araldi melirik ke arah Helena yang memilih duduk sendirian enggan bergabung dengannya dan teman-temannya.

Memutuskan menghampiri wanita itu, Araldi kemudian menempati kursi duduk tepat di sebelah wanita yang tengah melamun itu.

"Sepertinya akan ada badai?"

Wajah Helena yang sudah pucat kian memucat mendengar kabar itu. Araldi jelas menyadari raut serta ekspresi Helena yang kian pias itu.

"Kalau kau takut, lebih baik masuklah ke dalam bersamaku."

"Aku lebih takut dengan mu dari pada badai air laut."

"Oh ya?" Araldi menatap Helena dengan ekspresi tengil yang main-main. Sumpah siapapun yang melihat ekspresi itu pasti akan langsung kesal bukan main. "Padahal aku tidak punya niatan buruk."

"Sepertinya aku memang harus masuk ke dalam!" Helena berlari sambil membekap mulut meninggalkan Araldi yang menatap punggungnya dengan kening berkerut.

Tepat setelah itu gelombang air laut tiba-tiba datang menyerbu dari arah berlawanan, membuat semua awak kapal langsung berbondong-bondong mempersiapkan layar mereka.

Araldi kemudian masuk dan menutup pintu, tepat saat Helena keluar dari balik bilik dengan wajah pias.

"Kau mabuk laut?" Tanya Araldi, menghampiri Helena dan langsung menahan tubuh wanita itu yang hampir limbung. "Di luar sedang ada badai. Lebih baik beristirahat saja dulu."

"Bagaimana bisa?" Saras mengangkat wajahnya dan menatap Araldi dengan pandangan berkaca-kaca. "Di luar sedang ada badai dan di dalam sini aku mabuk laut. Bagaimana bisa aku beristirahat dengan kondisi begini?"

"Maafkan aku." Araldi kemudian mengangkat tubuh Helena dan membawanya menuju ranjang yang sudah di sediakan. Meskipun tidak bermaksud menempati satu ruang kamar yang sama dengan Helena diatas kapal ini, namun Araldi tidak keberatan kalau harus menemani wanitanya itu.

Saat merasakan ranjang yang empuk, Helena menatap Araldi yang tiba-tiba ikut naik dan membaringkan diri diatas ranjang yang sama dengannya itu.

"Araldi! Jangan mencari kesempatan dalam kesempitan!"

"Psssttt...." Araldi malah menarik dan mendekap Helena erat diatas ranjang itu. Badai diluar terdengar bergemuruh dan suara teriakan beberapa awak kapal pun terdengar. Membuat Helena yang takut malah mempersempit jarak dengan Araldi.

"Aku tidak mungkin melakukan hal terlarang terhadap mu selama kau tidak mengijinkan ku, Helena." Suara Araldi yang terdengar tepat di samping telinganya membuat bulu kuduk Helena merinding. Namun, Helena enggan menjauh dari delapan pria itu. Araldi bahkan langsung menutupi kedua telinga Helena dengan telapak tangannya yang besar itu.

"Tidur saja. Jangan dengarkan apapun."

Meskipun awalnya sulit, nyatanya Helena berakhir tertidur pulas di dalam dekapan pria itu.

***

"Yang Mulia Duke, maaf baru bisa mengeluarkan Anda dari sini."

Juan mengusap pergelangan tangannya sambil melangkah keluar dari dalam penjara itu, berkat Lucas yang berhasil menyusup masuk dan membuka borgol penjara—tentu saja.

I Became a bad DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang