23: Hidup Berumah Tangga

11K 531 9
                                    

🦋🦋🦋🦋

Dewa melenguh pelan saat sinar matahari menusuk kelopak matanya, ia merubah posisinya menjadi tengkurap dengan wajah yang ia benamkan pada bantal. Asmara yang baru saja membuka gorden pun menggelengkan kepala melihatnya, setelah itu kakinya melangkah mendekat pada kipas angin dan mematikannya.

"Kenapa dimatiin?" Dewa mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Asmara.

"Sudah siang tahu mas." Asmara menyibak selimut dan ia melipatnya.

Dewa tidak mendengarkan ucapan Asmara, pria itu kembali mencari posisi nyaman dan memejamkan kembali matanya. Setelah melaksanakan sholat subuh pagi tadi Dewa melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda, dan sekarang pria itu masih enggan meninggalkan kasur empuknya

Asmara duduk di sisi ranjang tepat di samping Dewa, ia menyentuh lengan keras sang suami dan menyadarkan kepalanya di bahu Dewa yang berbaring dengan posisi menyamping.

"Bangun mas, terus kita sarapan." Ucap Asmara sembari jari telunjuknya menekan beberapa kali pipi Dewa.

Dewa sedikit membuka matanya, ia melirik ke samping dan dapat dilihat wajah cantik Asmara dengan kedua bola mata menatap jari telunjuknya sendiri yang sedang menekan-nekan pipi Dewa.

"Ciuman selamat paginya mana sayang?" Pinta Dewa dengan suara serak khas orang yang baru saja bangun tidur.

Asmara tersenyum, ia tertawa kecil mendengarnya. "Buka dulu dong matanya." Ucap Asmara saat kedua mata Dewa kembali terpejam.

Dewa menurut, kedua bola matanya terbuka lebar dengan senyuman manisnya.

Satu kecupan mendarat di hidung bangir Dewa, namun pria itu masih belum puas. Ditariknya lengan Asmara agar kembali dekat dengannya.

"Yang ini belum." Dewa menunjuk sendiri bibirnya.

Asmara tersenyum geli, perempuan itu mencubit gemas hidung bangir suaminya. Kemudian Asmara mendekatkan wajahnya agar bisa mencium bibir Dewa, namun saat bibir mereka ingin bersentuhan Dewa sengaja memundurkan kepalanya. Pria itu terkekeh saat mendapati wajah Asmara yang berubah menjadi kesal seketika.

"Iss... Gitu ya? Yaudah!" Asmara menjauhkan tubuhnya, saat ingin berdiri tiba-tiba Dewa kembali menarik lengannya sehingga Asmara terjatuh di atas tubuh suaminya.

"Bercanda sayangku, sini cium." Dewa menangkup pipi Asmara dan mendekatkan wajah mereka sehingga terciptalah sebuah ciuman manis di pagi hari.

Setelahnya Asmara pun bangkit sembari menarik lengan Dewa agar pria itu segera meninggalkan ranjang.

"Mandi sana mas, biar aku siapin sarapan." Asmara mendorong pelan bahu suaminya yang masih duduk di atas ranjang.

"Kamu sudah mandi?" Tanya Dewa.

Asmara menganggukkan kepalanya. "Udah tadi."

Kedua mata Dewa menyipit, Dewa tidak mempercayainya. "Bohong."

"Kamu nggak lihat apa mas, baju aku beda sama yang dipakai semalam."

Seketika senyuman manis terukir dibibir Dewa, mendengar kata semalam membuat Dewa mengingat aktivitas panas yang membuatnya sangat puas.

Dewa Asmara | TamatWhere stories live. Discover now