Rasa pusing terus hinggap di kepalanya rasa-rasanya dia ingin mati sekarang juga, di tambah rasa lelah di batinya membuatnya bingung harus apa dia sekarang.Gadis dengan surai indigo itu melangkah menyusuri desa naga yang dibilang Deidara. Sendirian tanpa pantauan dia mungkin sudah gila, tapi dia merasa suntuk di dalam rumah kecil. "Harusnya sebelum pergi aku meminta untuk menyegel diriku saja. Ah! Aku lupa mereka belum tahu tentang penyucian yang mulai menghilang." Gerutunya sendiri.
Sebuah cahaya kilat mengarah padanya begitu cepat, dia segera menghindar, menatap bingung seseorang yang berdiri didepanya, rambut birunya berkibar dengan indah, sesaat cadar yang di wajahnya dilepas wajah cantik itu terlihat berkilau indah. Menatap takjub membuat orang itu tersenyum smirk.
"Jadi, kau gadis yang datang entah dari berantah." Dengan nada mengejek dia berjalan mendekat, memutari tubuhnya, saat berhenti di depanya dia menatap lekat wajahnya. "Dilihat dari manapun aku lebih sempurna." Lanjutnya.
"Dan bagaimana caranya, kau mendapatkan ketiganya?" Bertanya lagi dengan nada heran. Gadis di depanya sangat aneh dan juga sombong. "Aku ingin tahu kehebatanmu." Tangan lentik itu seketika sudah mencekiknya.
Hinata berusaha bernafas dengan memukul tangan gadis surai biru itu. "L-lepas!" Serunya dengan susah payah.
Bagh!
Hantaman seseorang dari belakangnya membuat cekikan itu terlepas. Gadis itu terjatuh sebagian rambutnya menutupi wajahnya. Dia meneloh kebelakang menemukan Yuji dengan raut datarnya seakan di matanya penuh emosi.
Suara sayup-sayup seperti pasir terserak. "Sialan! Berani sekali menyentuh wajah cantikku!?" Penuh amarah dia menatap Yuji, sebagian wajahnya rusak, namun secara ajaib luka itu berusaha menyatu, menutup luka di kulitnya.
"Kau melukainya, aku tidak suka itu." Tukasnya sengit. Secepat kilat dia melesat sudah ada di depan gadis itu, mencekik leher jenjangnya." Biarkan aku membuatmu merasakan cekikan." Lanjutnya.
"Hei! Hentikan?! Yuji?! Kubilang hentikan!" Berusaha berseru memintanya agar menghentikan.
Seolah tuli, tubuh gadis itu berubah sebagian tubuhnya menjadi naga. Menghantam tubuh Yuji dengan kuat, pertarungan terjadi membuat kaum dari mereka keluar menatap heran sekaligus takjub karena gadis itu begitu kuat. Begitupum Yuji yang tidak peduli dia hanya ingin membunuh gadis itu.
Deidara dan Obito berlarian dari arah lain. Mereka mendekati Hinata raut khawatir terlihat disana." Apa yang terjadi? Kenapa dia bisa keluar dan bertarung dengan salah satu kaum naga?" Obito bertanya dengan raut kesal.
"Kau baik-baik saja Hinata?" Deidara lebih menghawatirkan sang istri.
"Aku baik- baik saja, dia tiba-tiba terlihat marah saat gadis itu mencekikku." Mendengar itu Obito menghela nafas.
Suara tebasan didepan membuat ketiganya terkesiap. Orang lain masuk dalam pertarungan dengan tanpa pikir panjang dia menebas kepala Yuji. "Astaga!! M-mereka menebas kepala Yuji?!"
Sreek
Sreeek
Syuutt
Kepala itu menyatu kembali membuat orang-orang disana menatap takjub sekaligus takut.
"Monster!!"
Mereka mundur seketika.
Yuji tertawa keras membuat yang melihat heran, mereka pasti berfikir dirinya gila.
Yuji melesat melawan laki-laki berprawakan tinggi dengan surai abu. Dengan brutal pertarungan membabi buta. "Hentikan dia?! Atau kita yang akan mati!" Seruan Hinata menyentaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is A Monster 2
FantasyPerjalanan Hinata dengan kedua suami monsuta Obito dan Deidara, untuk mencari tahu siapa monster liar yang membantai desa Rabenda. Perjalanan dunia luar, yang berbeda dari desa monsuta membuatnya banyak bertemu mahluk lain yang belum pernah ia temui...