267 - [Paviliun Tianyin] Naga Melilit Pilar

233 20 5
                                    


Shi Mei pertama memberi Chu Wanning makan obat ajaib. Kemudian dia membungkuk dan jari- jarinya yang ramping dan lembut seperti sepuluh ular putih yang menyihir diselipkan di antara rambutnya yang sehitam tinta. Dia mengangkat bagian belakang kepala Chu Wanning dan menempelkan dahinya ke dahinya sendiri.

"Zhuang Zhoumeng (*), penjelmaan kupu-kupu, selalu menemani Chu Wanning..."

Shi Mei mengucapkan mantra, komat-kamit dan berbisik lembut, tapi tiba-tiba berhenti. Awalnya dia mengucapkan mantra ini dengan maksud menghapus beberapa ingatan Chu Wanning. Ini adalah salah satu mantra terbaiknya yang pernah dia gunakan pada Mo Ran sebelumnya. Tetapi karena jiwa Chu Wanning berantakan dan ingatannya masih dalam proses pemulihan, dia mendapati bahwa trik ini tidak berhasil pada Chu Wanning.

"Ini benar-benar gangguan." Shi Mei menutup mata, menghela napas, kemudian kembali membuka mata Sebuah cahaya sihir berlama-lama di mata bunga persiknya. Dia menggunakannya untuk menatap Chu Wanning, lalu mulai kembali melafalkan, "Zhuang Zhoumeng, penjelmaan kupu-kupu, selalu menemani Chu Wanning. Kemarin kau seperti air mengalir, mabuk di
gunung ini..."

Kali ini ada beberapa efek, tapi tidak sempurna.

Mantranya seperti batu besar yang dilemparkan ke kolam. Meskipun puluhan ribu riak akan memercik, akan segera kembali ke keadaan semula.

Tapi itu tidak masalah. Bagus Chu Wanning bisa melupakannya sebentar.

Dia tidak ingin pergi ke lautan keinginan dengan Chu Wanning, karena kepalanya masih dipenuhi niat membunuh.

Sayang sekali.

"Shizun, kau sudah tidur begítu lama. Sudah waktunya kau harus bangun."

Panggilan lembut ini seperti kutukan. Setelah beberapa saat, bulu mata Chu Wanning bergerak-gerak dan matanya terbuka.

Karena mantra Shi Mei, kesadarannya sementara menjadi kabur, menggantung di kehidupan sebelumnya, dan berhenti di waktu setelah kematian Shi Mei.

Pada saat itu, Chu Wanning telah sangat terluka. oleh Mo Ran yang dicintainya. Secara tidak sadar, dia selalu berpikir jika dia bisa mengubah peristiwa itu, semua akan lebih baik. Dengan demikian, perasaan jiwanya melacak kembali ke masa itu.

Namun, tiga jiwa dan tujuh roh manusia sangat menakjubkan. Saat ini tubuh Chu Wanning memiliki dua Jiwa Bumi, jadi meskipun disihir Shi Mei, pikirannya masih dalam kekacauan. Dia tampak seperti sedang bermimpi.

Dia telah kehilangan sebagian ingatannya dan masih bermimpi.

💜
"... Shi Mingjing?" "Ya." Suara Shi Mei sangat lembut, menekan perasaan tertentu, "Ini aku." Chu Wanning tampak sangat letih, demam tinggi membuatnya merasa sangat tidak nyaman. Dia
hanya menggumam tidak jelas sebelum kembali
menutup mata.

Shi Mei tahu bahwa dia sedang beradaptasi, jadi tidak terburu-buru dan menunggu dengan sabar di sampingnya. Setelah beberapa saat, dia mendengar Chu Wanning menghela napas dengan mata
terpejam, "Aku khawatir aku sedang bermimpi.
Syukurlah kau masih hidup."

Shi Mei tahu bahwa ingatannya telah berhenti setelah Keretakan Langit dalam kehidupan sebelumnya, tetapi tidak berharap dia akan memiliki reaksi emosional seperti itu. Hati Shi Mei tersentuh, ada beberapa kesedihan yang telah lama hilang.

"Kau tidak ingin aku mati?"

"... Kau masih sangat muda. Begitu banyak orang yang menyukaimu..." Chu Wanning berbisik, "Seharusnya bukan kau. Aku minta maaf..."

"Kalau saja itu aku, semuanya akan baik-baik saja. Setidaknya ada yang tidak akan terlalu sedih."
Kepahitan di hati Shi Mei menjadi lebih kental,
jantungnya yang telah mati kembali berdenyut. Perasaan ini ada saat pertama kali Chu Wanning mengantarnya pulang di bawah payung yang sama. Setelah merencanakan selama bertahun- tahun, orang-orang di sekitarnya mati atau tersebar

(212 - 311 ( + extra) The Husky and His White Cat ShizunWhere stories live. Discover now