SM 1

715 50 2
                                    


Arts High University




Chaeyoung





Aku adalah mahasiswi seni tahun ketiga. Jurusan yang ku ambil bukan sekedar ingin keren di mata orang lain melainkan menyalurkan hobi yang sudah ku geluti sejak berusia 10 tahun.

Hatiku sangat bahagia ketika sudah di hadapkan dengan kuas,cat air dan alat lainnya yang berhubungan dengan melukis. Semangat ku seperti di pacu layaknya yang sedang naik kuda, mengabadikan setiap momen yang terlihat di atas kanvas putih.

Dengan suara yang menenangkan dari permainan gitar akustik dari arah seberang kafe,pemandangan kampus hijau, di mana seseorang tengah bernyanyi dan  memainkan lagu terkenal dari film Love Story.

Satu,dua,tiga. Hanya dalam tiga detik aku telah jatuh cinta.

Seseorang yang tak sengaja ku lihat di taman kampus saat berpapasan dengannya. Tubuhku berbalik menatap punggungnya yang semakin lama semakin pudar dari pandangan. Siapa gadis itu? Memiliki tubuh tinggi semampai, rambut panjang tergerai indah berwarna hitam serta ciri khas potongan poni miliknya dan wajah cantiknya bak boneka Barbie hidup dapat membuat semua orang menggilainya.

Bahkan setelah kepergiannya hidungku masih dapat mengendus bau parfum yang menguar dari tubuhnya. Beraroma vanilla dan sangat lembut di indera penciuman

Beginikah rasanya jatuh cinta? Bahkan pada pandangan pertama? Wajah gadis itu masih terpatri jelas dalam memori ku dan untuk pertama kalinya aku tidak terlalu fokus melanjutkan lukisan ku yang tertunda tempo lalu.

°°°

Aku melihat gadis yang telah membuatku jatuh cinta sedang  duduk di luar jendela kelas seni. Dengan terburu-buru aku meraih perlengkapan dan tidak mengalihkan  matanya darinya, aku mengambil posisi di dekat jendela sehingga bisa memandanginya.

Aku terus men-sketsa wajah cantiknya yang terlihat seperti Barbie bahkan dari kejauhan. Jemariku sangat lihai mendeskripsikan semua pergerakannya yang tengah duduk di atas bangku panjang dan berada di bawah pohon rindang. Aku begitu asyik dalam melukis hingga tak sadar dia telah pergi. Aku keluar dari dalam kelas untuk mencarinya, berlarian dari lantai dua bak pencuri yang sedang di kejar oleh aparat polisi.

Nafasku tersengal dan sedikit kecewa karena tak dapat melihat gadis itu lagi hingga tanpa sadar aku menabrak seseorang dan mengakibatkan semua buku yang dia bawa berserakan ke jalan.

Aku membantu gadis itu mengambil semua barang-barangnya, tapi mataku tak berkedip saat menatapnya.

Aku menjadi canggung saat orang yang tengah ku cari tadi adalah gadis yang baru saja ku tabrak. Berusaha mencoba memulai pembicaraan,tapi aku tak ak bisa mengeluarkan sepatah katapun saking gugupnya.

Aku berdiri dan memandangi wajahnya yang sangat cantik, jauh lebih cantik jika di tatap lebih dekat seperti ini.

Tiba-tiba jantungku mulai berdetak tak karuan saat dia menatapku kembali. Aku jadi kikuk dan salah tingkah hingga akhirnya menahan pergelangan tangannya.

"Umm?"

"Huh?" Wajahnya bingung karena tanganku yang tertahan.

"Lupakan saja" aku menyunggingkan senyuman kaku dan segera melepas tangan, mengurungkan niat untuk berkenalan dengannya.

Gadis itu pergi. Dan aku baru menyadari bahwa aku telah kehilangan sebuah pensil akibat berlarian tadi. Tubuhku menunduk,mengambil benda itu yang tergeletak di atas rumput kecil dan aku juga menemukan sebuah buku bersampul warna kuning.

Aku menemukan buku gadis itu, dari situlah aku  mengetahui namanya yang ditulis didalamnya.

Namanya adalah Lalisa Manoban.

SOMETHING [CHAELISA]☑️Where stories live. Discover now