SM 5

206 27 7
                                    

Chaeyoung

Aku lebih memilih diam dan menunggu siapa gadis yang akan di kencani oleh Jisoo. Sedari tadi perasaanku tak menentu semenjak Seulgi memberikan clue siapa orang itu.

Sesekali aku meremas jemariku yang sedikit keringatan,kakiku bahkan tak mau diam. Perasaan gelisah apa ini?

"Kami tidak terlambat,kan?" Jennie datang dengan membawa dua gadis di belakang punggungnya.

Gadis yang satunya masih enggan menampakkan wajahnya,seolah enggan untuk memperlihatkan kecantikan yang dia miliki.

"Ini dia gadis-gadis cantik dari kelas ku" Jennie bergeser sedikit hingga wajahnya yang sangat ku kenali tampak malu-malu di belakang.

"Lisa?" Batinku.

Reaksi ku sedikit berlebihan dengan berdiri tegak dari tempat duduk. Mataku membulat sempurna saat wajah itu masih menunduk ke bawah.

"Sangat sulit membujuknya kemari" Jennie merangkul Lisa dari samping dan gadis itu hanya tersenyum simpul.

Wajah Lisa menengadah ke atas hingga mata kami saling beradu pandang satu sama lain selama beberapa menit.

Lisa seperti ingin tersenyum saat menatap padaku tapi dia hanya diam karena sikapku yang termangu.

Aku menelan ludah susah payah berharap pemandangan yang ku lihat sekarang adalah sebuah mimpi.

"Akhirnya aku bisa bertemu denganmu. Park Chaeyoung" gadis lainnya menyapaku dengan ramah.

"Senang bertemu denganmu" ucapnya lagi.

Kepalaku tertunduk sebagai bentuk kesopanan dan sekilas melihat Lisa lagi yang tengah berdiri di depanku. Dalam situasi seperti ini aku tak terlalu pandai berbasa-basi dengan orang asing. Bahkan di lingkup pertemanan,aku lebih suka mendengarkan di banding membuka bahan obrolan.

"Kita kebetulan bertemu lagi"Jisoo tak mau kalah dengan menyapa Lisa.

"Kita harus pergi menonton film" ajak Jisoo dan melemparkan senyuman manis pada gadis poni itu.

Jantungku berdenyut melihat keakraban Jisoo dan Lisa layaknya sudah saling mengenal lama. Sejak kapan mereka dekat seperti ini? Segala bentuk pertanyaan bersarang di kepala hingga membuatku pusing dan mataku berkaca-kaca tapi berhasil ku tahan.

"Hah?" Lisa sedikit terkejut dan melirik ke arahku.

Hal yang menyedihkan tentang cinta rahasia adalah kamu menderita sendirian setelah semuanya berakhir

Mencintai seseorang dalam kegelapan itu seperti suguhan yang sangat mengasyikkan setiap setelah makan. Kamu bisa hidup tanpanya, tetapi itu membuat hidup lebih menyedihkan.

Aku lebih suka menghancurkan hatiku sendiri dengan tidak memberi tahu betapa aku mencintainya.

Setelah Lisa memperkenalkan dirinya,Jisoo bertanya banyak hal termasuk tentang film itu. Jisoo bahkan tidak memberikan Lisa kesempatan untuk menjawab ketika dia mengatakan bahwa mereka sudah berjanji untuk melihat film bersama-sama jika mereka bertemu satu sama lain lagi

Untuk memenangkan hati Lisa,Jisoo  mencuri kalimatku dengan mengatakan  cinta datang dari hati. Dan itu berhasil membuat pipi Lisa merona seketika.

Lagi,aku menundukkan wajah kebawah meredam rasa sakit hati yang perlahan menusuk relung jiwa ke dalam dasar dan membuat lukaku semakin menganga lebar.

Entah Lisa menyadari kediamanku atau tidak,aku merasa itu sudah tidak penting lagi. Hatiku patah seluruhnya mengetahui fakta yang sebenarnya bahwa Jisoo menyukai gadis poni itu. Siapapun pasti dapat melihat jelas bagaimana sikap Jisoo yang memperlakukan Lisa dengan begitu lembut.

Karena ini kencan dadakan dan kami yang beranggotakan Jennie, Jisoo, Seulgi, Irene,Lisa dan aku, salah satu dari mereka menyarankan mengadakan permainan dengan meletakkan barang bawaan ke atas meja. Siapa yang terpilih maka orang itu yang akan jadi pasangannya dan pergi berkencan.

Aku meletakkan pensil yang sering ku bawa, Jisoo meletakkan sebuah plester berwarna-warni, Seulgi juga melakukan hal yang sama.

Mata Lisa langsung terpaku pada pensil yang sudah tergeletak di atas meja,hatiku langsung bersorak gembira saat jemarinya perlahan mendekat dan menggenggam benda itu. Lisa juga tersenyum dan menatap ku lebih lama.

"Wah, kebetulan lagi! Itu punyaku" seru Jisoo dan dia langsung menyenggol pahaku agar aku mengalah dengan membiarkan Lisa menjadi teman kencannya.

Raut wajah Lisa langsung berubah sedih saat aku mengangguk setuju. Jujur aku jadi tak tega melihatnya seperti itu.

Lisa menatap tajam padaku seakan menyiratkan bahwa benda yang dia pilih adalah milikku tapi aku hanya mampu terdiam.

"Aku masih ada kerjaan" aku segera berdiri dan pergi dari situasi yang tak menyenangkan ini.

Aku tidak akan mampu bersaing dengan siapapun terlebih lagi itu adalah Jisoo, sahabatku.




°°°



Dua Minggu sejak kejadian itu ,aku enggan untuk sekedar kumpul-kumpul dengan Jisoo dan teman lainnya. Hatiku masih merasakan perih yang teramat dalam melihat kedekatan Jisoo dan Lisa yang semakin lama semakin intens.

Keduanya sering berduaan di taman,di perpustakaan dan sepertinya Lisa bahagia dengan semua yang di berikan oleh Jisoo.

Termasuk hari ini,Jisoo sedang memberikan sebuah bunga padanya dan aku hanya mampu mengintip di balik pohon besar layaknya seorang pencuri.

Apa yang akan Jisoo katakan tentang Lisa?

Lisa suka memandang musim semi dan bunga Gypsophila. Dia juga menyukai lagu melow.

Lisa adalah gadis yang disukai oleh sahabatku.

Waktu itu aku bahagia karena Lisa. Aku jadi sedih juga karena dia.

Tanpa sadar air mataku menetes begitu saja dan membasahi wajah. Mengusapnya secara perlahan dan tetap menyaksikan kemesraan antara Jisoo dan Lisa dari kejauhan.

Mengubur rasa cinta ini dan membiarkan Jisoo bahagia bersama Lisa adalah langkah yang tepat.

Rasa sakitnya mungkin masih terasa tapi itu semua perlahan akan menghilang seiring waktu,bukan begitu?

Entahlah,aku juga merasa tak yakin.




°°°




Chaeyoung ah🥲🥺

SOMETHING [CHAELISA]☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang