Chapter 14

229 35 3
                                    

Seraya mendorong kursi roda yang di duduki Jisoo,Jennie membawa masuk ke dalam ruang rawat Jisoo. Sejak kedatangan nya Jisoo tampak hanya diam,Jennie sesekali mengembuskan napas berat.

"Aku akan membantu mu-".

"Kenapa kembali?".

Jennie yang hendak menyelesaikan kalimatnya seketika terhenti kala Jisoo menyela ucapan nya. Kening Jennie mengerut tidak mengerti atau pertanyaan yang Jisoo berikan padanya. Kuris roda itu belum sepenuhnya mendekati ranjang. Jennie beralih beralih berjalan menghadap Jisoo.

"Tidak seharusnya kau kembali". Jisoo berujar kembali, tatapan nya ia alihkan ke arah lain,gadis itu seakan tidak berani menatap mata Jennie.

Jennie semakin tidak mengerti maksud dari ucapan Jisoo,gadis itu berlutut di hadapan Jisoo.

"Chu aku-".

"Tidak seharusnya kau kembali Jendeugk,tidak seharusnya kau kembali pada orang yang hanya akan membuat mu menderita!". Papar Jisoo,gadis itu menoleh memberanikan diri menatap Jennie yang tengah menatap nya dalam.

"Kau seharusnya pergi ke Amerika,dan tidak perlu kembali. Sudah cukup kau menderita karena aku. Apa yang kau harapkan dari wanita seperti ku?!aku hanya menjadi beban besar untuk mu. Apa kau sadar itu?!".

Jennie terdiam,gadis itu cukup mengerti apa yang di maksud dari ucapan Jisoo padanya. Sebisa mungkin Jennie menahan dirinya untuk tidak terpancing emosi, karena saat ini gadis nya itu hanya tengah putus asa terhadap nya, menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang telah di pilih nya.

"Sudah?sudah bicaranya?". Dengan lembut Jennie berucap, menatap dalam kedua mata teduh Jisoo.

Jisoo terdiam,kedua mata nya memanas, menatap kedua mata Jennie di hadapannya. Melihat diam nya Jisoo,Jennie menduga jika gadis itu sudah berhenti bicara.

"Sekarang dengar kan aku". Nada suara Jennie kini penuh penekanan. " Apa kau mau aku ke Amerika?jawab dengan jujur". Tanya nya.

Jisoo tertegun mendapatkan pertanyaan yang di ajukan Jennie,kini hati dan pikirannya berperang untuk menjawab pertanyaan tersebut.

"Ne".

Dada Jennie mulai terasa di hantam mendapatkan jawaban singkat dari Jisoo. "Kau benar-benar menginginkan aku meninggalkan mu ke Amerika Chu?". Jennie kembali mempertanyakan hal yang sama akan kepergian nya,ia mencoba menyakinkan jawaban dari Jisoo.

Pandangan Jisoo kini tertunduk,ia sungguh tidak bisa menahan tatapan Jennie padanya yang begitu memancarkan kesakitan oleh dirinya.

"Tatap mata ku Kim Jisoo." Nada suara Jennie kembali penuh penekanan, memerintah.

Alih-alih menuruti perintah Jennie,Jisoo beralih mengalihkan pandangannya ke arah lain membuat Jennie menahan kekesalan.

"Kim Jisoo".

"Ne!!". Seraya beralih menatap Jennie,gadis itu berteriak di hadapan Jennie,air mata nya sudah terlihat membendung di kedua pelupuk matanya.

Jennie sontak di buat terdiam, dalam benak nya mempertahankannya apakah Jisoo benar-benar menginginkan kepergian nya?.

"Bohong jika aku mengatakan hal itu. Aku tidak ingin kehilangan mu,aku tidak ingin kau jauh dari ku. Aku tidak ingin kau pergi!,aku hanya ingin kau di sampingku. Tapi apakah aku egois jika meminta semua itu Jen? sedang aku adalah beban besar untuk mu,kau menderita karena aku?kau mengorbankan apa yang kau miliki hanya untuk wanita berpenyakitan seperti ku?!".

Seiring kalimat nya Jisoo ucapakan,air mata nya pun ikut mengiringi menetes membasahi kedua pipinya. Menyadari semua itu membuat ia merasakan dadanya sesak juga sakit pada hatinya.

365 DaysWhere stories live. Discover now