13. Macaroon

49 11 0
                                    

"Kak Cecil?"

Cecil yang baru saja keluar dari coffee shop terkejut mendengar seseorang memanggil namanya. Hugo kini berdiri disampingnya yang semakin membuatnya terkejut.

"Loh, ngapain masih disini?" Tanya Cecil.

"Nungguin kak Cecil." Jawab Hugo tersenyum.

"Kayaknya udah dari tadi lo keluar dari sini kan? Ada yang ketinggalan?" Tanya Cecil lagi.

Hugo hanya tersenyum kemudian menjawab, "Enggak kak, gue nungguin lo selesai kerja."

Cecil menatap Hugo, seolah mengerti dari raut wajah Cecil, Hugo kemudian memberikan sekotak macaroon yang ia dapatkan tadi.

"Buat lo aja."

"Ini kan dikasih ke elo, Go."

"Ya udah, gue kasih ke elo."

"Eh tapi kan.." Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Hugo kembali berkata. "Gue mau kasih ke elo. Gue gak begitu suka macaroon."

Cecil menatap Hugo sebelum menerima macaroon itu. "Makasih ya."

Hugo mengangguk kemudian berkata, "Ayo gue anter pulang kak?"

"Eh enggak usah." Jawab Cecil bersamaan dengan mobil yang berhenti di depan keduanya.

Hugo menoleh, ia hafal betul mobil itu. Mobil yang dahulu setiap hari ia lihat dirumah ayah tirinya. Mobil yang dikendarai Juan, saudara tirinya.

Juan turun dari mobil, menatap Cecil dan Hugo bergantian. "Ayo, Cil." Ajak Juan kemudian kembali masuk kedalam mobilnya.

"Gue pulang dulu ya, Go. Makasih buat macaroonnya." Pamit Cecil pada lelaki yang menatapnya seraya tersenyum itu.

Hugo memperhatikan mobil Juan hingga mobil itu menjauh dari pandangannya.

"Ngapain Hugo disana?" Tanya Juan.

"Tadi nongkrong sama temen-temennya." Jawab Cecil. Juan melirik Cecil yang tengah memegang kotak macaroon seperti yang ia dapatkan dari gadis tadi, kemudian kembali bertanya.

"Lo beli macaroon juga?"

Cecil menatap macaroon dalam genggamannya dan Juan bergantian sebelum menjawab. "Oh ini dikasih Hugo."

Juan hanya mengangguk walau sebenarnya dalam hatinya ia penasaran mengapa Hugo memberikan Cecil macaroon karena sepengetahuannya, mereka tidak dekat.

"Gimana?" Tanya Cecil tiba-tiba.

Tidak mengerti apa yang dimaksud Cecil, Juan balik bertanya seraya menoleh menatap Cecil. "Gimana apanya?"

"Cewek yang tadi. Udah lo hubungin?"

"Enggak lah ngapain." Jawab Juan.

Mendengar jawaban Juan, Cecil tersenyum tipis tanpa sepengetahuan Juan.

Mobil Juan memasuki pekarangan rumahnya, bersamaan dengan Yafis yang baru saja turun dari mobilnya.

"Lah, baru pulang juga nih anak." Ucap Yafis saat melihat Juan dan Cecil turun dari mobil.

"Telat lo." Ucap Cecil membuat Yafis melihat jam tangannya.

"Kalian juga telat." Ucap Yafis tidak mau kalah.

"Kan gue bareng tuan rumah." Sanggah Cecil.

"Tuan rumah harus memberi contoh yang baik." Cibir Yafis tidak mau kalah.

"Ribut aja udah malem." Ucap Juan menghentikan perdebatan Cecil dan Yafis.

"Apaan tuh?" Tanya Yafis saat melihat macaroon yang dibawa Cecil.

Live Together With Or Without Love?Where stories live. Discover now