SENTA 10

53 18 25
                                    

"Hukuman apa yang layak untuk seorang penindas?"

❃.✮:▹𝓱𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓻𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰◃:✮.❃

***

"Gue mau bilang... "

Zoya menaikkan satu alisnya sedangkan zarra penuh dengan tampang menyelidik.

Rayyan menghela napas berat, mengatakan sejujurnya pada zoya dan terlebih ada zarra? Sungguh ini sangat berat baginya.

Rayyan menatap kedua orang di sampingnya, "Besok adalah pemilihan donatur baru dan kedua orang tua Amora juga ikut andil terlebih kedua orang tua amora akan membahas masalah kemarin. Dan parahnya lagi kedua orang tua Amora tidak ingin tersingkir dari deretan donatur"

Zarra dan zoya membulatkan matanya. Bukankah pemilihan donatur lusa, tapi kenapa di majukan?. Zarra dan zoya saling memandang.

"Gue gak tau apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi gue bisa mastiin, kedua orang tua amora akan membawa pengacara biar apa? Biar mereka bisa tetap jadi donatur" Lanjutnya.

"Gue heran sama amora, dia hidupnya itu kenapa dah? Kek pengen banget gitu bisa di posisi zoya and nyokap bokapnya amora juga kek serakah amat" Sahut zarra.

Rayyan menghela napas kembali, ia mengambil ponsel di sakunya lalu menyalakannya. Terlihat dirinya mengotak-atik ponselnya. Lalu ia memperlihatkan sesuatu pada zoya dan zarra.

"Nama bokap lo Derandra? Kalau iya, bokap lo jadi salah satu deretan donatur baru. Mungkin sekarang bokap lo udah dapat undangan" Kata rayyan

Zoya membulatkan matanya, kenapa harus papa, batinnya.

"Terus papa harus apa?" Tanya zoya dengan polos.

Zarra memutar bola malas mendengarkan pertanyaan polos dari sahabatnya ini, "ya harus jadi donaturlah zoy, ya kali om Derandra jadi kepsek, heran gue"

"Ada yang lebih berbahaya dari apa yang gue beri tahu, dan guru guru berharap besar sama bokap zoya" Ucap rayyan dengan serius.

"Apaan tuch?" Tanya zarra dengan kepo

Akhirnya zarra dan zoya mendekat, terlihat mereka diberi tahu sesuatu oleh Rayyan.

***

Sampai di depan rumah zoya, zoya buru buru membuka gerbang rumahnya. Di susul oleh zarra dan lain lainya terlihat juga ada rayyan dan teman temannya, tak lupa juga bu ranti yang ikut ke rumah zoya.

Setelah gerbang terbuka zoya lari dengan tergesa-gesa, ia membuka pintu rumahnya, "assalamualaikum buna, papah" Teriaknya.

Audrey dan Derandra yang mendengar teriakan zoya pun menghentikan aktivitas nya masing masing di dapur.

"Suara zoya pah" Kata audrey. Derandra mengangguk, lalu ia beranjak dari duduknya di susul oleh audrey yang langsung memberhentikan cuci piringnya.

Zoya berlari mendekati Derandra dan audrey yang baru keluar dari arah dapur. Zoya menyalami kedua orang tuanya. "Ada apa nak?" Tanya Derandra heran.

Lalu tak lama kemudian personil zoya pun memasuki rumah zoya.

"Assalamualaikum pak Derandra dan bu audrey" Sapa bu ranti sambil menyalami kedua orang tua zoya.

Senja Cinta Yang Terlupakan (On Going) Where stories live. Discover now