Hangat Dalam Sendu

341 63 7
                                    

❝ Pada akhirnya, memoles cengkerama dalam sendu yang luar biasa, mampu menumbuhkan setitik rasa bahagia pada seseorang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada akhirnya, memoles cengkerama dalam sendu yang luar biasa, mampu menumbuhkan setitik rasa bahagia pada seseorang.

🌊

"I ... kut ...."

"Jangan ...."

Berulang kali Shaka mengucap hal serupa, sebab Bima pun tak henti-hentinya meracau tidak jelas. Mulai dari ingin ikut, menyuruh seseorang itu menunggu, dan hal ambigu lainnya yang membuat Shaka mati-matian menahan air mata. Bahkan Roni dan Dian saja sudah tersedu dalam diam.

"Jangan sekarang, Bim .... Ikut gue, jangan mereka!" tuntut Shaka.

"Yah ...."

"Om Farhan nunggu lo buat bangun. Jangan kemana-mana dulu, temenin beliau dulu, jangan pergi dulu, Bima!" Shaka menarik nafasnya yang sesak akibat isakan yang perlahan menguar.

"Kita belum kumpul berlima lagi, Bim .... Kita belum wujudin wishlist kita yang lain. Jangan dulu ...." Shaka mulai terisak hebat di samping daksa Bima.

Nafas Bima mulai tenang, keringat dingin yang mengucur deras juga mulai mereda. Racauannya telah berhenti semenjak kalimat terakhir Shaka lontarkan. Cengkraman tangannya pada Roni pun juga perlahan mengendur. Namun setelah ia tenang, bulir bening justru menetes dari sudut matanya. Bersamaan dengan terbukanya kelopak mata indah itu.

"Ka .... Bima bangun, Ka!" Dian memekik heboh kala menyadari sorot sayu Bima mulai memancar.

Lantas Shaka mendongak, menatap wajah pucat Bima hingga mata mereka bertemu setelahnya. Sorot tulus nan sayu itu, seakan tengah mengucapkan beribu ujaran terimakasih untuknya.

"Ma ... kasih ...." lirih Bima dengan susah payah.

Bukannya mereda, isakan Shaka justru menjadi-jadi karena itu. "Bima .... Makasih udah mau balik. Makasih udah nolak ajakan mereka ...." ucap Shaka yang hanya dibalas senyum tipis dari Bima.

"Ayah ... mana?"

Shaka yang masih setia dengan isakannya pun menghapus paksa air matanya yang mengucur deras, "ada di luar, gue panggilin. Lo jangan pergi," jawabnya dengan suara bergetar.

"Iya ...."

Setelahnya, ketiga pemuda itu pun melangkahkan kakinya menuju pintu ruangan. Kemudian keluar dari sana untuk memanggil Farhan seperti yang dipinta Bima barusan. Terlihat disana Farhan beserta Azzam tengah terdiam dengan rute pemikiran masing-masing. Dan entah kenapa, Shaka kembali menangis hingga membuat Farhan bangkit dan merengkuhnya dengan jutaan rasa cemas. Tak pernah ia melihat Shaka menangis hingga sembab begini.

Ombak Bintang || TXTWhere stories live. Discover now