4.🍀LUCIFER.🍀

200 19 0
                                    

"Bibir lue manis" gumam Jendral.

"Apaan sih" gumam Amanda.

"Sudah tenang" tanya Amanda.

"Sudah" sahut Jendral.

   Jendral mengambil bando Amanda dan menaruh di baju sekolah nya.

"Kak jangan nanti kamu malu loh" ucap Amanda.

  Jendral mengelus rambut Amanda dengan gemas.

"Lue manis cantik" ucap Jendral.

"Terima kasih pujiannya" sahut Amanda.

"Kak, boleh bantu aku" tanya Amanda.

"Apa" tanya Jendral dan mengambil tangan Amanda dan mengecupnya.

"Bawa kabur Bunga kak, gadis itu sangat takut sekali tinggal dirumahnya" sahut Amanda.

"Nanti gue suruh Darren membawa kabur Bunga" sahut Jendral.

"Terima kasih pangeranku" ucap Amanda dan mengecup dagu Jendral dan berlari ke kelas nya.

   Jendral pun hanya mengikuti Amanda dari belakang dan menelpon sahabatnya.

"Ada tugas untuk lue, ajak Calvin dan Dalvin juga karena tugas ini sangat berat untuk lua" ucap Jendral.

".... " tanya seberang sana.

"Bunga Syahputri, jaga adek gue" suruh Jendral dan mematikan hapenya.

"Maaf, belum saat nya lue bahagia sayang" bathin Jendral saat melihat Darren membawa kabur Bunga.

"Bro" panggil Arjuna.

"Apa" sahut Jendral.

"Dia sudah kami buat tak berdaya" sahut Arjuna.

"Lalu tugas Alfian" tanya Jendral.

"Mungkin dia sudah berhasil mengalahkan mereka" sahut Arjuna.

"Gue harap Darren dan Calvin maupun Dalvin bisa mengambil sesuatu di negara orang" ucap Jendral.

"Dan membiarkan adek lue menderita lagi" tanya Arjuna.

"Sebetulnya gue bisa saja mengambil Bunga dari mereka tapi paman Nuel mau Darren yang membawa kabur Bunga" sahut Jendral.

"Gue percaya apa yang lue katakan Jendral. " sahut Alfian.

"Serius amat sih kalian cakap" sahut Reza.

"Biasa pak bos galau" sahut Arjuna.

   Jendral tak sengaja melihat Amanda keluar dari kelasnya bahkan gadis itu sesekali bergumam tidak jelas.

"Bando siapa tuh" tanya Reza.

"Manda" sahut Jendral.

  Sedangkan Amanda duduk di salah satu kursi sekolah dan menatap surat panggilan orang tua.

"Bagaimana ini" bathin Amanda.

"Aku tidak mau papah dapat masalah" bathin nya.

   Air matanya menetes karena ingat perlakuan papahnya pada nya

"Mah, aku kangen, aku harus bagaimana" bathin Amanda.

"Jika papah tau kalau aku tidak bisa membayar sekolahku pasti dia mengejekku" ucap Amanda.

"Amanda" panggil seorang pria.

"Papah" sahut Amanda.

"Ada masalah" tanya Arsen pada anaknya.

  Amanda menyalim telapak tangan papahnya dan memberikan surat pada Arsen.

"Maaf" gumam Amanda.

"Maafkan Manda pah, Manda tidak berhasil menjadi putri yang papah mau" sahut Amanda.

"Kenapa kamu tidak meminta uang pada papah hm, biar papah membayar semua kebutuhan mu" tanya Arsen.

"Manda tidak mau papah ada masalah" sahut Amanda.

"Sayang, kamu itu putri papah, anak hasil dari pernikahan papah dengan mamahmu dan kamu masih tanggungjawab papah" sahut Arsen.

"Papah tidak mau tau papah mau kamu pulang kerumah dan istirahat" ucap Arsen dan mengelus wajah anaknya.

"Papah masih menyayangimu jika kamu pulang papah akan menuruti semua kemauanmu"ucap Arsen dan menuju ke ruang kepsek.

"Aku mau pulang pah, tapi aku tidak enak dengan kak Yunda" bathin Amanda.

Cup.

   Amanda merasakan kecupan manis di dahi nya dan menatap Jendral dengan senyuman manis.

"Sesuai keinginan lue Bunga adek kesayangan lue udah dibawa kabur oleh Darren" ucap Jendral.

"Syukur lah kalau dia sudah menjauh dari keluarga nya" sahut Amanda.

  Jendral pun menepuk kepala Amanda dan mengecup pipi gadis itu.

"Gue ajak lue kerumah gue, mamah gue mau melihat gadis yang gue lindungi" sahut Jendral.

"Tante Bianca" sahut Amanda.

   Jendral hanya mengangguk saja kedua pun menuju ke kelas masing masing bahkan Jendral hanya menatap langit biru diluar jendela entah apa yang dipikirkan oleh Jendral tanpa menyadari kalau sahabat nya melihat gelagatnya.

Vote yayaya..

LUCIFERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang