5.🍀LUCIFER🍀

89 18 1
                                    

=Lucifer kembali up maaf udah lama nunggu=>

Masih di kawasan sekolah pukul 11;45 wib di area kantin.

Kini Amanda sedang duduk dikantin dirinya bersama dengan Jendral bahkan gadis itu sedang asik meminum jus nya.

"Suka" tanya Jendral.

"Sangat suka" sahut Amanda.

"Lepas ini kita pulang" ucap Jendral.

"Kenapa kita pulang bukannya kita masih ada jam sekolah" tanya Amanda.

"Guru rapat" sahut Jendral.

"Oh rapat ohya dimana sahabat mu" tanya Amanda.

"Tuh" tunjuk Jendral dengan dagu nya.

  Benar saja Arjuna, Fion,Fian, Reza bahkan Andre dan Andrean asik dengan game masing masing.

  Amanda hanya mengangguk saja dan melanjutkan makanannya.

Setelah seharian bersama Jendral kini Amanda benar benar dirumah kediaman William yang tak lain kediaman Jendral.

"Assalamu'alaikum" ucap Jendral dan membuka pintu dan menatap masam pada ayahnya.

"Baru pulang" ucap Jhonatan.

"Anak baru pulang bukan disuruh masuk malah berdiri disitu" celetuk seorang wanita.

"Walaikum salam Jendral, mana janjimu katanya kamu bawa calon menantu mamah" ucap Bianca.

  Jendral menyeret lengan Amanda dihadapan mamahnya.

"Ya allah, cantik banget sih kamu" puji Bianca.

"Mas, minta ATM mu" ucap Bianca.

"Untuk apa" tanya Jhonatan.

"Beri saja, aku mau poles menantu kita" sahut Bianca.

   Amanda hanya melotot maksudnya menantu bahkan dirinya dan Jendral tidak ada hubungan apa apa.

"Pokoknya papah meminta restu pada om Arshen untuk menikahi putrinya dengan ku kalau tidak mau siap saja kalian akan mendapatkan cucu" ucap Jendral.

  Jendral memberikan telapak Amanda pada mamahnya.

"Aku sudah membawanya pada mamah jadi mamah tidak membawa jalang itu padaku" ucap Jendral dan meninggal keluarga.

"Sayang, ayo masuk terus kamu mandi ya" suruh Bianca.

"Tapi aku tidak tau kamar dimana aunty" sahut Amanda.

   Bianca pun membawa calon menantu nya ke kamar gadis itu setelah mendapatkan Atm sang suami.

  Sedangkan Jendral hanya menghela nafasnya cowok bernetra safier itu menatap sebuah poto yang menarik perhatian.

"Dek, abang sudah membawa Amanda kerumah kita, abang sudah janji sama kamu untuk melindungi Amanda dan Bunga" ucap Jendral dan mengelus poto itu.

"Abang akan membalas semua sakit yang kamu rasakan pada ular itu dan juga menyakiti hati Amanda" ucapnya lagi.

"Bahagia disana ya sayang" bathin Jendral dan menintikkan air matanya karena adiknya meninggal didepan nya karena menolong Bunga.

"Olivia Jansen siap siap saja neraka akan datang" bathin Jendral.

"Abang" panggil Jhonatan.

"Iya pah" sahut Jendral.

"Ingin membalasnya " tanya Jhonatan.

"Iya, sudah cukup kesabaranku selama ini pah, Utari meninggalkan kita semua saat jalang itu membunuh Bunga" sahut Jendral.

"Jangan sakiti Bunga dan Amanda nak, karena Utari sangat menyayangi keduanya Utari menyerahkan kedua organ tubuhnya pada Bunga dan Amanda, papah harap Darren membahagiakan Bunga" ucap Jhonatan.

"Aku yakin pah, Darren bisa membahagiakan nya kini giliran ku menjaga Amanda" sahut Jendral.

"Jaga calon menantu papah" ucap Jhonatan dan menelus rambut putra nya itu.

"Papah ada di samping mu nak jangan bimbang untuk memberitahu pada papah" sahut Jhonatan.

"Papah yang terbaik" puji Jendral.

   Jhonatan pun hanya mengangguk saja biarkan anaknya membalas atas kematian putrinya ya Jendral mempunyai adik selain Bunga.

   Utari Jhonatan putri adalah gadis yang lemah lembut dan penyayang harus mati ditangan Olivia karena melindungi Bunga sang sepupu dari bahaya.

   Jendral menuju kekamar Amanda berada dan benar saja gadis itu sedang asik belajar.

"Cantik" panggil Jendral.

"Iya kak" sahut Amanda.

   Jendral mengunci pintu kamar dan menuju ketempat Amanda, Jendral mengangkat tubuh Amanda membuat gadis itu terkejut.

   Jendral pun menaruh tubuh Amanda dengan lembut dan dirinya pun jatuh dipelukan Amanda.

"Hangat" gumam Amanda.

   Jendral mengeratkan pelukannya berharap gadis dipelukannya itu nyaman pada nya.

"Kamu masih ingat dengan Utari sayang" tanya Jendral.

"Tentu ingat, aku harap dia ada disisi kita" sahut Amanda.

"Sudah jangan diingat lagi bagaimana kita buat sesuatu yang bergairah" ucap Jendral dan membalikkan tubuhnya diatas tubuh Amanda.

"Maksudnya" tanya Amanda.

   Jendral menyibak baju Amanda dan mengelus perut datar itu.

"Gue harap ada janin gue disini" sahut Jendral.

"Mesum" gumam Amanda.

"Jika lue memang niat mengoda gue siap siap lue mengandung anak gue ingat itu sayang" sahut Jendral.

   Dengan geram Jendral membuka celana dalam milik Amanda dan sudah tertampang vagina mungil itu.

"Jangan" gumam Amanda.

   Amanda menutup milik nya Tapi Jendral malah memindahkan tangan Amanda.

"Beautifull girl" puji Jendral.

"Masih rapat, gue harap lue tidak memberi izin orang menyentuh lue ingat itu" sahut Jendral.

"Jangan posesif" sahut Amanda.

"Gue posesif karena takut kehilangan lue lagi" sahut Jendral.

"Sudah, lebih baik kamu makan" suruh Jendral.

"Kamu" beo Amanda.

"Memang tidak boleh gitu sayang" tanya Jendral.

"Boleh kok" sahut Amanda.

   Kedua nya pun merapikan baju nya bahkan Jendral hanya mengeleng kepala karena melihat kelakuan gadisnya.

Vote yayaya.

LUCIFERDove le storie prendono vita. Scoprilo ora