Figuran 2 ; Negosiator Hukum

13 5 0
                                    

'Mengganggu Banget Bangsat!'

-Dasya Putri Sendani-

###

Tidak ada yang spesial dari hari-hari yang Dasya lakukan. Hanya bangun, menyiapkan sarapan jika sang kakak tidak ada, lalu berangkat ke kampus. Terus seperti itu dan tidak pernah berubah, Dasya terlalu malas keluar rumah jika tidak ada keperluan penting, bukan jenis remaja peralihan yang gemar nongkrong sana sini bahkan belanja seperti remaja wanita pada umumnya.

Hanya kegiatan yang sangat amat monoton. Hingga kegiatan monoton itu membuat Dasya jadi ikut bersikap demikian. Tidak terlalu peduli kata orang, tidak peduli tren yang sedang ada saat ini dan tidak tertarik pada hal yang menurutnya tidak bermanfaat. Seperti sekarang ini, dimana sang kakak memintanya untuk menemaninya dalam acara makan malam dengan para dokter di rumah sakit dimana kakaknya bekerja.

"Aku sibuk kak, kakak bisa ngajak teman kakak yang lain. Aku ada tugas dan harus bahas tugas UKK sama Kak Gege yang kemungkinan sampai malam. Jadi nggak bisa..." jelasnya sembari memakan sarapan yang dibuat oleh sang kakak.

Dimas Putra Sentranala. Kakak Dasya yang bekerja sebagai dokter bedah di rumah sakit swasta ternama Jakarta.

"Kamu tuh, kapan sih nggak sibuk sama kegiatan kamu ?? Libur kuliah tetap ada kegiatan, libur semesteran juga masih ngurus organisasi, kapan istirahatnya ??" omel Dimas.

Dasya menelan suapan terakhir salad buahnya dan menenggak habis air mineral miliknya.

"Kak Dimas jadi nganterin aku nggak ?? Atau aku naik mobil sendiri ??" balas Dasya cepat.

Dimas menggeleng.

"Iya diantar, santai bentar. Kakak minum dulu, astaga anak itu...." keluh Dimas yang ditinggal Dasya ke depan lebih dulu.

"Bi, nanti nggak usah masak ya. Saya sama Dasya makan diluar aja nanti..." pesan Dimas pada pekerja rumahnya.

"Kak! Ayo!" teriak Dasya.

Bi Iyah yang bekerja sebagai tukang bersih-bersih dan masak dikediaman Dimas hanya mengangguk dan meminta tuan mudanya segera menghampiri sang adik.

"Sabar Da, kakak masih ngomong sama Bi Iyah..." jelas Dimas dan mulai menyalakan mesin mobilnya.

Tepat setelah mobil berjalan, Dimas menoleh menatap adiknya sejenak.

"Nanti makan di luar ya. Sama kakak, nanti Bi Iyah nggak masak..." beritahu Dimas pada Dasya.

"Katanya kakak ada acara sama teman dokter kakak ?? Kok malah makan diluar sama aku ??" balas Dasya.

"Nggak datang. Masak kakak makan sama teman-teman kakak sedangkan adik kakak makan sendirian di rumah ?? Kita makan bareng nanti. Kamu pengen makan apa ??" ujar Dimas.

Dasya berdehem sejenak untuk menetralkan raut wajahnya. Dia sedikit tersentuh mendengar kakaknya mengatakan hal itu.

"Steak ?? Kemarin aku mau makan itu di kampus tapi kehabisan. Alhasil makan salad lagi..." jelas Dasya.

"Tempat biasa ??" balas Dimas.

"Iya..." balas Dasya pendek.

"Oke. Nanti kakak jemput, kita langsung cus nyari steak. Sampai ketemu nanti sore..." ujar Dimas kala mobil BMWX3 warna putih itu berhenti didepan gerbang universitas Jakarta tempat Dasya menempuh pendidikan.

Dasya menatap Dimas dari luar kala kakaknya itu mengingatkan untuk menunggunya karena akan makan malam diluar hari ini.

"Iya kak iya. Udah sana..." ujar Dasya.

FiguranWhere stories live. Discover now