_Twenty eight_

19 9 4
                                    

Sorry for typo
Enjoy this story🥰

Pukul 19.00

Mansion Genandra

Kelima gadis Genandra kini terlihat mengerubungi ranjang si bungsu yang saat ini tengah disuapi oleh Sofi

"Beneran udah gak pusing lagi lu dek? " Tanya Salmy untuk kesekian kalinya

"Iyaaaa kaaaak gue tuh cuman pingsan yah bukan mati" Nevan memutar mata malas

"Eh congornya yah minta di Setrika" Andini melayangkan tatapan tajamnya membuat Nevan menyengir

"Mom..... " Panggil Nevan menatap Sofi yang ada disampingnya

"Hmm..kenapa sayang? "

"Daddy mana? " Tanya Nevan yang tidak melihat keberadaan Daddynya itu setelah makan malam

"Katanya ada urusan sebentar, bentar lagi juga balik" Senyum Sofi

"Nih tinggal satu suap lagi" Nevan menerima suapan terakhir itu sambil mengangguk, mungkin memang Bram ada sesuatu penting yang sedang diurus

"Bentar yah Mommy ambil obatnya dulu, kalian disini yah jagain adeknya" Setelahnya Sofi meninggalkan kamar Nevan Semua kakaknya langsung melemparkan berbagai macam pertanyaan

"Kok bisa sih? Pasti gak mungkin ini cuman sakit kepala doang, ngaku aja lu Cil" Desak Acaa yang daritadi mati-matian menahan rasa penasarannya

"Iya tuh...biasanya gak gini deh" April yang daritadi hanya diam akhirnya berbicara

"Hahhh.... Gimana yah" Nevan menunduk mengusap tengkuknya Canggung

"Aelah bilang aja napa nyet, ribet lu.. Kita nih bukan orang lain" Sewot Syahwah yang mendapat anggukan dari mereka

"Cewek itu lagi? " Kali ini semua langsung diam setelah Andini berucap demikian, sementara Nevan ia hanya mengangguk pelan dan memainkan kancing piyamanya

"Nahh firasat gue bener, gue emang udah rada curiga, gak mungkin sakit kepala gitu doang langsung pingsan" Celutuk Acaa mencomot buah apel diatas meja samping

"Apa yang dia bilang? " Nada suara Salmy terdengar serius, Nevan yang mendengarnya mengangkat kepalanya perlahan menatap satu-persatu kakaknya itu

"Dia cuman panggil... Neon" Lesu Nevan kembali menunduk

"Hahh... Itu lagi ,itu lagi... Kenapa coba dia selalu manggil lu Neon, and kalau lu lagi komunikasi sama mahluk lain kata lu mereka manggilnya Neon, kenapa Neon? What Neon? " Kesal Syahwah menggeplak bahu April yang ada disampingnya

"Anjing" Tak terima April menggeplak balik Syahwah

"Gak tau... Semua yang udah gue ajak komunikasi selalu manggil gue Neon, dan entah kenapa setelah cewek itu dateng dihidup gue... Gue kayak ngerasa jadi dukun gini" Jawab Nevan dengan tatapan sendunya

"Ada mbah dukun.. Lagi ngobatin pasiennya... " Celutuk Syahwah membuat yang lain menatapnya malas

"Hehe... Sorry.. Sok lanjut Van! " Semua kembali serius mendengarkan Nevan

"Maksudnya karena lu bisa gunain beberapa jenis mantra? Van... Itukan cuman salah satu warisan almarhum Grandpa, dan harusnya lu bangga punya itu. Grandpa aja cuman percayain itu ke lu sementara kita enggak" Andini menatap lamat adiknya itu

"Memang kak memang, kalau orang liat dari luar memang bisa bikin insecure, tapi tetep aja... Gue... Kadang merasa aneh...disaat anak-anak seumuran gue bisa dengan bebas sementara gue malah di belenggu dengan sesuatu yang gue sendiri gak tau itu apa" Entah sejak kapan mata Nevan malah berkaca-kaca

𝐏𝐑𝐎𝐌𝐈𝐒𝐄 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang