Sudah beberapa hari ini Jack tidak mau pulang kerumah, dia memilih tinggal di apartemen. Rasanya masih sangat muak melihat wajah Ayahnya sendiri, meskipun Maria memohon padanya untuk kembali kerumah, namun Jack tetap tidak bisa mengabulkan hal itu.
Ponselnya berdering, tertera nama Felix disana.
"Kenapa?" tanyanya seraya mendudukkan tubuhnya, menyibak selimut lantas turun dari ranjang, berdiri menatap gedung-gedung tinggi yang terbentang oleh kaca.
Terdengar helaan napas Felix di seberang sana.
"Jeff pengen ngomong sama lo.""Gak perlu."
"Ini penting, dude. Soal Ana."
Rahang Jack mengetat geram. "Apa yang dia bilang soal cewek gue?"
"Kalo lo pengen tau, lo harus kesini sekarang. Gue lagi di kantor polisi, gue tunggu."
Tut~
Felix mematikan sambungan sepihak, membuat Jack berdecak.
"Sayang.."
Senyuman Jack merekah, merasakan sebuah pelukan dari belakang. Tidak di pungkiri ia merasakan berdebar kala mendengar panggilan baru dari gadisnya ini.
Ya, dan beberapa hari juga, Ana selalu tidur di apartemennya, hanya sekedar tidur siang, karena malamnya gadisnya harus pulang kerumah.
Jack mengusap punggung tangan Ana dengan lembut, kemudian memutar tubuhnya melihat wajah cantik Ana mengecup kening gadis itu dalam-dalam.
"Kenapa bangun, hm? Ayo tidur lagi."Menggeleng pelan, dengan manja Ana memeluk tubuh Jack yang terbebas dari benang, tangannya meraba-raba otot bisep prianya yang di penuhi ukiran tato, kemudian berpindah di perut pria itu untuk mengelusnya dengan lembut.
"Aku udah gak ngantuk lagi.."Jack menelan ludahnya dengan susah payah, apakah gadis itu sengaja menggodanya?
"Sayang.. kamu sengaja ya?"Ana mendongak, namun tetap mengusap perut berotot kekasihnya, dia tersenyum menyeringai. "Kalo ia emang kenapa?"
Jack mengggeram, rahangnya mengetat bersama kedua matanya yang menyayup. Saat ini Ana benar-benar tampak sangat menggoda, dari rambut yang berantakan membingkai wajah yang cantik jelita itu, kedua mata yang keabuan, bibir terlihat membengkak, dan di tambah saat ini gadisnya hanya memakai bra dan celana dalam. Oh damn it!
"Gak apa-apa, hanya aja kamu keliatan menggoda banget."
Ana terkekeh centil, dia semakin merapatkan tubuhnya pada Jack. Dengan nakal ia mengusap tubuh Jack hingga leher berjakun pria itu, lalu turun kembali mengusap otot perut hingga kini tangannya mengusup kedalam celana jogger hitam milik Jack. Meraih sesuatu yang besar, panjang dan berurat, ia genggam kuat hingga membuatnya menegang seutuhnya.
Kontan membuat Jack menahan napas, menatap tajam pada Ana yang kini tersenyum menatap nakal padanya. Ia mendesah kasar, tangannya terulur menekan tengkuk Ana, melumat bibir gadisnya lantas melarikan bibirnya di telinga Ana.
"Kamu nakal banget, sayang," bisiknya lalu melumat cuping telinga Ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Of Love [Jack&Ana]✔
RandomFollow akun untuk membuka bab-bab terkunci ! . "Oh Jack.., please..." "Please for what?" "Udah, please berhenti.." . [SEQUEL BASTARD!] Warn21+ Cerita mengandung aktivitas seksual dan bahasa kasar, di harap bijak!