BAB 6 : Terselip Misteri Tragis di Balik Pesan Romantis

10 3 7
                                    

Juni terbangun, matanya memandang Abimanyu yang sudah duduk di sampingnya di kasur

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Juni terbangun, matanya memandang Abimanyu yang sudah duduk di sampingnya di kasur. Bajunya basah oleh keringat, dan ekspresi wajahnya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam.

"Kamu mimpi buruk?" Abimanyu bertanya dengan lembut.

Juni berusaha mengingat apa yang terjadi dalam mimpinya, tetapi tidak ada yang muncul dalam ingatannya. Ia menggeleng, membuat Abimanyu yakin bahwa Juni memang bermimpi buruk.

"Kamu sebaiknya mandi dulu, sayang. Kasihan kamu berkeringat seperti ini."

Juni bangkit dari tempat duduknya, diikuti oleh Abimanyu yang berdiri lebih dulu. Langkah Juni terlihat lebih lambat dan lelah, seolah-olah telah banyak beraktivitas sebelumnya.

Abimanyu memutuskan untuk turun ke bawah dan mencari dua asisten rumah tangganya. Saat berada di halaman depan, ia melihat Mas Hasan sedang memotong tanaman. Tumpukan daun kering terlihat di dekatnya.

"Bau apa ini?" gumam Abimanyu sambil mengibaskan tangannya, mencoba untuk memahami asal bau yang tidak biasa tersebut.

"Ada masalah?" Mas Hasan bertanya, menyadari bahwa Abimanyu sedang terdistraksi.

"Tidak, Mas. Di mana Mbok Rahma?"

Mas Hasan menunjuk ke arah pagar. Abimanyu melihat Mbok Rahma dengan keranjang belanjaannya. Hari hampir sore dan Abimanyu merasa penasaran dengan apa yang dibeli Mbok Rahma.

"Ada apa ini?" tanya Mbok Rahma ketika mendekati mereka.

Tidak ada yang menjawab selama beberapa saat, pertanyaan terus menerus terlintas. Abimanyu mengajak Mbok Rahma masuk ke dalam. Ia memilih untuk membicarakan hal ini secara pribadi dengan Mbok Rahma.

"Mbok, Abi mau tanya. Kenapa Juni terlihat begitu lelah? Abi tahu biasanya dia akan istirahat di jam-jam seperti ini. Tidak mungkin dia begitu semangat untuk bekerja."

Mbok Rahma terdiam sejenak, tampak ragu untuk memberikan jawaban. Namun, melihat ketegasan Abimanyu, ia mengambil napas dalam-dalam dan mulai mengeluarkan buah-buahan dari keranjang belanjaannya.

"Ini masalahnya, Ndoro. Mbok sudah setuju dengan permintaan istri Ndoro, saat Ndoro Juni mau beristirahat. Saat saya bangunkan, Juni keluar dengan wajah yang pucat. Ketika saya tanya, tidak ada jawaban. Tetapi, ada satu permintaan aneh dari dia, Ndoro Abi."

"Apa itu, Mbok?" Abimanyu menjadi semakin penasaran dengan yang telah terjadi saat ia tidak berada di sana.

Mbok Rahma terlihat gemetar. "Dia meminta izin untuk membersihkan ruangan kerja yang akan digunakan oleh Ndoro Abi. Saya sudah melarangnya karena ruangan itu sangat kotor. Tapi, dia bersikeras untuk melakukannya."

Abimanyu terkejut. Ia tahu Juni tidak suka ruangan yang kotor dan berdebu. Rasa heran dan ketidaknyamanan mulai menyelimutinya. Wajah Juni tadi memang tidak begitu pucat seperti yang dijelaskan oleh Mbok Rahma, tetapi badannya terlihat semakin kurus karena kelelahan.

Nirmala : Gamelan Ayu Banowati [End✓]Where stories live. Discover now