12.

369 30 0
                                    

Dapat Aryan lihat bahwa Zayyan membawa banyak sekali bodyguard untuk menangkapnya, Aryan tidak meremehkan kemampuan anak buahnya.

Aryan percaya bahwa anak buahnya dapat melawan mereka, namun kemampuan saja tak ada gunanya jika kalah jumlah apalagi persentase nya bisa dibilang 25/100.

Aryan tak ingin jika sampai anak buahnya berkorban nyawa untuknya, Aryan sudah menganggap mereka semua sama seperti keluarganya sendiri.

Jika Aryan tak ingin anak buahnya gugur dalam pertarungan maka dalam benak anak buahnya berbeda lagi.

Di dalam benak mereka, mereka hanya memikirkan bagaimana caranya tuan mereka kembali dengan selamat atau setidaknya sampai bantuan tiba.

-------------------------

"Keluarlah mantan sahabatku, apa kau terlalu takut untuk menemui ku? Ahh apakah aku harus memanggil mu pembunuh? Tapi kau memang seorang pembunuh kan?" Ucap Aryan dengan nada mengejek.

"Jangan berani mendekati tuan kami" Ucap serempak para anggota blody night.

"Oho, kau punya anggota yang cukup setia Aryan, tapi sayangnya anggota ku puluhan kali lipat dari jumlah anggota mu" Ujar Zayyan menyeringai.

Kedua belah pihak sudah bersiap untuk bertarung, senjata mereka sudah mereka acungkan satu sama lain.

Sebelum keduanya bertarung Aryan keluar dari mobil, tentu saja sang anak buah langsung sigap mengelilingi tuan mereka.

"Tuan kenapa anda keluar? Tolong masuklah kembali ke dalam mobil, percayakan hal ini pada kami" Ujar salah satu anak buah Aryan.

Aryan tak menjawab pertanyaan anak buahnya dan hanya fokus pada Zayyan.

"Hahahaha, halo Aryan lama tak berjumpa" Ucap Zayyan.

"Hn, apa yang kau inginkan Zayyan?" Tanya Aryan.

"Kau Aryan, kau yang ku inginkan sudah ku bilang bukan bahwa aku akan membunuh mu untuk membalaskan dendam keluarga ku" Ucap Zayyan penuh amarah.

"Berapa kali harus ku jelaskan pada mu Zayyan? Bukan aku pelakunya tapi orang yang kau anggap paman itu lah pelakunya

Aku dan David sudah menyerahkan seluruh buktinya, tapi mengapa kau tetap tak mempercayai kami?

Apakah hanya itu kepercayaan mu pada kami yang telah menjadi sahabat mu selama 10 tahun!?

Dan kau lebih percaya terhadap paman mu yang bahkan tak pernah muncul dari saat kau kecil!!" Ucap Aryan tak kalah emosi.

"Hentikan omong kosong mu itu Aryan!! Kau tidak mengenal siapa pamanku itu" Ujar Zayyan.

"Justru kau yang tidak mengenal siapa paman mu itu Zayyan, kau terlalu di butakan oleh kebencianmu sendiri,

Apa kau pernah mendengar dari om kara bahwa kau punya paman!? Tidak kan kau baru bertemu dengan nya 2 hari setelah kejadian itu

Tidak kah kau merasakan kejanggalan? Paman mu muncul setelah kejadian itu jika memang dia menyayangi kalian kenapa baru waktu itu dia menemui mu!?

Pikirka itu Zayyan, kau tidak bisa berfikir jernih waktu itu, tapi aku nyakin kau pasti bisa memikirkannya sekarang" Ucap Aryan panjang lebar.

Di seberang sana Zayyan memikirkan apa yang Aryan katakan, itu memang menjanggal di hatinya tapi segera ia tepis.

Paman nya sudah menyerahkan bukti di mana Aryan lah pelakunya.

Flashback

Sudah 2 hari berlalu sejak pemakaman keluarganya, hari ini Zayyan datang untuk berkunjung ke makam keluarganya dan tetap di sana menatap batu nisan itu hingga sore datang.

Lost SmileWhere stories live. Discover now