2. Flashback

15 1 0
                                    

Abel masih ingat betul kejadian di hari itu.

Awalnya, Abel masih menjalani kesehariannya seperti biasa, ia sedang mengerjakan tugas di dalam perpustakaan kampus guna mencari ketenangan sebelum ponselnya bergetar sekali.

Riowww : Lagi dimana sayang?

Abel tersenyum tipis ketika pesan itu muncul dalam layar ponselnya. Mengingat belakangan ini Rio disibukkan dengan jadwal latihan basketnya karena pria itu memiliki perlombaan turnamen mewakili kampus mereka, mau tak mau hubungan mereka menjadi renggang beberapa waktu ini.

Lagi di perpus, kerjain pr. Kenapa?

Selang beberapa saat, balasan Rio kembali muncul. Jujur, Abel lumayan kaget dengan respon cepat pria itu.

Aku mau ajak makan

Sekarang?

Iya, di kafe dekat kampus

Lagi-lagi Abel tidak dapat menyembunyikan senyum lebarnya, hanya sepersekian detik sebelum pelipis Abel berkerut dan berakhir mengigigt bibirnya sendiri. Salah satu kebiasannya ketika sedang gugup. Jari-jari Abel sudah berhenti mengetikkan kalimat balasannya, namun matanya masih tertuju dengan tanda kirim pada layar ponselnya. Terpaut beberapa detik sebelum akhirnya ia menarik napas dan memutuskan untuk mengirim pesan itu.

Berdua aja kan?

Abel ingat terakhir kali saat mereka memutuskan untuk makan siang berdua setelah kelas, Abel pikir hanya akan ada mereka berdua tetapi nyatanya teman-teman Rio ikut. Abel bukannya tidak suka bergaul dengan mereka, apalagi mengingat mereka adalah sahabat Rio. Namun Abel berakhir diabaikan dengan mereka yang sibuk mengeluarkan ponsel untuk bermain game. Saat itu Abel memutuskan untuk membuka laptop dan mengerjakan tugass, tetapi kembali pada sifat sensitif Abel, ia tidak bisa fokus dengan suasana yang berisik disekitarnya. Apalagi mereka tidak segan-segan untuk mengelaurkan umpatan kasar layaknya tenggelam dan masuk, ikut merasakan suasana tegang dalam permainan mereka.

Dan secepat itu pula balasan Rio muncul setelahnya.

Iya

Senyum Abel lagi-lagi terbit, membayangkan mereka akan makan berdua setelah sekian lama tidak bertemu. Abel tidak dapat menyembunyikan perasaan gembiranya dan ia segera menutup laptopnya kemudian membereskan barang-barangnya di atas meja dan berjalan cepat meninggalkan area perpustakaan.

Ketika sampai di pintu masuk kafe, Abel menjejalkan pandangannya dan menemukan Rio sedang duduk sembari memainkan ponselnya.

Abel baru saja hendak melanjutkan langkahnya sebelum menyadari kehadiran seorang pria yang duduk tepat di meja yang bersebelahan dengan meja Rio. Abel merasa tidak asing dengan wajahnya.

Itu adalah teman Rio.

"Hi," sapa Abel kepada Rio setelah berhenti tepat di hadapan pria itu.

Jemari Rio masih sibuk menjelajahi layar ponselnya, dia mengangkat kepalanya sebentar untuk membalas sapaan Abel dengan tersenyum tipis dan kemudian lanjut menunduk untuk menatap ponselnya.

Sembari fokusnya masih terpaku pada lauar ponsel, Rio mengeluarkan suaranya seolah bisa membaca pikiran Abel saat itu juga.

"Doni sama aku nanti mau nginap ke rumah Jimmy. Motornya lagi di bengkel, jadi dia numpang nanti. Dia duduk di meja sebelah kok, gak bakal ganggu. Iya kan?" ujar Rio menjelaskan panjang lebar agar Abel tidak salah paham.

Melihat tidak ada respon jawaban dari Doni sebab pria itu sudah terlalu fokus dalam permainannya, akhirnya Rio menendang kaki pria itu.

Doni meringis sembari mengumpat pelan sebelum mengangkat kepalanya dan tatapannya beradu dengan raut dingin Abel.

I Latte You (SLOW UPDATE)Where stories live. Discover now