Bab 8

12.8K 384 66
                                    

Hari sabtu Bella bangun
pagi-pagi sekali, lebih tepatnya
dibangunkan oleh Varo karena sabtu
pagi adalah waktunya bersih-bersih
rumah. Barulah siang harinya Bella
akan dijemput oleh sang Ayah untuk
pulang ke rumahnya.

Tadi Varo sudah memasak dan Bella yang mencuci piring. Lalu setelahnya mereka berdua mulai bekerja sama untuk membersihkan rumah.

Saat ini Bella sedang mengepel
setelah sebelumnya lantai Varo sapu. Sedangkan Varo setelah memvacum sofa yang berarti tugasnya pagi ini sudah selesai hanya duduk diam sambil menonton televisi.

Namun, sejak tadi mata Varo tak bisa
diam untuk tak melirik ke arah Bella,
pakaian yang digunakan perempuan
itu sungguh menggoda hasratnya.
Membuat Varo mau tak mau kembali teringat kejadian malam itu.

Setelah beberapa waktu berlalu Varo
tak bisa lupa begitu saja kejadian
ketika acara gathering kantor, sejak
saat itu pandangan Varo terhadap
Bella sedikit berubah. Di beberapa
waktu tertentu Varo bisa merasakan
pusat kelelakiannya tiba-tiba mengeras saat membayangkan bagaimana ahlinya mulut Bella memuaskannya. Seperti saat ini, sekelebat kejadian malam itu kembali terlintas dalam otaknya.

"Ganti baju sana!" Perintah Varo,
"Pake baju yang bener" tambah Varo,
memperjelas.

Bella menghentikan kegiatannya sejenak lalu menatap dirinya yang saat ini memakai hotpans juga kaus croptop miliknya, padalah ini pakaian yang sering ia gunakan sehari-hari.

"Kenapa? Ada yang salah?" Tanya
Bella, sambil menunduk melihat
penampilannya. Jika Varo mempermasalahkan penampilannya saat ini, menurut Bella wajar saja jika ia masih terlihat kumal karena ia memang belum sempat membersihkan diri perkara Varo yang memaksa untuk cepat-cepat.

"Dada kamu kecil" balas Varo, tak
acuh. Mendengarnya Bella sampai
mengernyitkan dahinya heran.

"Terus apa hubungannya?"

"Kaya laki" Terang-terangan Bella
mendengus sinis mendengar apa yang
Varo ucapkan, ingin sekali rasanya
ia menghantamkan gagang pel yang
sedang ia pegang ke wajah Varo.

"Kecil-kecil begini kalo aku kasih
juga Om enggak akan nolak" ucap
Bella, mencoba cuek saja dengan
kembali melanjutkan pekerjaanya.

Namun, jawaban yang Varo berikan
membuatnya sedikit tercengang.

"Iya!"

"Hah?" Bella kembali menegakkan
tubuhnya sambil menatap Varo yang
masih terlihat fokus menonton layar
televisi dihadapannya.

"Enggak, mana enak dada kecil begitu" Varo meralat, diselingi diselingi ejekan di akhir kalimatnya.

"Nurut aja bisakan? Udah sana cepetan ganti baju yang bener"

Dengan kesal Bella melemparkan gagang pel yang sedang ia pegang ke arah Varo yang membuat laki-laki itu mendelik sebal. Untungnya Varo masih bisa menghindar. Akhirnya dengan langkah menghentak Bella berjalan masuk menuju kamarnya bukan hanya untuk mengganti pakaiannya tapi Bella juga memilih sekalian membersihkan diri. Biar saja Varo yang meneruskan mengepel lantai.

****

Bella membaca kembali pesan yang
baru Varo kirimkan 5 menit yang
lalu, isinya mengatakan jika Varo
menyuruhnya untuk pulang duluan
saja karena Varo masih ada urusan
diluar.

Bella hanya membacanya tanpa ada niat untuk membalas. Tapi, jari tangan Bella mulai menggulir ke atas layar ponselnya, membaca ulang pesan-pesan yang hari-hari sebelumnya Varo kirimkan. Dari pesan yang Bella baca belakangan ini Varo selalu memberi banyak alasan yang membuarnya tidak bisa menumpang bersama mobil laki-laki itu. Sudah hampir seminggu ini ia berangkat dan pulang kerja hanya sendiri atau jika ada waktu senggang ada Ali yang bisa mengantar juga menjemputnya.

Om Varo [21+]Where stories live. Discover now