Bab 12

32.7K 904 57
                                    

Bantu Follow Sebelum Baca!!!!

***

Bella berdiri di depan cermin sambil menatap pantulan wajahnya. Matanya terlihat sedikit bengkak karena semalam ia memang sempat kembali menangis.

Bella benar-benar masih belum menyangka jika Ali bisa setega itu padanya. Selama ini ia mengenal Ali sebagai sosok pria baik meski beberapa kali ia memang sedikit menaruh curiga pada kelakuan Ali yang menurutnya aneh, tapi yang tak ia sangka ternyata Ali benar-benar sebejat itu.

Semalam iseng saja Bella mencari informasi perihal Ali kepada orang-orang terdekat. Yang Bella dengar dari mereka kurang lebih sama dengan yang Varo semalam katakan. Bahkan diantara mereka seperti sudah paham kenapa bisa Bella tiba-tiba menanyakan hal itu. Ternyata kelakuan Ali sudah menjadi rahasia umum untuk orang-orang terdekat, yang Bella herankan kenapa ia bisa sama sekali tidak tahu. Bella juga diberitahu satu mantan Ali sebelum dirinya, yang semalam Bella hubungi lewat sosial media. Perempuan itu mau berbaik hati membeberkan semua kebusukan Ali.

Dan juga baru Bella ketahui jika ternyata sudah sekitar 5 bulan lalu Ali dikeluarkan dari kampus. Bella dan Ali memang beda kampus. Sepertinya itu jugalah alasan yang membuat Ali selama ini sulit ia temui, pasti karena Ali bersembunyi dari kejaran orang-orang yang mencarinya.

Hari ini Bella tetap akan menjalani harinya seperti biasa, ia tak perlu khawatir perihal bengkak pada matanya karena biasanya mau sebanyak apapun ia menangis bengkak dimatanya bisa cepat hilang setelah ia kompres. Bella memang masih kecewa dan marah tapi ia tak mau terlalu larut dalam kesedihan. Semalam adalah yang terakhir kali, tak akan lagi ia menangisi laki-laki brengsek itu. Malah Bella bersyukur bisa lepas dari laki-laki brengsek itu sebelum ia terjerumus lebih jauh.

Bella hanya sempat menggosok gigi lalu mencuci wajahnya. Setelahnya dengan tubuh lemas Bella berjalan keluar dari kamar dan seketika hidungnya langsung mencium harumnya masakan. Bella membawa langkahnya ke arah dapur, melihat Varo yang terlihat asik berkutat di depan kompor, Bella jadi teringat percakapan mereka tadi malam. Meskipun yakin Varo mengucapkannya hanya sebagai bahan candaan, sepertinya itu bisa menjadi hiburan di masa galaunya ini.

"Pagi Om pacar" sapa Bella, dari belakang ia melingkarkan tangannya dipinggang Varo. Bisa Bella rasakan tubuh Varo sempat menegang selama beberapa detik sebelum dengan paksa pria itu melepaskan belitan tangannya. Mendapat perlakuan seperti itu Bella berlaga menampilkan wajah penuh tersakitinya.

"Bella!" Varo menatap horor Bella yang malah kini menampilkan sebuah senyuman lebar untuknya. Bella yang berlaga manis seperti ini malah membuatnya takut dan sedikit khawatir.

"Apa?"

"Jauh-jauh" ucap Varo, membuat gerakan mengusir dengan tangannya.

"Jahat, padahal cuma mau peluk pacar sendiri" Bella merentangkan tangannya bersiap memeluk Varo, tapi lagi-lagi pria itu mendorong tubuhnya menjauh.

"Kamu enggak liat Om lagi apa?" Tanya Varo, sambil melirik ke arah wajan tempatnya memasak.

"Oke, udah masak aku boleh pelukin Om sepuasnya" ucap Bella yang Varo abaikan saja, ia memilih melanjutkan masakannya.

"Sebelum Om datang bocah itu sempet apain kamu?" Tanya Varo, menyadari jika Bella masih berdiri dibelakang tubuhnya.

"Enggak ada" balas Bella.

"Emang kenapa?" Tanya Bella, kini sudah berdiri tepat disamping Varo, melihat apa yang laki-laki itu masak.

"Kamu aneh!" Ujar Varo, terang-terangan. Namun, hanya Bella balas dengan kekehan tidak jelasnya, itu semua tentu semakin membuat Varo merasa keheranan.

Om Varo [21+]Where stories live. Discover now