O1

735 67 0
                                    

PAGI itu keluarga Shen sudah dihebohkan dengan Ricky yang tiba-tiba membuka suara ingin menikah dengan anak dari saingan bisnis mereka. Tidak hanya ayah dan ibunya, sang nenek yang juga ada di sana ikut terkejut dan begitu senang karena sang cucu akhirnya akan menikah.

"Gak, kamu gak boleh nikah sama anaknya Kim Mingyu. Masih banyak calon yang lebih baik dari dia di luar sana." Sang ibu langsung membantah perkataan anaknya. Jelas dia tidak terima, bagaimana bisa mereka membangun tembok tinggi di antara Kim dan Shen tapi anaknya dengan mudah meminta restu agar menikah dengan anak para Kim bajingan itu?

"Bukannya Gyuvin juga baik? Dia kasih aku perhatian lebih, dia rela aku bikin sibuk, dia rela ngabisin uangnya berapapun buat aku, dia selalu ada buat aku kalo kalian gak bisa ada buat aku. Apalagi?" Ucap Ricky yang nyatanya adalah bohong.

Dia dan Gyuvin saja baru bertemu lagi setelah bertahun-tahun. Mereka bertemu hanya untuk membahas pernikahan kontrak yang penuh dengan kebohongan ini.

Xiaoting bersandar pada sandaran kursi yang ada di ruang makan itu, wanita berambut merah itu menghembuskan nafasnya terdengar begitu berat. Sekarang dia hanya akan mengikuti apa keputusan suaminya, biarkan suaminya yang berbicara.

Wanita itu kini menatap pria dewasa yang adalah kepala keluarga Shen. Sedangkan pria yang merasa ditatap seluruh anggota keluarga akhirnya ikut bernafas lelah sebelum membuka suaranya.

"Ma, mungkin udah takdir kita. Mau gimanapun, Ricky yang punya kendali penuh dalam memilih pasangannya. Kita berdua sebagai orang tua hanya bisa mendukung anak kita, kalau kita mau dia bersama orang lain tapi hatinya cuma buat Gyuvin, gimana? Udah cukup kita kekang dia selama dua puluh tahun. Dia udah jadi anak yang baik selama dua puluh tahun dengan nurutin semua kemauan kita, sekarang kita turutin kemauannya, yang penting dia gak lepas tanggung jawab sebagai pewaris tunggal kita."

Kalau tidak ingat ini adalah sebuah drama, Ricky pasti sudah menertawakan ayahnya yang begitu polos dan mudah dibodohi. Untung saja sang ayah menikah dengan ibunya yang sangat teliti. Meskipun teliti, ibunya tetap saja ikut terjebak dalam permainan ini.

"Baiklah kalau begitu. Jadi, kapan mau ajak Mama sama Papa ketemu Gyuvin?" Tanya Xiaoting sambil menopang dagunya.

Entah kenapa ini malah membuat jantung Ricky berdebar dengan kencang. Seperti akan menikah sungguhan sekali seumur hidup.





















Sedangkan di rumah Kim, mereka berkelahi hebat. Antara Gyuvin melawan papanya, dan juga Gyuvin melawan ayahnya. Mereka langsung saja bertengkar ketika Gyuvin berkata bahwa dia akan menikahi Ricky Shen. Tentu saja sang papa tidak terima.

Papa Gyuvin sudah memilih calon menantu untuk Gyuvin, sedangkan ayah Gyuvin ingin Gyuvin tidak menikah dulu agar bisa fokus mempromosikan brand mereka supaya semakin dikenal.

"Papa gak mau tau!" Ucap papa sambil melipat kedua tangannya di dada dan membuang asal pandangannya, pria itu terlihat begitu kesal sehingga wajahnya memerah seperti tomat.

Sedangkan sang ayah juga masih berdiri menatap keduanya secara bergantian dengan tatapan yang membingungkan.

"Jadi Ayah pilih siapa? Pilih Gyuvin apa pilih Papa? Gyuvin gak mau tau, Gyuvin harus nikah sama Ricky." 

"Eh, gimana ya..." Mingyu mulai mondar-mandir bingung ingin berpihak pada siapa. Pada akhirnya pilihan Mingyu menyuruh Gyuvin melajang terabaikan.

Kini hanya ada dua pilihan.

Menikah dengan Ricky atau Soomin.

Meskipun berdebat panjang. Tetap Gyuvin yang menang, mau sekuat apapun pertahanan sang papa agar Gyuvin menikah dengan menantu pilihannya, dia akan tetap kalah apabila melihat perubahan sikap Gyuvin yang ramai disebut orang sebagai merajuk.

















Kini kelima orang tua dan dua anak muda itu bertemu. Mereka hanya bertemu di restoran yang tidak terlalu terkenal namun berita tentang mereka sudah tersebar kemana-mana. Semua orang dikejutkan dengan foto langka Kim dan Shen yang akur bahkan di foto terlihat mereka tertawa bahagia.

Memang kebahagiaan anak adalah kebahagiaan orang tua juga itu benar adanya. Buktinya sekarang mereka malah terlihat seperti orang yang tidak pernah bermusuhan, mereka sibuk menggoda anak masing-masing yang terlihat malu-malu (pura-pura) saat tidak sengaja melakukan kontak mata.

Dalam hati Gyuvin dan Ricky bersyukur. Bukankah ini awal yang baik?

Mereka tidak menunggu waktu yang lama lagi hanya untuk menggelar pesta pernikahan yang mewah. Mereka punya uang dan mereka bisa melakukan apa saja, kini Ricky dan Gyuvin sudah saling berhadapan dengan para tamu undangan yang heboh karena mereka akan berciuman.

Gyuvin mendekat lalu memiringkan kepalanya. Pria itu memberikan space sebentar untuk berbisik pada Ricky yang sudah memejamkan matanya dengan harapan Gyuvin tidak benar-benar menciumnya.

"Maaf ya, Rick. Ini terpaksa banget." Gyuvin mengecup singkat sudut bibir Ricky lalu menarik kepalanya dan ikut tersenyum mendengar suara heboh dari para tamu yang menyaksikan itu.

Setelah pernikahan mereka selesai tepat pada pukul sebelas malam. Kedua pria itu mulai memasuki rumah baru mereka yang merupakan hadiah pernikahan dari keluarga Shen, sedangkan para Kim memberikan mobil mewah sebagai hadiah pernikahan.

"Rick, masakin gue dong. Laper banget gak sempet makan tadi." Ucap Gyuvin sambil melepas jas dan melonggarkan dasinya, dia menghempaskan diri ke sofa.

"Enak aja lu, gue mana bisa masak. Mending pesen aja, kan duit lu banyak." Ucap Ricky tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel pintar miliknya. Lelaki sibuk menonton video, tanpa sadar sudah menaikan satu kakinya di atas sofa yang didudukinya.

"Ah, lu istri gimana nih. Masa gak bisa masak sama sekali."

Ricky melirik Gyuvin. "Apa lu bilang? Gue gak bilang gue gak bisa masak sama sekali. Sotoy ya lu! Gue bisa masak kok."

"Masak apaan?" Tanya Gyuvin dengan wajah yang meragukan.

"Masak air lah."

Raut wajah Gyuvin langsung berubah mendengar jawaban dari Ricky. Memang orang seperti Ricky kalau sedang berbicara lebih baik anggap angin lalu saja.

"Hadeh, besok lu harus masakin gue pagi-pagi. Besok gue ada meeting, nanti gue kena maag." Ucap Gyuvin sebelum beranjak dari ruang keluarga.

Ricky berdecak lalu menekan tombol power pada handphonenya. "Kocak banget tuh orang, gue dibayar berapa ya sama dia sampe nyuruh-nyuruh kayak gitu." Ucap Ricky sebelum memejamkan mata dan membuat banyak pulau di sofa.

Sekarang Ricky harus berpikir dimana dia akan menyuruh Gyuvin tidur. Meskipun mempunyai dua kamar, ranjangnya hanya ada satu dan berukuran king size.

"Pokoknya gw gak boleh tidur satu kasur sama dia."








TO BE CONTINUED.

Nikah Kontrak | Gyuicky/ShimkongzWhere stories live. Discover now