1O

617 79 15
                                    

KINI keduanya duduk dengan tegang di ruang tamu. Ini sudah lewat beberapa hari setelah fashion show dan Gyuvin teringat akan amplop yang dia simpan. Gyuvin sudah duduk terlebih dahulu di ruang tamu dengan amplop di tangannya membuat Ricky gemetar.

"Gyuvin, lu dapet dimana itu amplop?" Tanya Ricky sebelum mencari posisi nyaman untuk duduk. Dia gelisah sekali.

"Di meja rias lu, maksudnya apa nih?" Tanya Gyuvin dengan nada yang santai namun dapat membuat Ricky.

Ricky menunduk, "Maaf ya, Vin..." Ricky menatap Gyuvin, "sebenarnya gue denger apa yang lu sama mama bicarain waktu itu jadi gue mutusin buat pergi periksa ke dokter, ternyata hasilnya negatif kata dokter." Pengakuan Ricky membuat Gyuvin menekuk alisnya.

"Beneran lu pergi periksa ke dokter?" Tanya Gyuvin lagi.

"Iya, kan itu hasil periksanya udah ada di tangan lu." Ricky memajukan bibirnya dan menunjuk amplop yang Gyuvin pegang itu.

"Tapi..." Gyuvin membuka surat tersebut, "ini kok atas nama Yoo Seungeon? Emang nama asli lu Yoo Seungeon?" Tanya Gyuvin yang kini membuat Ricky merampas secarik kertas yang sudah Gyuvin keluarkan dari amplop.

Mata Ricky bergerak dari kiri ke kanan membaca setiap tulisan di sana dan benar saja, itu bukan miliknya melainkan milik seseorang yang bernama Yoo Seungeon.

"Lah, kok bukan nama gue?" Tanya Ricky sambil menatap Gyuvin. Sedangkan Gyuvin hanya mengangkat bahunya.

"Ayo kita pergi ke dokter tempat lu periksa, kalo itu dokter niatnya buat macem-macem, gue bisa tuntut." Gyuvin segera berdiri dan menyambar kunci mobil.

Mereka berdua memutuskan untuk pergi ke dokter yang waktu itu memeriksa Ricky. Dan sangat pas karena mereka bertemu dengan...

"Aku Yoo Seungeon, datang ke sini mau komplain. Hasil tesku atas nama Ricky Shen."

Akhirnya mereka bertukar hasil tes karena dokter yang tak kunjung keluar.

Ricky membaca dengan Gyuvin di belakangnya yang ikut membaca hasil tes.

Ricky berbalik menatap Gyuvin.

"Gimana ini?" Tanya Ricky dengan tatapan kosongnya. Ini pasti akhir dari segalanya.

Gyuvin memegang kedua pundak Ricky. "Liat gue, Ricky..." Gyuvin tersenyum, "kita pasti bisa besarin anak kita sama-sama."



















"Hari-hari gue makin berat nih. Anjir banget gue ini, udah tau cuma nikah kontrak, pake ngajak anak orang ngewe lagi." Omel Ricky pada dirinya sendiri namun bisa bisa didengar Gyuvin.

"Udah, sampe kapan lu ngomel terus? Mending lu cepetin mandinya trus kita makan." Teriak Gyuvin dari ruang tamu.

"Gyuvin, gue gak mau hamil. Ntar gue lahirannya gimana anjir? Gue ini laki-laki, mana bisa hamil njir. Bayinya pindahin ke perut lu aja..."

Gyuvin tidak menjawab, dia tau Ricky pasti shock jadi dia biarkan saja sampai tenang sendiri.

Setelah Ricky selesai mandi, Gyuvin dan Ricky duduk melantai di ruang tamu dan mulai memakan makanan yang Gyuvin pesan saat Ricky mandi nanti.

"Ricky, mending kita akhirin kontrak kita."

"Hah? Anjir lu, maksudnya lu mau ninggalin gue dalam keadaan lagi hamil anak lu gitu?!" Tanya Ricky dan dibalas gelengan dari Gyuvin.

Gyuvin menelan makanannya dengan susah payah sampai pipinya kembali ke bentuk awal. "Bukan gitu setan, maksudnya kita mending nikahnya beneran aja. Ngapain pake kontrak-kontrak lagi, kita udah mau punya anak."

Nikah Kontrak | Gyuicky/ShimkongzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang