O8

623 64 8
                                    

SETELAH mengucapkan terima kasih pada supir dan Minji. Ricky langsung masuk ke dalam rumah, tentu saja dibantu sang ibu yang tadi langsung menyusul ke rumah sakit.

Xiaoting langsung membawa Ricky ke kamar dan menuntun anak tunggalnya untuk berbaring.

"Mama, perutku gak enak banget..." Ricky mulai merengek seperti anak kecil.

Tidak perduli seberapa tua kalian, tetap kalian membutuhkan ibu bukan?

"Sayangnya Mama, merem aja jangan buka mata. Takut dengan liat keadaan sekitar dalam keadaan pusing bisa memicu muntah." Xiaoting duduk di sisi kasur tepat di sebelah Ricky lalu mengelus sayang kepala anaknya.

Xiaoting mengambil handphonenya dan langsung menelpon Gyuvin, dia lupa mengabari menantunya tadi. Mungkin Gyuvin bisa menangani Ricky. Dia juga ingin bertanya pada Gyuvin, apa yang biasa dimakan Ricky semenjak menikah dan apa yang menjadi kebiasaan Ricky. Kata dokter tadi Ricky kelelahan.

"Mama, jangan pulang ya. Temenin aku aja di sini."

"Iya~" Xiaoting menjawab dengan tangan yang terus mengelus kepala Ricky, sesekali dirinya menyingkap poni Ricky.

Beberapa menit setelahnya, Gyuvin pulang. Keadaan Gyuvin juga tidak bisa dibilang baik-baik saja karena lelaki itu juga hampir sama seperti Ricky.

"Kalian kok bisa barengan gini sakitnya, ya ampun."

Xiaoting menempelkan punggungnya tangannya pada dahi Gyuvin.

"Tapi Gyuvin gak panas."

"Aman, Ma. Kayaknya asam lambungku naik deh, soalnya kemarin gak nafsu makan pas makan tadi langsung aku muntahin semua makanannya."

"Ya udah, Mama mau buat makanan kalian dulu. Kamu mandinya pake air anget aja ya, Sayang. Mama udah telpon dokter keluarga Shen supaya nanti bisa ngasih resep obat ke kalian." Gyuvin hanya mengangguk saja mendengar ucapan Xiaoting.

Kini matanya tertuju pada seseorang yang masih mengacuhkannya, kesayangannya sudah bernafas dengan teratur meskipun dahinya mengerut tanda dia tidur dengan rasa sakit.

Gyuvin mendekati Ricky lalu menunduk dan mengecup dahinya.

"Cepat sembuh ya, ayo jadi Ricky yang dulu. Gue gak masalah dimarahin sampe mulut lu berbusa, jangan diemin gue lagi." Bisiknya sebelum pergi meninggalkan Ricky untuk mandi.



















Dokter muda itu masih terus melakukan pemeriksaan pada Ricky. Setelah memeriksa Gyuvin tadi, dia memerika Ricky yang kondisinya lebih parah dari Gyuvin.

"Gimana? Ricky baik-baik aja kan, Matt?" Tanya Xiaoting dengan nada khawatir.

Matthew tersenyum.

"Dia baik-baik aja, Ma. Tapi Matthew saranin mending kalian bawa Ricky periksa ke dokter kandungan, Matthew gak bisa memastikan karena Matthew bukan ahlinya. Dari dugaan Matthew kayaknya Ricky hamil."

"HAH?!"

"APA?"

Gyuvin dan Xiaoting berteriak bersamaan. Mereka berdua terkejut mendengar Matthew.

"Ish, jangan teriak dong nanti Ricky kebangun. Ini saran Matthew ya, mending kalian bawa Ricky buat periksa kalo dia udah gak pusing lagi."

Xiaoting tersenyum lebar lalu memegang tangan Gyuvin. Wanita itu terus tertawa dengan air mata yang mengalir, apakah sebentar lagi dia akan memiliki cucu darah daging anaknya sendiri?

Sedangkan Gyuvin mulai terbebani dengan pikirannya sendiri. Apa yang akan Ricky katakan apabila dia benar-benar mengandung anak Gyuvin? Bukankah Ricky tidak mau mereka terikat. Bahkan sebentar lagi kontrak mereka akan selesai.

Nikah Kontrak | Gyuicky/ShimkongzDonde viven las historias. Descúbrelo ahora