6

45 7 0
                                    

Zia dan Jeonghan menatap bingung vernon begitupun sebaliknya, vernon menatap mereka berdua bingung "apa?" tanya vernon.

"raja?" tanya Jeonghan balik.

vernon mengangguk ragu, lalu ia menatap scoups orang yang tadi ia panggil raja, ntah kenapa scoups menatap nya tajam.

"aku scoups raja hanya panggilan"

"hah gimana gimana?" sekarang Zia yang bertanya kebingungan.

"lupakan"

"heol bagaiman bis-"

"sudahlah ziaa kalau kata dia lupakan yasudah lupakan saja" ucap Jeonghan santai sambil memakan kacang yang dibawanya tadi pemberian vernon.

"apa yang membawamu datang kesini yang muli- maksud ku scoups??" tatapan tajam scoups berkata kepada vernon untuk tidak memanggil nya yang mulia vernon dapat membaca dari sorot tatapan dinginnya.

"tidak ada, hanya berkeliling sambil menemui centaur" bohong scoups, perkataan nya membuat zia membulat kan matanya tak percaya.

"Centaur?? manusia setengah kuda itu kan?" scoups mengangguk sedangkan Jeonghan berdecak memutar bola matanya melihat keantusiasan Zia.

"wahh ternyata itu beneran ada ya?? keren sekalii, apa ada faun juga??" scoups tersenyum sangat tipis sambil mengangguk "faun lebih bersahabat sedangkan centaur sebaliknya tak terlalu bersahabat" kata scoups.

"apa aku boleh melihat nya?"

"Zia ingat waktu sebentar lagi gelap ayo pulang!" titah Jeonghan menarik pergelangan tangan Zia.

"aku permisi dan terimakasih kacang nya" ucap Jeonghan berterimakasih kepada vernon, dan vernon mengangguk Jeonghan sama sekali tak berpamitan kepada scoups dia hanya menatap nya sinis dengan sekilas lalu pergi ambil menarik zia.

"kau ini! jangan terlalu berbicara banyak kepada orang asing" kesal Jeonghan sambil menjitak dahi adiknya.

Zia hanya mengeluh kesakitan saat tangan Jeonghan mendarat di dahi nya, Zia mengusap dahinya sambil menggerutu kesal menatap Jeonghan sebal.

"dengarkan aku! bukan menggerutu seperti itu"

"iya iyaa aku dengarr"

Jeonghan memutar bola matanya mencubit pipi Zia dengan sangat keras membuat sang empu meringgis kesakitan "awww sakit tau".

_______________

mengumpulkan banyak bunga hingga mengikat nya menjadi satu adalah salah satu favorit Zia, kini sekarang dirinya tengah berkeliaran mencari bunga di dalam hutan, hanya bagian luar hutan saja karna ia tak berani kalau sampai masuk kedalam hutan, karna takut di culik pemburu lagi.

"cantik"

Zia terlonjak kaget mendengar suara berat di belakang nya, hampir saja ia memukul orang itu tapi tak jadi karna Zia mengenal nya.

"scoups?? benar??" scoups mengangguk, memetik bunga mawar putih di depan nya lalu mengulurkan bunga itu memberikannya kepada Zia.

"cantik" Zia mengerjapkan matanya.

"bunganya" hampir saja Zia kegeeran ia menatap scoups sedikit datar lalu berbalik lagi mencoba memetik bunga lagi.

"bunga mawar memang cantik, tapi kau harus berhati hati dengan duri nya karna kau bisa terluka" baru saja ia mengingatkan laki laki yang bernama scoups itu untuk berhati hati dengan duri nya tapi malah dirinya yang sekarang terkena duri itu hingga menetes kan setitik darah.

"tak perlu memberitahuku untuk berhati hati, tapi kau yang harus lebih berhati hati gadis ceroboh" scoups mengambil tangan Zia mengusap telapak tangan nya lalu mengeluarkan sapu tangan putih dan menghapus darah itu dari jari telunjuk nya yang terluka.

My king ✓scoupsWhere stories live. Discover now