BAB 9 : Ruang Terlarang : Rahasia Kelam Mas Hasan

12 4 2
                                    

BAB 9 : Ruang Terlarang : Rahasia Kelam Mas Hasan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BAB 9 : Ruang Terlarang : Rahasia Kelam Mas Hasan

Juni terpukau saat melihat Pendopo yang begitu luas dan indah. Arsitekturnya yang megah dengan ukiran-ukiran rumit memancarkan aura kuno yang memesona. Namun, di balik keindahannya, Juni juga melihat beberapa sudut pendopo yang dipenuhi debu dan jejaring laba-laba. Hal ini menandakan bahwa pendopo tersebut telah lama ditinggalkan dan tidak terawat dengan baik.

Abimanyu, yang juga terpesona dengan pendopo tersebut, memutuskan untuk membersihkannya. Dia ingin mengembalikan kejayaan pendopo dan membuatnya kembali bersinar. Namun, usahanya untuk mencari jasa kebersihan menemui jalan buntu. Semua orang yang dia hubungi menolak setelah mengetahui alamat pendopo.

"Ada apa, sayang?" tanya Juni dengan penuh perhatian, melihat wajah Abimanyu yang terlihat pasrah dan bingung.

Abimanyu menatap kekasihnya dengan tatapan sendu. Dia menghela napas panjang sebelum memeluk Juni erat-erat. Juni yang terbiasa dipeluk Abimanyu, kali ini merasakan ada beban berat di balik pelukannya.

"Sayang," Abimanyu memulai dengan suara pelan, "ada yang aneh dengan pendopo ini. Semua orang menolak untuk membersihkannya. Seolah-olah ada sesuatu yang mereka takuti."

Juni mengerutkan keningnya, merasa penasaran. "Apa maksudmu?"

Abimanyu melepaskan pelukannya dan menatap Juni dengan serius. "Aku tidak tahu pasti. Tapi, aku merasakan ada aura mistis di sini. Seolah-olah pendopo ini menyimpan rahasia yang kelam."

Juni terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Abimanyu. Dia tidak percaya takhayul, tapi dia juga tidak bisa mengabaikan perasaan tidak nyaman yang menyelimuti pendopo ini.

"Bagaimana kalau kita cari tahu sendiri?" saran Juni dengan berani. "Mungkin ada alasan logis mengapa orang-orang takut untuk membersihkan pendopo ini."

Abimanyu mengangguk setuju. Dia senang melihat keberanian Juni dan tekadnya untuk memecahkan misteri pendopo. Bersama-sama, mereka memutuskan untuk menjelajahi pendopo dan mencari tahu rahasia yang tersembunyi di dalamnya.

****

Pagi itu, Juni dan Abimanyu bersiap untuk membersihkan pendopo tua di rumah baru mereka sewa. Berbagai peralatan kebersihan diambil dari gudang, dan Juni tak lupa mampir ke warung terdekat untuk membeli pewangi lantai dan lap kecil. Di sana, ia mendengar bisikan beberapa warga yang membuat hatinya kalut.

"Rumah itu bekas rumah pembunuh," celetuk seorang warga. "Aku jadi takut kalau ada yang terbunuh lagi di sana."

Kalimat itu bagaikan bom waktu bagi Juni. Ia terdiam sejenak, diliputi keraguan dan rasa penasaran. Baru sebentar ia tinggal di rumah itu, tapi desas-desus tentang masa lalunya yang kelam sudah beredar di antara para tetangga.

Juni melangkahkan kakinya menuju rumah tua itu, namun pikirannya masih terpaku pada perkataan para warga. Jalanan yang sepi menemaninya dalam lamunan, membawanya ke jurang pertanyaan demi pertanyaan. Benarkah rumah itu menyimpan misteri kelam? Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalunya?

Nirmala : Gamelan Ayu Banowati [End✓]Where stories live. Discover now