EPISODE 40

32 4 0
                                    

[AUTHOR POV]

Klub musik.

Kiki memainkan gitarnya dengan semangat plus senyum cerahnya.

"Orang lain mah, kalo habis ditolak pasti langsung galau. Ini malah semangat banget." ucap teman Kiki yang sedang merekam suara mereka.

"Padahal tadi sebelum ke kantin dia loyo banget lho." Ucap perempuan di sebelahnya.

"Bagus bro!"

"Yoi. Rekaman besok harus lebih bagus dari latihan tadi." Ucap Kiki bertos dengan temannya.

"Sambil nunggu Pak Noame, istirahat dulu guys."

"Oi, kalian tadi ngomongin siapa?" Tanya Kiki kearah dua orang tadi.

"Ngomongin elu." Jawab si laki-laki.

"Sorry, kedengaran ya?" Tanya Frei.

"Ki." Panggilnya.

"Hm?"

"Lo nggak bosan apa ngebucinin orang yang sama terus-terusan?" Tanyanya.

"Emang kenapa, Frei?" Tanya Kiki.

"Sedih gue liatnya. Orang kayak elu harusnya punya mantan segudang." Ujar Frei.

"Gitu ya?" Tanya Kiki sambil tertawa kecil.

"Tenang aja Ki, kalo [YN] gak mau sama elu, gue mau kok. Nanti gue bantuin lu biar cepat move on." Lanjut Frei tersenyum sambil mengedipkan satu matanya.

"Hahaha." Kiki tertawa.

"Gimana?" Tanya Frei.

"Lu cari yang lain aja ya." Ucap Kiki tersenyum.

"Oke Ki, gue paham." Balas Frei menghelah nafas.

‘Sakit btw.’

Ceklek ─

"Sorry guys, telat. Pak Noame otw kesini." satu teman Kiki baru datang sambil memberikan info.

"Ayo lanjut latihan lagi."

.

.

.

.

Klub tataboga.

"......" Toro diam menatap [YN] yang masih memasang wajah mengkerut nya.

"Kenapa dia?" Tanya Toro.

"Abis di gangguin Kiki tadi." Jawab Upi.

"Ada vidionya." Lanjut Amu.

"Yakin? Biasanya gak sampai kayak gini lho." Tanya Toro lagi.

"Mana ku tau, tapi tadi Kiki agak kelewatan sih." Jawab Upi.

"Grrrr." Geram [YN] marah menatap Upi.

"Ini mah harus di ruqyah." Ujar Amu.

"Bismillaahirrohmaanirrohiim allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyuum, laa ta khudzuhuu sinatuw walaa naum." Upi dan Amu mulai membaca Ayat kursi sambil menengadah tangan mereka kearah [YN].

Bukannya tenang, [YN] makin mengkerut kan wajahnya karena lebih merasa jengkel.

"Mau popcorn?" Tanya Toro.

"Mau." Bukan cuma [YN] yang menjawab, Amu juga ikut menyahut, dengan wajah yang kembali seperti biasa [YN] menatap Toro penuh harap.

"Geblek." Upi memukul kepala keduanya.

"Au."

"Popopcron." - Upi.

"Yang benar popcorn, bukan popopcron." - Toro.

"Popopcron~" - Amu, [YN].

Thankyou sudah vote~♡♡♡

WEE!! x Readers √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang