⚘ 08 : Arcade [Bamby x Reader]

53 11 0
                                    

―――――――――――――――――
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🦌🦌🌹🌹🌹🌹🌹🌹
―――――――――――――――――

Suara musik dari tiap mesin Arcade bertabrakan di dalam satu ruangan, terlihat seorang laki-laki tengah asik bermain dengan teman perempuan nya.

Arcade Pump It Up.

Permainan yang paling sering dimainkan oleh Bamby dan [Name] setelah mereka pulang sekolah.

"Bam, kali ini score ku lebih tinggi dari mu!" ucap [Name] sambil menunjuk ke arah layar arcade.

"Aku hanya mengalah, aku juga belum merenggangkan otot-otot ku," ucap Bamby, tidak mau kalah dari [Name].

"Alasan," sahut [Name] sambil tertawa.

Keduanya tertawa bersama, bersenda gurau sembari bermain lebih lama, setiap hari hingga larut malam.

Namun suatu hari, [Name] terlihat lebih murung dari biasanya, ia terus menerus curi-curi pandangan ke arah Bamby, ingin mengucapkan sesuatu, tapi rasanya seperti suaranya tidak bisa keluar.

"Bamby," ucap [Name] sembari duduk di samping Bamby.

Sang surai merah muda menoleh, "Ya?"

[Name] masih setia menunduk, tidak berani menatap si pemilik wajah imut tersebut.

"Apa... Kau sedang menyukai seseorang?" tanya [Name], sedikit melirik ke arah Bamby, pertanyaan itu membuat Bamby memiringkan kepalanya sembari berpikir.

"Sepertinya tidak ada," sahut Bamby, kemudian ia menoleh ke arah [Name], "Memangnya kenapa?"

"A-ah, tidak! T-teman ku, dia bilang bahwa dia menyukai mu, karena itu aku bertanya padamu," ucap [Name], buru-buru mencari alasan agar Bamby tidak menyadari perasaan [Name] terhadap Bamby.

"Padahal lebih baik kalau dia bilang secara langsung kalau dia menyukai ku, daripada dia bertanya padamu untuk menggali informasi tentang ku," sahut Bamby, sebelum ia memasukkan koin ke dalam mesin arcade tersebut untuk kesekian kalinya.

[Name] menundukkan kepalanya, "Hahaha, ya, dia orang yang sangat pemalu," ucap [Name].

"Ah, ku pikir kau sendiri yang ingin tau," sahut Bamby, membuat [Name] segera buang muka, malu karena yang di katakan Bamby adalah sebuah fakta.

"Ahaha, bukankah kau sudah pernah bilang, kita ini teman, tidak mungkin saling mencintai," sahut [Name], dengan senyum palsu nya, sebelum mereka kembali bermain arcade tersebut.

"[Name], kalau kau punya kekasih, kalian akan kencan di mana?" tanya Bamby tiba-tiba, sembari matanya terfokus pada layar arcade.

[Name] terdiam sesaat untuk berpikir, "Arcade, mungkin? Orang yang ku sukai itu sangat menyukai game," sahut [Name] sambil terkekeh pelan.

Bamby menoleh ke arah [Name], kemudian ia mengangguk.

𓆝 𓆟 𓆞 𓆝 𓆟

Suatu hari, secara tiba-tiba, Bamby mulai menjaga jarak dari [Name], kini ia lebih dekat dengan seorang gadis dari kelas 11-A, gadis yang sangat cantik, memiliki surai berwarna kecoklatan dengan mata bak sebuah permata emerald yang sangat cantik.

Ah.. Tawa itu, Tawa yang sangat bahagia itu, [Name] sangat jarang melihat ekspresi itu di wajah Bamby, namun gadis itu dapat dengan mudah membuat Bamby merasa nyaman.

Iri, tapi [Name] hanya bisa menatap dari kejauhan, dengan hati yang mulai retak, dan juga semangat yang perlahan padam.

Air mata menetes di pipi [Name], ia segera menyapu nya dan berlari menjauh.

Sakit?

Teramat sangat, tapi [Name] lupa dengan fakta bahwa seseorang pasti akan datang dan suatu saat pasti akan pergi.

Hari demi hari terus berganti, perlahan hubungan keduanya semakin renggang.

Bamby di sadarkan oleh tuhan, ketika gadis yang ia kejar ternyata sudah memiliki kekasih hati, dan dirinya hanya bagaikan seorang hiburan gadis tersebut di ia sedang bosan.

Lambat laun Bamby merasa sepi, [Name] yang biasanya akan datang dan membuat keramaian, namun [Name] tidak lagi mendekat.

Mereka yang pada awalnya duduk di kursi yang bersebelahan, kini [Name] memindahkannya ke ujung ruangan, memiliki jarak sekitar 5 buah meja dari meja milik Bamby.

Terkadang Bamby juga menyapa [Name], namun [Name] hanya tersenyum sambil melambaikan tangan nya, kemudian gadis itu pergi berlalu.

Kemudian saat Bamby mengajak [Name] pergi ke arcade sepulang sekolah, [Name] menolak tanpa berpikir panjang, kemudian ia pamit dan meninggalkan Bamby yang kebingungan akan perubahan sifat dari [Name].

Pertanyaan mengapa [Name] terus-menerus menghindarinya terbayang di dalam kepala Bamby, namun tak butuh waktu lama untuk dirinya menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut.

Suatu hari, sepulang sekolah, Bamby memasuki ruangan yang di penuhi oleh mesin arcade, seperti biasa, ia akan menghabiskan waktunya sampai larut malam.

"Oppa! Kenapa kau tidak mau mengalah sekali saja, huh??"

Suara yang sangat tidak asing itu membuat Bamby menghentikan langkah nya.

Ia melihat [Name] sedang bermain Pump It Up bersama dengan seorang laki-laki, mereka terlihat bahagia, dengan hawa romantis yang lembut terpancar dari dua insan tersebut.

"Ah, jadi begitu," gumam Bamby, dari kejauhan ia tersenyum, ia mengingat pertanyaan yang pernah ia tanyakan pada [Name].

Bamby pun berjalan menjauh, meninggalkan kenangan yang pernah jalani bersama [Name], tanpa ia tau bahwa selama ini [Name] menyukai dirinya, dan dirinya menyukai seorang [Name].

―――――――――――――――――
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🦌🦌🌹🌹🌹🌹🌹🌹
―――――――――――――――――

『DAY'S WITH YOU』❅ PLAVE x PLLIWhere stories live. Discover now