21:HIDUP PENUH BATASAN

33 9 5
                                    

Seperti biasa luv, kalo mampir tinggalin vote dan komen ya hehe, remember! kalo ada typo berceceran mohon dikoreksi ya makasih💗💗🦋

Happy Reading 🌻

/ᐠ≽•ヮ•≼マ

"kenapa baru pulang?"

Naya yang baru masuk kedalam rumah dan kepulangannya sudah disambut oleh Gio yang meradang.Tampak pria beraut wajah marah itu menatap Naya dengan tatapan yang menggambarkan perasaan marah dan kecewa.

"p-papah?"

Tubuh Naya serasa kaku dan jantungnya berdebar kencang saat melihat Gio yang berdiri di ruang tamu dengan tegas dan menyilangkan tangannya didada.

Tampak pria itu terus menatap Naya dengan tatapan tegas dan tajam. Gadis itu tertunduk takut dari tatapan sang ayah membuat hawa ruangan menjadi tegang.

Pria itu seakan siap memarahi Naya.

"kamu bilang akan pulang sebelum maghrib, adzan maghrib sudah selesai dari tadi"

Suara Gio yang amat tegas membuat Naya gugup untuk berbicara.Pria menurunkan tangannya kemudian kakinya secara bergantian melangkah ke arah Naya yang masih tertunduk diam.

"kamu pergi ke mana setelah sekolah?"gumam Gio

Bibirnya yang bergetar berusaha untuk dapat berbicara"N-Naya...Naya...."Bahkan Naya tidak dapat melanjutkan kalimatnya karena ketakutan terus mendorongnya untuk takut jujur.

Gio membungkuk kecil dan hampir mendekatkan dahinya ke dahi Naya dan disaat itulah Naya perlahan mengangkat wajahnya dan menatap keatas fokus tertuju ke mata Gio yang dengan tajam menatap balik mata Naya.

"kamu bohong sama papah kan?"Gio dengan tiba-tiba berucap dengan suara bisik setelah perlahan menegakkan punggungnya

Gadis itu sontak menggeleng dengan raut wajah ketakutan"m-maaf pah...N-Naya tidak ada niat untuk bohong sama papah, Naya hanya-"

"TIDAK!KAMU BOHONG, KAMU BOHONG SAMA PAPAH!!"Tiba-tiba Gio mengerang marah saat Naya bicara.

Naya terbelalak dan terkejut dengan Gio yang mendadak mengerang marah dihadapannya.

"kenapa Naya bolos ekskul tari?kenapa?! kamu main sama teman sekolah kamu, ya?"tanya sang ayah dengan nada tinggi dan memegang kedua lengan Naya dengan kuat-kuat.

Mata gadis itu sudah terlihat merah dan mulai sembab membendung banyak air mata dipelupuk matanya.Ia menggeleng dengan pelan"ti-tidak pah...Naya-"

Lagi-lagi pria itu terus dengan kencang memotong ucapan gadis itu dan tidak memberikan gadis itu untuk berbicara dan mencurigai putrinya sendiri"lantas apa!? oh, kamu main sama cowok yang ada disekolah kamu?"tanyanya dengan sedikit meringis

Matanya langsung terbuka lebar, tidak menyangka ia dapat pertanyaan seperti itu yang jelas akan berlawanan dari karakter Naya.

"enggak pah"Naya kebablasan membantah anggapan dari Gio dengan ketus

"Naya bukan anak perempuan rendah yang tak segan lepasin harga diri seperti papah bilang!"

"KAMU JANGAN MEMBANGKANG!!!"

"JANGAN JADI ANAK PEREMPUAN PEMBANGKANG YANG SUKA MEMBANTAH ORANG TUA!!"bentak Gio sambil menuding-nuding kening Naya

"ANAK PEREMPUAN JADI PEMBANGKANG JUGA KARNA PUNYA ORANG TUA PENGEKANG!!"tanggap keras Naya dengan nada tinggi

Pria itu langsung membisu, perlahan menjatuhkan jari dan tangannya yang tadinya menunjuk ke kening Naya. Gadis itu mendengus cepat dengan kemarahan bercampur air mata yang menitik dari sudut matanya.

AVICENNA [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang