28

102 7 2
                                    

Pukul set 12 malam.

Morin terbangun. Dia beranjak dari tempat tidur. Morin keluar dari kamar. Dia turun kebawah dan pergi kedapur. Saat melewati ruang tengah, Morin melihat ada Ian yang duduk disana sambil menonton TV dalam keadaan gelap tanpa diterangi lampu.

Morin menatap Ian bingung. Dia menghampiri Ian dan melupakan tujuan pertama nya.

Saat sudah sampai, Morin melihat diatas meja ada 1 botol bir serta gelas yang sudah terisi setengah.

Morin melotot kan kedua matanya. Ian belum menyadari ada seseorang berada dibelakang dirinya.

"Ian Lo minum". Ucap morin sambil memegang bahu Ian.

Ian yang merasa ada orang langsung melotot kan kedua matanya saat tahu suara orang yang menegur dia.

Ian menoleh kebelakang dengan ragu ragu.

Morin menatap tajam Ian yang menatap dirinya.

"Lo ngapain minum minum. Gue bilang mama papa mau?" Ancam Morin.

Ian langsung bangkit dari sofa dan berdiri menatap Morin takut takut.

"Sorry kak tapi jangan bilang mama dan papa". Hanya itu yang terucap dari mulut Ian.

Morin menghembuskan nafas berat.

"Sudah berapa lama?". Tanya Morin dengan nada dingin dan wajah datar yang membuat Ian bertambah takut.

"Dari kelas 10". Ucap Ian menunduk takut.

Morin tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang diucapkan Ian.

"Kalau orang bertanya itu bukan nunduk jawabnya tapi tatap orang nya. Emang orang yang bertanya ada di lantai". Ucap morin kesal.

Ian menggeleng ribut.

Ian memberanikan diri walaupun diri nya sudah berkeringat dingin menatap Morin.

"Kelas 10". Ucap Ian takut takut.

Hufs

Hembusan kasar nafas Morin.

Kemudian dia duduk di sofa sebelah Ian. Ian juga ikut duduk.

Morin mengambil gelas minuman Ian dan langsung meneguknya dengan satu tegukan.

Ian yang melihat melebarkan kedua matanya dan juga mulutnya yang menganga.

"Kak lu minum juga". Tanya Ian terkejut.

Morin meneguk habis bir tersebut. Kemudian meletakkan kembali gelas ke atas meja.

"Ya. Kenapa emang? Gak boleh". Tanya Morin masih sadar.

"Boleh sih. Hanya terkejut aja. Aku gak tau kakak juga minum". Ucap Ian.

"Kak jangan sampai mama papa tahu kita minum. Bisa bisa kita di usir papa". Lanjut Ian.

Membayangkan dia diusir sudah membuat bulu kuduk nya berdiri sekaligus merinding.

"Ya. Kalau mau minum ajak kakak. Kalau tidak kakak bilang mama papa". Ancam Morin pada Ian.

"Ish. Ancamannya gak lucu". Ucap Ian mengerucutkan bibirnya.

Morin terkekeh melihat Ian begitu.

"Hahahaha. Kakak izinin asal ada kakak. Kalau mau ke bar juga boleh. Kita pergi diam diam saat kamu libur". Ucap Morin menaik turunkan alisnya.

"Wah. Bagus tu. Nanti aku yang bayar". Ucap Ian semangat.

Morin mengangguk.

"Eh btw kamu besok gak sekolah ". Tanya Morin memicingkan matanya menatap Ian.

My Husband Is Peterpan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang