Chapter [01]

984 193 17
                                    


Seseorang baru saja terbangun dari tidur lelapnya. Alarm terus berdering, aneh jika ia tidak terganggu. Tangan kanannya merayap pelan, meraih sesuatu di atas nakas samping ranjangnya, sebuah ponsel. Yang lebih menarik, ada sebuah bingkai foto di atas nakas namun ia balik dan telungkupkan. Sepertinya ia tidak ingin melihat isi bingkai itu. Sebenarnya, ia bisa saja membuangnya, namun entah mengapa, ia selalu gagal. Pernah satu hari ia membuangnya, namun tidak butuh waktu 24 jam, ia kembali mengambilnya dan meletakkan kembali di tempatnya semula kemudian ia balik bingkai itu.

Ia tampak membalas beberapa pesan yang masuk semalam. Banyak pesan masuk dari manajernya lalu beberapa teman dekatnya. Lalu ia menghela napasnya pelan saat sebuah pesan masuk. Rupanya dari seseorang yang selama ini ingin dekat dengannya. Seorang lelaki yang jatuh cinta dengannya. Namun sepertinya, ia hanya ingin hubungan mereka tidak lebih dari sekedar teman. Ya, ia bahkan selalu ingat perkataan temannya, tidak ada hubungan persahabatan antara dua orang, salah satunya sudah bisa dipastikan menginginkan lebih.

"Ya?" jawabnya. Rupanya seseorang menelponnya. "Hari ini? Jam tiga sore? Mereka merubah jadwalnya?" Dari percakapan itu sudah bisa dipastikan bahwa sang manajerlah yang menelpon. Ia tampak sedikit kesal. Ya, ia adalah tipial orang yang tidak suka jika janjinya harus dijadwalkan ulang karena pasti akan mengacaukan jadwal-jadwal berikutnya.

"Hari ini kau tidak ada jadwal dan janji apapun. Jadi, aku menyetujuinya. Lagipula...ini pertemuan pertama dengan kru drama juga para pemeran sebelum nanti pembacaan script dan syuting."

"Kalau aku tidak ada jadwal, itu artinya aku bisa hangout dengan teman-temanku. Kalau begini, aku pasti akan membatalkannya. Kenapa bisa me-reschedule di last minute? Siapa yang meminta reschedule?"

"Lawan mainmu...ia mengatakan kalau besok adalah hari spesial. Ia ingin mengosongkan jadwalnya."

"Hari spesial itu bukan urusanku! Kenapa hanya karena urusan satu orang, harus merubah jadwal yang sudah ada? Memangnya besok tanggal berapa? Apa ada yang istimewa? Hari kemerdekaan atau apa?"

"1 September! Dan memang tanggal biasa, tidak ada yang istimewa. Aku hanya tahu tanggal itu ulang tahunmu..."

Tidak menjawab pertanyaan sang manajer, akhirnya setelah beberapa saat, ia mengakhiri pembicaraannya. Ia kembali menaikkan selimutnya, menutupi hingga kepalanya. Sejenak ia mengoceh, entahlah...suaranya tidak jelas karena ia berada di bawah selimut. Namun, setelah beberapa saat, ia menurunkan selimutnya. Ia sedikit kesal, lalu melirik ke arah nakas.

"Istimewa? Mengingatnya sekarang pun percuma!" gumamnya pelan. Lalu ia kembali mengusak kasar kepalanya. "Kenapa aku harus berurusan lagi denganmu, Kim Taehyung!!!"

Benar, seseorang yang baru bangun dari tidur dan mendapatkan telepon dari sang manajer itu adalah Jungkook. Ia salah satu artis yang tengah naik daun. Meskipun ia baru saja kembali dari masa hiatusnya, tidak membuatnya menjadi redup. Bahkan semakin banyak tawaran yang datang setelah ia kembali.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SerendipityWhere stories live. Discover now