Chapter [04]

787 185 30
                                    

Malam itu, Jungkook tidak bisa memejamkan matanya. Ia memang berada di kamarnya, di atas ranjang dengan selimut menutupi tubuhnya. Namun, sudah hampir satu jam ia berusaha memejamkan matanya hasilnya selalu nihil. Bahkan sudah beberapa kali ia mengganti posisi tidurnya agar tertidur, itu pun tidak ada hasilnya. Sesekali ia menatap ke pintu kamarnya yang tertutup. Ia tahu ada orang di luar kamarnya yang tengah tertidur nyenyak di sofa....mungkin.

Jungkook kesal pada dirinya, hingga akhirnya ia pun bangun dari posisinya. Bibirnya mengerucut, wajahnya terlihat sangat kesal. Rupanya beberapa saat yang lalu, ia mengambil semua cushion di sofanya. Berharap agar Taehyung tidak bisa tidur karena tidak ada sesuatu untuk ia peluk. Namun, nyatanya Jungkook tidak bisa tidur karena sepertinya ia memikirkan Taehyung apakah lelaki tampan itu bisa tidur atau tidak. Dan yang membuat ia kesal, Jungkook sangat tidak ingin memikirkannya, namun saat ia mengabaikannya maka hanya akan membuatnya memikirkan Taehyung.

Akhirnya, Jungkook turun dari ranjang. Ia telah berganti pakaian dengan setelah piyama satin berwarna biru tua. Hingga setelah beberapa saat, ia membuka pintu kamarnya sangat pelan. Ia tidak ingin seseorang di luar sana menyadari ia membuka pintu kamarnya. Jungkook keluar kamarnya, ia mengendap menuju ruang tengah. Hening dengan lampu temaram sebenarnya sudah bisa membuat orang tidur dengan nyaman. Hingga langkahnya mendekati sofa dimana Taehyung tidur.

Tidur? Benarkah Taehyung bisa tidur tanpa sesuatu? Jungkook menatap Taehyung, ia bisa melihat lelaki itu tampak tertidur. Entah mengapa ada gurat kecewa di wajahnya. Ya, pasalnya selama bersamanya, Taehyung selalu memeluknya untuk bisa tidur. Dan akan selalu mencari Jungkook sebelum ia memejamkan matanya, menutup akhir hari itu sebelum esok harinya kembali menatap wajah manis yang paling ia cintai saat membuka matanya kembali.

"Semudah itu kau tidur?" gumam Jungkook pelan. "Percuma aku mengambil semua cushion!" gerutunya lagi.

Lalu ia maju satu langkah, saat Taehyung mengusap lengannya. Rupanya Taehyung mulai kedinginan. Jungkook menoleh kanan dan kiri, memang ia menyalakan pendingin di ruangan itu. Ia lalu memutar tubuhnya menuju ke salah satu sudut ruangan.

"Menyusahkan orang saja!" gerutunya. "Kenapa selalu membuat orang tidak bisa tidur?!" lanjutnya. Jungkook lalu menyalakan penghangat ruangan. Ia menatap Taehyung, sepertinya sudah sedikit merasa nyaman. Jungkook pun kembali.

Jungkook kembali mendekati sofa itu. Ia bersedekap, masih berdiri di samping sofa. Taehyung tampak memejamkan matanya seraya bersedekap. Sedikit ragu, Jungkook kembali maju satu langkah lalu sedikit menurunkan tubuhnya, menatap wajah lelaki tampan itu.

Kenapa wajahnya kurus? Apa dia tidak pernah makan?

Jungkook kembali menatap Taehyung beberapa saat. Ia bahkan menarik kedua sudut bibirnya ke atas saat lelaki itu menggaruk asal wajahnya. Namun, Jungkook segera menahan tangan Taehyung agar tidak menggaruk lebih lama lagi, lalu melirik ke jari-jari Taehyung. Sepertinya ia ingin memastikan sesuatu bahwa kuku Taehyung tidak panjang dan bisa membuatnya melukai wajahnya. Lucu memang, bibirnya selalu mengatakan benci, tidak lagi mencintai lelaki itu, namun untuk hal sekecil itu ia masih saja mengkhawatirkannya.

"Terima kasih sudah khawatir, tapi aku selalu memotong kukuku, baby..." ujar Taehyung seraya membuka pelan matanya. Jeongguk terkejut, ia langsung menegakkan kembali posisinya. Taehyung tersenyum lalu bangun dari posisinya. "Tidak bisa tidur?" tanya Taehyung.

Jungkook hanya diam, enggan menjawab. "Hm?!" tanya Taehyung lagi seraya berdiri tepat di depan Jungkook. Jungkook lalu mengalihkan pandangannya saat tebakan Taehyung benar.

"Iish! Lepaskan tanganmu!" titah Jungkook saat Taehyung menggenggam tangannya dan menariknya menuju kamarnya. "Jangan macam-macam! Apa yang akan kau lakukan?!" Jungkook masih mencoba melepaskan tangan Taehyung.

SerendipityWhere stories live. Discover now