Akemi itu tidak tahu sudah berapa lama tak sadarkan diri di gedung terbengkalai tersebut. Kepalanya masih pusing, sensasi rasa sakit menjalar ke sekujur tubuhnya.
"Di mana ini" Gumam wanita rambut coklat itu melihat sekitarnya.
Matanya melebar saat menyadari Wanita rambut hitam pendek itu merangkul Yuji yang terlihat kebingungan.
"Apa yang kau lakukan padanya" Teriak Akemi geram.
"Shush..kau terlalu berisik dasar gadis kecil merepotkan" Hardik Kaori sambil merangkul Yuji.
Tentu saja Akemi kebingungan karena dia tidak sadarkan diri saat Kaori mengatakan hubungan sebenarnya antara dia dengan Yuji.
"Akemi-san? " Ucap remaja itu dengan tatapan kosong.
"Sssshh...kau tidak perlu berpikir apapun biar aku yang mengurus semuanya untukmu putraku yang manis" Ucapnya masih merangkul remaja kebingungan itu.
"Baiklah..." Ucap Yuji menurut saja pada wanita yang mengaku sebagai ibunya.
Kaori berseringai sambil membelai pipi Yuji.Wanita itu terus membisikkan bisikan persuasif sambil menepuk-nepuk punggung Yuji.
"Kalau begitu kau bisa bukan membiarkan Sukuna mengambil alih tubuhmu" Bisik Kaori begitu persuasif.
Tak lama kemudian remaja itu menepis tangannya dengan kasar sambil memgusap rambutnya kebelakang. Kepribadianbya begitu berbeda, seolah orang lain.
"Sadari tempat mu, dasar mahkluk lancang" Hardik laki-laki itu begitu Arogan.
Seketika semua orang yang ada di ruangan itu merinding merasakan hawa mengancam dari remaja laki-laki rambut pink pendek itu.
"Maaf, maksudku selamat datang wahai Raja Kutukan Ryomen Sukuna" Ucap Kaori tertawa jahat.
"Apa kau yakin dia Sukuna? " Ucap Jogo ragu.
Tidak ada yang menyadarinya. Namun puncak kepala Jogo yang merupakan gunung berapi itu terbelah dan terdapat bekas belahan di dinding.
"Aku sudah memperingati " Ucap Sukuna begitu arogan sambil bertopang dagu melihat hina seisi ruangan.
Tanpa berkata apapun Sukuna pergi dari ruangan tersebut diikuti kelompok tersebut.
"Karena aku sudah bisa mengambil alih tubuh bocah nakal ini, saatnya mencari penyihir menyebalkan itu" Gumam Sukuna berseringai
"Kau bersemangat sekali ya" Ucap Mahito
Sedangkan Akemi hanya terduduk ketakukan melihat langsung kekuatan yang jauh dari jangkauan nya. Secuil kekuatan Raja Kutukan.
"Aku pikir aku akan mati. Itukah yang di sebut Raja Kutukan" Gumam Akemi dengan tubuh yang masih gemetaran hebat. "Menakutkan sekali"
*****
Sementara Sukuna dan rombongannya mulai menebar kekacauan di kota. Mereka memporak-porandakan kota sambil tertawa seolah menikmati kekacauan yang mereka sebabkan.
"Kenapa sekarang, aku benci bekerja lembur" Gumam laki-laki dengan kacamata yang cukup unik dan sebuah pedang tumpul.
"Aku tidak masalah selama aku mendapatkan banyak bonus" Gumam wanita dengan rambut depan yang di kepang dan menutupi sebagian wajahnya.
Tak hanya penyihir tingkat pertama, nyaris semua penyihir dari tingkat tiga sampai tingkat satu bahkan tingkat spesial di kerahkan untuk meredakan kekacauan yang terjadi.
"Sialan kenapa sekarang, aku harus mencari Akemi" Gerutu Suguru mengeluarkan beberapa kutukan yang telah dia manipulasi.
Kepanikan massal, banyak manusia
transfiguration dan kutukan yang berkeliaran di kota hingga korban jiwa tak dapat di elakkan.Kepanikan itu terus menyebar hingga memangkas sebagian populasi Jepang.
Satoru yang jengkel terus memusnahkan apapun yang menghalangi jalannya. Yah Laki-laki rambut putih itu tidak ada bedanya dengan mesin pemusnah massal.
"Mengganggu" Ucap nya geram.
Laki-laki rambut putih itu melepaskan penutup mata hitamnya dan terus melangkah maju untuk mencari kedua penyihir yang menghilang tersebut sambil sedikit melakukan pembersihan di perjalannya
YOU ARE READING
Their Precious Girl
FanfictionSemuanya di mulai ketika seorang gadis 12 tahun di selamat kan oleh dua orang remaja SMA dari ayahnya yang pemabuk.