chapter 18

13.2K 617 7
                                    

Happy reading

••••

Pagi-pagi sekali villa ini sudah sangat ramai dengan suara Marco, aland, max dan vio. Mereka bermain PS, game yang mereka mainkan tak lain adalah tembak-tembakan. Dengan lihai vio menggunakan stick nya menghindari musuh demi musuh.

"Di tembak goblok, bukan di liatin aja." Kesal Marco mengejek vio.

"Berisik ah, bilang aja lo minta di bantuin." Balas vio.

"Tembak, itu musuh lu di tembak Al." Ucap Marco kepada Aland.

"Sabar." Balasnya.

Marco ini jika bermain game sangat tak sabaran, terkadang temannya bisa mati karena perintahnya.


Sementara di sisi lain. Elara dan Erland masih tertidur pulas di atas ranjang mereka. Cahaya matahari menerobos masuk ke sela tirai jendela. Elara menggeliat saat cahaya itu mengenai wajahnya.

"Eughh." Lenguh elara. ia membuka matanya perlahan. Perut nya terasa berat seperti ada yang menindih nya. Elara menoleh menoleh kesamping. Terlihat Erland yang memeluknya perutnya. Untung saja anaknya tak sesak.

Elara dengan hati-hati memindahkan tangan Erland agar tak terbangun. Setelah berhasil elara langsung pergi membersihkan diri. Tubuhnya terasa sangat lengket, untung saja perut nya sudah tidak sakit lagi.

Hanya membutuhkan waktu 20 menit. Elara keluar dari kamar mandi dan melihat Erland yang terduduk dengan wajah bantalnya. Melihat itu Elara terkekeh geli lalu menghampiri Erland dan mengelus rambut nya.

"Ayo mandi, udah siang ini loh." Ucap elara tangan nya masih aktif mengelus rambut Erland.

"masih ngantuk, sayang." Ucap Erland dan memeluk tubuh elara yang masih di posisi berdiri.

"Dasar bayi, yaudah sana tidur lagi aku mau turun ke bawah dulu."

"Ga mau." Erland mempererat pelukannya.

"Baby udah laper loh Daddy." Ucap elara dengan nada anak kecil.

"anak Daddy laper? Baiklah tunggu 10 menit Daddy akan segera bersiap-siap dan turun ke bawah ya." Ucap Erland dan mengelus perut elara.

"Giliran sama baby langsung cepet."sinis elara.

"yaudah sana mandi, aku tunggu di sini ya." Ucap elara.

Erland mengangguk dan segera beranjak untuk membersihkan diri. Sambil menunggu Erland....elara bermain dengan ponsel nya. posisi nya saat ini duduk di pinggiran kasur.

Saat sedang asik memainkan handphone nya, ia tersentak saat mendengar suara Marco yang berteriak dari lantai bawah.

"Seperti suara marco." Gumam elara. Tanpa menunggu Erland selesai, elara langsung turun kebawah mengecek apa yang terjadi. Pasalnya teriakan Marco sangat keras.

Sesampainya di bawah elara tercengang saat melihat Marco yang berteriak karena game yang dia mainkan kalah. Ia kira ada sesuatu yang terjadi.

"Eh el, sorry keganggu." Ucap Marco setelah melihat elara.

"Gapapa, gue cuman kaget lu teriak gue kira ada apa." Ucap elara.

Changing Antagonis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang