38

5.8K 1K 121
                                    

Halo halo, apa kabar? Sehat kan?

Typo tandai ya supaya bisa langsung diperbaiki.

###

Laveron dan Jester memutuskan untuk membeli pedang yang baru saja mereka coba.

Noel mengambil sepasang busur dan anak panah yang terlihat unik tapi tetap kokoh.

Argaleon diharuskan untuk membayar semua yang diambil oleh putra-putranya. Jika untuk Noel, ia tidak masalah tapi untuk kedua putra tertuanya, ia hanya bisa mendengus kesal. Padahal, kedua putranya itu tidaklah kekurangan uang.

Pemilik toko sangat senang mendapatkan tumpukan emas, iya benar emas!
Jadi, dengan senyuman paling lebar yang dimilikinya, ia mengirim para pelanggannya sampai ke luar dari pintu tokonya dan tidak lupa meminta mereka untuk kembali datang lain kali.

***

TRANG!
TRANG!
TRANG!

Suara pedang saling berbenturan menggema di area latihan.

Argaleon tidak melakukan satu lawan satu, melainkan ia meminta kedua putranya sekaligus untuk langsung menyerangnya.

Di sekeliling ketiganya, banyak prajurit yang menonton. Ini bisa juga disebut untuk meningkatkan semangat para prajurit.

Noel duduk di tempat yang lebih tinggi tapi. Memungkinkan dirinya bisa melihat pertarungan dengan sangat jelas dengan jarak yang terlah diperkirakan aman.

Banyak pasang mata yang menatap kagum saat melihat pertarungan yang sedang berlangsung.

Argaleon tidak terlihat kewalahan meski harus menghadapi dua lawan sekaligus.

Jester yang digadang-gadang sebagai panglima selanjutnya pun tidak bisa membuat sang ayah kewalahan.

Sebagai seorang raja, Argaleon telah dilatih dari dini dan ia juga merupakan jenius sejak kecil.

Laveron dan Jester mengumpat dalam hati saat melihat sang ayah masih terlihat tenang. Keduanya teringat sewaktu kecil, mereka akan diajar Argaleon dengan sangat keras dan tanpa ampun.

Di saat itu, Noel akan berdiri di sudut yang paling tersembunyi untuk melihat ayah dan kedua kakaknya berlatih. Ingin mendekat tapi tidak berani, waktu itu Noel masihlah menjadi anak pemalu.

Baik Argaleon, Laveron ataupun Jester, sebenarnya mengetahui keberadaan Noel. Tapi mereka bersikap seolah-olah tidak melihatnya dan membiarkan seorang penonton menonton dari kejauhan.

Kembali ke waktu saat ini, Laveron dan Jester membuat pemahaman diam-diam untuk kerjasama menjatuhkan sang ayah.

Laveron dan Jester berbuat kombinasi penyerangan bertubi-tubi secara bersama-sama.

Sikap Argaleon yang tadinya masih terlihat tenang berubah menjadi serius. Melihat sikap dari kedua putranya dalam menyerang dirinya yang tidak main-main. Argaleon membuat seringai tipis, ia menarik satu pedang lagi dari pinggangnya.

Dua pedang melawan dua pedang, adil bukan?

Melihat sang ayah menarik satu pedang lagi, membuat Laveron dan Jester mengerutkan dahi tanda tidak suka.

Apakah sang ayah tidak pernah bisa mengalah?

Ketiganya saling menyerang, menghindar dan jika tidak memiliki waktu untuk menghindar, akan membuat gerakan bertahan.

Terdengar sorakan dari pinggir lapangan. Para prajurit terlihat semakin bersemangat. Mereka tidak membuat pilihan siapa yang lebih unggul. Bagi mereka, ketiganya paling hebat dan kuat.

Abandoned Prince Where stories live. Discover now