tiga puluh sembilan🍓

39 1 0
                                    

Votmen jangan lupa ya

Tandai typo!

Tandai typo!

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

°°°°

Selang beberapa bulan setelah kelulusan Ara. Kini acara pelantikan Fadel hari ini dilaksanakan.

Setelah acara sumpah untuk para TNI kala itu. Fadel tengah berkumpul dengan yang lainnya untuk menunggu kedatangan keluarganya masing-masing.

Kedua orang tua Fadel datang dan langsung memeluk pemuda yang sudah menggapai mimpinya.

Fadel terkejut dan langsung membalas pelukan keduanya.

"Selamat anak ayah," ucap Ayah Fadel dan langsung memberikan hormat kepada pemuda itu.

Naila terharu, putranya sudah menggapai mimpinya.

Fadel tidak bisa membendung tangisannya, mencium wajah wanita itu dengan sayang.

"Makasih bund, doanya," ucap Fadel dengan lirih dan dibalas anggukan oleh Naila

Ainun datang dan memeluk Fadel, Pemuda itu tersenyum melihat adiknya yang juga hadir. Lantas langsung mengangkat tubuh kecil Ainun menggendong ala koala dan menghadiahkan kecupan manis di pipi gembul bocah itu.

"Selamat abang,"

"Makasih sayang," jawab Fadel dengan senyum mengembang.

Hingga sodaranya pun hadir siapa lagi kalau bukan Ari dan Fibran.

"Keren lo, bangga gue," ucap Fibran dengan bangga dan memeluk ala pria

"Nggak nyangka ya, lo bisa gapai semuanya, bangga banget anjir," timpal Ari.

Fadel menggelengkan kepalanya, kalau bukan karena doa kedua orang tuanya dan kerja keras meraka, tidak mungkin ia bisa sampai dititik ini.

Fibran memperhatikan gerak gerik cowok itu, hingga senyum jail terbir di bibirnya, "nyari siapa lo?"

"Ara," jawab Fadel.

"Kasihan, tuh cewek lagi nggak bisa datang, lagi sak--,"

"Maksud lo? sakit? Ara sakit?" tanyanya dengan dingin dan tajam, bahkan cowok itu menatap tajam sodaranya.

Fibran menelan salivanya gugup, menatap Ari meminta bantuan.

"Lo sih, mancing singa ngamuk," timpal Ari

Cousin LoveHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin