20. Tiga tahun [END]

45 20 14
                                    

Matahari terbit terik di atas tanah, seorang pemuda tampan mengenakan jas hitam yang tampak gagah baginya, namun tak ada senyum di raut wajahnya

Pria itu baru saja menyelesaikan acara wisudanya

Abra menatap gundukan tanah yang tampak hampir rata, tersenyum lembut dan duduk disamping kuburan itu

Jemarinya mengelus lembut batu nisan yang tertancap disana

Keyra Revalina
wafat 26 Februari 2024

"Keyra, aku telah menyelesaikan kuliahku"

Abra menabur kembang tujuh rupa pada permukaan tanah kuburan Keyra

Sejak tiga tahun lalu jejak kaki Keyra telah hilang di permukaan bumi, nafasnya tak lagi berhembus di udara. Dan mungkin sekarang tulang-tulangnya telah habis tak meninggalkan apapun dibumi

Semuanya hilang dan lenyap

Tempat dimana mereka berkunjung menghabiskan waktu bersama perlahan-lahan berubah dan tak lagi tampak sama

Tiga tahun bukan waktu yang singkat

Dunia akan terus berubah setiap detiknya

Setiap orang akan selalu bertemu dengan orang baru, dan mereka akan mengalami perubahan, dari segi mindset, fisik maupun perasaan

Ingatan akan terus memudar dan kenangan akan menguap entah kemana, perlahan hilang dan lenyap. Tak akan ada lagi yang tersisa selain potong-potongan kenangan yang mungkin masih ada di memori

Setiap orang akan pergi dan tugas orang lain adalah menggantikannya

Menciptakan kenangan manis yang baru

Semua tak akan bertahan lama

Begitulah hukum semesta dan entah bagaimana itu berjalan

Abra mengeluarkan sepucuk surat yang ia bawa. itu adalah pemberian Keyra sebelum gadis itu pergi

Keyra mengatakan untuk membaca surat itu ketika Abra sudah benar-benar bisa merelakan dirinya. Ketika Abra sudah siap untuk melupakan Keyra, dan sekarang ia siap

Matanya bergilir membaca kalimat per kalimat yang telah berubah menjadi paragraf yang terterang disurat

Kedua air matanya jatuh silih berganti dari kedua netra itu, Abra menangis terisak, rasanya begitu sesak. Rasa sakit itu kembali, rasa sakit tiga tahun yang lalu saat Abra harus menyaksikan Keyra menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya

"Terimakasih Keyra untuk kenangan indah yang pernah kita jalani di kota ini..."

Abra mengangkat kepalanya, menahan air mata untuk tak jatuh lebih deras. Pemuda itu menelan ludahnya dan memejamkan matanya sejenak, ia butuh mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan kata-perkata yang terasa sulit terucap pada bibirnya

"Mungkin ini adalah terakhir kali aku datang kesini, jangan merindukanku oke? beristirahatlah dengan tenang"

Abra bernafas lega ketika serangkai kalimat itu telah berhasil terucap

Abra memutuskan untuk pergi ke kota lain dan mungkin tidak akan kembali di kota dimana ada banyak kenangan tentangnya dan Keyra, kota yang terasa sakit tapi Abra juga merasa bahagia

Abra sangat berterimakasih kepada gadis bernama Keyra yang ia temui di halte bus waktu itu, walaupun di awal adalah pertengkaran dan rasa penasaran, berlanjut dengan ketertarikan dan rasa ingin memiliki

Abra sudah pernah memiliki Keyra, dan ia memutuskan melepaskan Keyra tiga tahun yang lalu. Karena Keyra harus pergi, semesta memaksa membawanya untuk berada disamping Sang Pemilik

Rasanya baru kemaren dia bisa mengenggam tangan dingin itu. tapi sekarang ia harus melupakan segalanya

Abra telah berjanji akan mengakhiri kisah mereka dengan kebahagiaan. Terus tinggal bersama kenangan mereka berdua bukanlah sebuah kebahagian, melainkan rasa sakit

Sentuhan hangat dari kulit dingin itu masih terasa di kulit Abra, suara serak dan lembut itu masih teringat jelas di telinga Abra

Abra ingin memulai hidupnya yang baru, mencari cinta sejatinya dan menjalin serangkaian kenangan indah dan manis

"Akhir bahagia pada dasarnya hanyalah sepenggal cerita yang belum selesai. Akhir yang sebenarnya adalah kematian ketika kita sudah tak lagi menciptakan sebuah kisah" begitulah Abra yang dikatakan oleh buku yang aku baca

Aku sungguh tidak tau apa yang akan terjadi ketika kematian telah menjemputku, yang aku tau aku selalu merasa sakit setiap harinya. Leukemia telah mengambil segalanya dariku

Kesehatanku, harapanku, kehidupanku dan semua orang yang aku sayangi

Aku harus rela melepas mereka, dan mereka harus merasakan sakitnya kehilangan

Abra..
Ketika kamu membaca surat ini aku harap aku telah bereinkarnasi menjadi makhluk yang lebih baik, jika memang ada kehidupan selanjutkan aku harap kita bisa saling bertemu walau kita sudah tak lagi saling mengingat

Aku pernah kehilangan Amara dan ayahku, aku sangat mengerti bagaimana sakitnya ditinggal oleh orang yang kita sayang, tapi kita sungguh tak pernah bisa menolak takdir Tuhan

Aku sungguh bahagia bisa dicintai oleh laki-laki sepertimu

Berbahagialah dengan orang lain, ada banyak orang baik diluar sana yang sudah ditakdirkan untukmu, namanya telah tertulis untuk menjadi teman hidupmu, dan nama itu bukan aku, bukan Keyra..

Maafkan aku, karena telah membuatmu kecewa dan merasakan sakit

Aku telah mengakhiri kisahku Abra

dari Keyra untuk Abra
25 Februari 2024

-END-

Halo!! Evanescent sudah berada di akhir cerita. Ken sangat menyadari cerita ini masih sangat amatiran dan banyak yang harus diperbaiki (╥_╥)

Ken ucapkan terimakasih untuk kalian yang sudah membaca, memberikan vote dan komen pada cerita ini (。'▽'。)♡

Karena imajinasi Ken masih banyak jadi tunggu Ken di cerita selanjutnya ya wkwkw

Beri pendapat kalian tentang cerita Ken berjudul evanescent disini 👉
ദ്ദി(˵ •̀ ᴗ - ˵ ) ✧

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang