Matahari terbit terik di atas tanah, seorang pemuda tampan mengenakan jas hitam yang tampak gagah baginya, namun tak ada senyum di raut wajahnya
Pria itu baru saja menyelesaikan acara wisudanya
Abra menatap gundukan tanah yang tampak hampir rata, tersenyum lembut dan duduk disamping kuburan itu
Jemarinya mengelus lembut batu nisan yang tertancap disana
Keyra Revalina
wafat 26 Februari 2024"Keyra, aku telah menyelesaikan kuliahku"
Abra menabur kembang tujuh rupa pada permukaan tanah kuburan Keyra
Sejak tiga tahun lalu jejak kaki Keyra telah hilang di permukaan bumi, nafasnya tak lagi berhembus di udara. Dan mungkin sekarang tulang-tulangnya telah habis tak meninggalkan apapun dibumi
Semuanya hilang dan lenyap
Tempat dimana mereka berkunjung menghabiskan waktu bersama perlahan-lahan berubah dan tak lagi tampak sama
Tiga tahun bukan waktu yang singkat
Dunia akan terus berubah setiap detiknya
Setiap orang akan selalu bertemu dengan orang baru, dan mereka akan mengalami perubahan, dari segi mindset, fisik maupun perasaan
Ingatan akan terus memudar dan kenangan akan menguap entah kemana, perlahan hilang dan lenyap. Tak akan ada lagi yang tersisa selain potong-potongan kenangan yang mungkin masih ada di memori
Setiap orang akan pergi dan tugas orang lain adalah menggantikannya
Menciptakan kenangan manis yang baru
Semua tak akan bertahan lama
Begitulah hukum semesta dan entah bagaimana itu berjalan
Abra mengeluarkan sepucuk surat yang ia bawa. itu adalah pemberian Keyra sebelum gadis itu pergi
Keyra mengatakan untuk membaca surat itu ketika Abra sudah benar-benar bisa merelakan dirinya. Ketika Abra sudah siap untuk melupakan Keyra, dan sekarang ia siap
Matanya bergilir membaca kalimat per kalimat yang telah berubah menjadi paragraf yang terterang disurat
Kedua air matanya jatuh silih berganti dari kedua netra itu, Abra menangis terisak, rasanya begitu sesak. Rasa sakit itu kembali, rasa sakit tiga tahun yang lalu saat Abra harus menyaksikan Keyra menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya
"Terimakasih Keyra untuk kenangan indah yang pernah kita jalani di kota ini..."
Abra mengangkat kepalanya, menahan air mata untuk tak jatuh lebih deras. Pemuda itu menelan ludahnya dan memejamkan matanya sejenak, ia butuh mengumpulkan keberanian untuk mengucapkan kata-perkata yang terasa sulit terucap pada bibirnya
"Mungkin ini adalah terakhir kali aku datang kesini, jangan merindukanku oke? beristirahatlah dengan tenang"
Abra bernafas lega ketika serangkai kalimat itu telah berhasil terucap
Abra memutuskan untuk pergi ke kota lain dan mungkin tidak akan kembali di kota dimana ada banyak kenangan tentangnya dan Keyra, kota yang terasa sakit tapi Abra juga merasa bahagia
Abra sangat berterimakasih kepada gadis bernama Keyra yang ia temui di halte bus waktu itu, walaupun di awal adalah pertengkaran dan rasa penasaran, berlanjut dengan ketertarikan dan rasa ingin memiliki
Abra sudah pernah memiliki Keyra, dan ia memutuskan melepaskan Keyra tiga tahun yang lalu. Karena Keyra harus pergi, semesta memaksa membawanya untuk berada disamping Sang Pemilik
Rasanya baru kemaren dia bisa mengenggam tangan dingin itu. tapi sekarang ia harus melupakan segalanya
Abra telah berjanji akan mengakhiri kisah mereka dengan kebahagiaan. Terus tinggal bersama kenangan mereka berdua bukanlah sebuah kebahagian, melainkan rasa sakit
Sentuhan hangat dari kulit dingin itu masih terasa di kulit Abra, suara serak dan lembut itu masih teringat jelas di telinga Abra
Abra ingin memulai hidupnya yang baru, mencari cinta sejatinya dan menjalin serangkaian kenangan indah dan manis
•
"Akhir bahagia pada dasarnya hanyalah sepenggal cerita yang belum selesai. Akhir yang sebenarnya adalah kematian ketika kita sudah tak lagi menciptakan sebuah kisah" begitulah Abra yang dikatakan oleh buku yang aku baca
Aku sungguh tidak tau apa yang akan terjadi ketika kematian telah menjemputku, yang aku tau aku selalu merasa sakit setiap harinya. Leukemia telah mengambil segalanya dariku
Kesehatanku, harapanku, kehidupanku dan semua orang yang aku sayangi
Aku harus rela melepas mereka, dan mereka harus merasakan sakitnya kehilangan
Abra..
Ketika kamu membaca surat ini aku harap aku telah bereinkarnasi menjadi makhluk yang lebih baik, jika memang ada kehidupan selanjutkan aku harap kita bisa saling bertemu walau kita sudah tak lagi saling mengingatAku pernah kehilangan Amara dan ayahku, aku sangat mengerti bagaimana sakitnya ditinggal oleh orang yang kita sayang, tapi kita sungguh tak pernah bisa menolak takdir Tuhan
Aku sungguh bahagia bisa dicintai oleh laki-laki sepertimu
Berbahagialah dengan orang lain, ada banyak orang baik diluar sana yang sudah ditakdirkan untukmu, namanya telah tertulis untuk menjadi teman hidupmu, dan nama itu bukan aku, bukan Keyra..
Maafkan aku, karena telah membuatmu kecewa dan merasakan sakit
Aku telah mengakhiri kisahku Abra
dari Keyra untuk Abra
25 Februari 2024-END-
Halo!! Evanescent sudah berada di akhir cerita. Ken sangat menyadari cerita ini masih sangat amatiran dan banyak yang harus diperbaiki (╥_╥)
Ken ucapkan terimakasih untuk kalian yang sudah membaca, memberikan vote dan komen pada cerita ini (。'▽'。)♡
Karena imajinasi Ken masih banyak jadi tunggu Ken di cerita selanjutnya ya wkwkw
Beri pendapat kalian tentang cerita Ken berjudul evanescent disini 👉
ദ്ദി(˵ •̀ ᴗ - ˵ ) ✧
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent
RomanceBulan september, dimana hujan dengan habis-habisnya menghampiri negara Indonesia, di halte bus Abra bertemu seorang gadis yang tampak terjebak hujan sepertinya Gadis dengan buku tebal ditangannya -----❀ "Semesta sedang menghukumku, dan aku sedang me...