ingatan masa lalu

3K 195 4
                                    

"Noya.. bangun. Kau harus bangun. Sekarang." Suara itu terdengar seperti suara seorang wanita, suara nya lembut, pelan hampir seperti berbisik.

Namun lelaki dengan manik biru itu mendengar nya seperti triakan yang mengganggu di kepala nya, terus melintas hingga semua pikiran tak terkendali, rasanya sakit seperti kepala nya akan retak seketika
Suara itu terus menerus memenuhi pikiran nya seolah olah memberikan sinyal bahaya.

Seketika suara suara itu berhenti, hanya terdapat pikiran kosong di kepala nya,
Yang membuatnya terbangun dari semua mimpi buruk yang ia alami.

Ia membuka matanya perlahan, pandangan nya kabur, ia tak bisa melihat dengan jelas, kabut kabut tebal menutupi pandangan nya

Ia hanya berfikir bahwa ia akan melewati tahap kematian itu lagi, sekali lagi.

Seluruh tubuh nya tersaa berat, tak bisa di gerakan rasanya seperti lumpuh total, ia hanya bisa menggerakan mata nya namun tidak dengan pandangan nya, ia mulai mendengar suara orang orang berbicara.

Bukan, itu adalah sebuah kilas balik, seperti sebuah memory yang kembali setelah di rampas paksa.

Setelah semua nya berakhir, ia mengakat tubuhnya, dan mengambil pose duduk dengan tangan yang memegangi kepalanya.

Dada nya sakit, jantung nya berdengup kencang, seluruh tubuhnya sakit, ia menyipitkan matanya dan menahan rasa sakit itu.

Hingga seseorang datang dari arah pintu kamarnya, langkah kaki nya terdengar cepat seolah olah ia sangat khawatir tentang sesuatu.. atau takut kehilangan sesuatu..

Ia akhirnya sampai di dalam kamar, berlari mendekat, wajah terlihat sangat panik, senang, sedih semua nya menjadi satu.

"Apa yang terjadi? Apa kau baik baik saja? Siapa yang berani melakukan nya padam-" Kemudian pria itu berhenti berkata, ia menyadari bahwa terlalu banyak kata yang ia lontarkan pada seseorang yang tengah bangun dari koma.

"Maaf, aku sangat khawatir." Terus nya, ia berbicara dengan nada yang sopan, kemudian berdiam diri menunggu jawaban

"Sean?" Ucap lelaki dengan manik biru itu, kau jelas sean. Apa yang terjadi? Seharus nya aku sudah mati. Seharus nya sean sudah tiada, dia benar benar berfikir bahwa seharus nya dia sudah mati saat ini.

Kemudian lelaki bernama sean itu menghampiri nya lebih dekat, memegang pundak nya dan mencoba menenangkan nya.

"Iya, ini aku sean.., noya." Ucap nya

Noya mendongak ke arah sean, ia tidak bisa menyangkal nya, itu benar benar dia, itu benar benar sean. Ia tahu betul dengan menatap mata biru langit nya dan surai coklat nya.

Tidak mungkin bodoh, itu hanya ilusi. Kata kata itu selalu muncul di benak nya

Tidak ada kebohongan di mata noya, ia benar benar merindukan sosok di depan nya, sudah lama sejak terakhir kali ia melihat nya. Dengan pedang yang tertancap di dada nya, darah segar yang terus mengalir dari seluruh tubuh nya, dan sean melontarkan tatapan penuh harapan kepada noya saat itu, berharap noya akan membuat semua nya menjadi lebih baik, untuk nya, untuk teman temannya dan untuk ubi.

Noya hanya bisa membeku melihat semua itu, tatapan nya benar benar kosong, putus harapan, dan tak seorang pun mengerti akan persaan nya saat itu.

Sean telah memaksa noya melakukan nya, menusuk nya, membunuh nya. Sebelum pada akhirmya ubi yang akan membunuh sean, ia lebih berharap noya membunuh nya, dari pada mati di tangan kotor ubi.

Jika saja ini kesempatan kedua untuk noya, ia tidak akan pernah menyia nyia kan nya, ia tidak akan membiarkan sean mati lagi. Di hadapan mata nya.

"Terima kasih, sudah menghawatirkanku. Aku baik baik saja hanya sedikit nyeri" ucap noya, ia membuat tangan nya menggenggam tangan sean yang berada di pundak nya, lalu sean mengangkat tangan nya dari pundak noya.

"Aku sudah memberi tahu moon untuk segera datang kemari, ia akan mencoba menghilangkan rasa nyeri itu." Ucap sean tersenyum lega melihat noya baik baik saja, dan tak lama setelah nya langkah kaki mulai terdengar dari arah pintu kamar, sosok pria dengan surai tanah dan manik hijau memasuki kamar noya.

Dia adalah pria bernama moon yang di katakan sean, moon adalah seorang kesatria pengguna spirit yang dapat memperlambat luka atau rasa nyeri apapun, selain itu moon adalah kesatria terhebat di kerajaan ini

"Maaf ya sedikit terlambat, aku sangat bersyukur bisa melihat mu membuka mata lagi." Ucap moon dengan lembut ia berjalan perlahan mendekat ke tempat noya dan sean berada

Kali ini noya benar benar tidak paham, mengapa moon juga ada di sini? Dia seharus nya sudah tiada.. bahkan ia melihat nya sendiri,
moon berusaha untuk melindungi nya dari serangan ubi saat itu, noya mendongak ke atas dan melihat perlahan darah moon mulai menetes tepat di wajahnya, kini tubuh moon sudah tak kuat untuk menopang rasa sakit itu, tubuh moon terjatuh dalam pelukan noya, noya tahu saat itu adalah saat terakhir ia dapat melihat moon, noya memegang nya dengan erat, dan menundukan kepalanya.

Maaf, maafkan aku noya, aku harap kau akan memaafkan ku, aku tidak bisa lagi menjadi tameng mu, aku terlalu lemah, kumohon noya.. kumohon..

"Tidak apa, aku senang kau datang." Jawab noya kepada moon, ia merasa aneh bicara pada orang yang sudah tiada sejak lama tapi di balik semua itu noya sangat bersyukur atas kahadiran mereka, ia tidak akan memaafkan dirinya jika terjadi sesuatu lagi pada mereka, ia berani bersumpah bahwa tidak akan pernah terjadi hal mengerikan itu lagi.

Moon saat itu juga melaksanakan tugasnya, memeriksa keadaan noya, ia mulai dengan jantung nya, itu seperti sebuah cahaya yang muncul dari telapak tangan nya, rasanya hangat membuat sekuruh ras sakit nya membaik, kemudianoya berfikir apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh nya saat ini?

"Untunglah sudah lebih baik, aku tidak akan pernah lupa bagaimana aku menemukan mu di ruang makan, tergeletak di lantai dengan darah di mana mana" ucap moon dengan muka kesal dan rasa bersalah dalam nada bicara nya kemudian ia berdiri dan menatap ke arah sean yang berada di samping noya

"Siapa pun pelaku nya, aku tidak akan pernah memaafkan nya, berani sekali ia menyakiti pangeran kami, kalau saja pelaku nya ketemu, aku akan menebasnya dengan pedangku." Terus sean dengan tatapan yang menyeramkan, itu terlihat seperti aksi balas dendam, dari penjelasan moon tadi, noya menyimpulkan bahwa ia telah di racuni, jelas ia beruntung masih hidup karna racun itu bisa saja menghentikan jantung nya untuk selamanya.

"Ah, sean sebaik nya kita biarkan noya istirahat, sepertinya aku perlu bicara dengan mu" ucap moon di angguki oleh sean, mereka berdua izin pamit pada noya lalu berjalan menuju pintu keluar kamar.

Noya kini sendiri lagi, ia berusaha menjernihkan pikiran nya, dan mulai memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.. terakhir yang dia ingat hanyalah saat terakhir pertarungan nya bersama ubi, setelah itu ia terbangun di sini.

Apakah ini mimpi? Kalau benar.. aku belum pernah merasakan mimpi seperti ini, kalau saja ini benar benar mimpi, aku rela tidak akan pernah terbangun lagi, tidak akan.

Melihat teman teman nya ada di sini membuat perasaan noya lebih tenang, ia berusaha bangkit dari ranjang nya, dan berjalan menuju jendela kamar nya, ia membuka tirai yang sangat lebar itu dan menampilkan pemandangan yang indah.

Ia dapat melihat air mancur, tempat pelatihan, dan beberapa aula di sana, namun pandangan nya terfokus pada seseorang yang sedang berlatih di tempat pelatihan, entah mengapa ia tertarik dengan pria di bawah sana

Siapa dia? Rasanya familiar

Lelaki itu pun menydari bahwa seseorang sedang memperhatikan nya, ia mulai menyikir dan berhenti berlatih, sepertinya dia sangat pemalu.

--

Ygdrasil Empire [brutal legend historical au]Where stories live. Discover now