sunyi.

1K 161 31
                                    

Sekarang..
Katakan dimana dia!

Tangan nya mencengkram erat leher lawanya, lehernya mulai meneteskan darah, ia berusaha untuk tetap menutup mulutnya dan tidak menjawab pertanyaan pria di hadapan nya.

"Katakan! Atau mati disini." Kini pria itu mulai membelalak ke arah nya mata nya terlihat gelap tertutup oleh bayangan jubahnya.

Kini hujan mulai turun dan seseorang dari belakang datang menghampirinya.

"Sudah cukup... noya, ayo kita kembali." Ucap pria di belakang nya, ia memegang pundak noya.

"Tidak.. sebelum aku dapatkan yang ku inginkan, moon." Ucap noya ia mengambil pedangnya kemudian menusuk lawan nya itu dengan pedangnya, lawanya itu adalah pasukan khusus yang di bangun oleh ubi untuk memata matainya.

Kini darahnya mengenai wajah dan pakaian noya, ia melepaskanya dan membiarkanya begitu saja.

"Orang itu tidak bersalah, Ubi mengendalikan nya! Kau sudah berlebihan!" Ucap moon

"Sebaiknya kau diam, sebelum aku yang membuatmu diam." Balas noya ia memasukan pedang nya kembali pada tempatnya.

Mereka pun segera berjalan kembali ke ygdrasil.

Rasanya sudah sangat lama sejak kejadian itu, sudah 2 tahun lamanya, kini pangeran yang di kagumi dengan kerendahan hatinya sudah tidak ada lagi.

Terlalu banyak luka yang merubahnya, bukan hanya itu banyak tekanan yang di alami nya, ia tidak merasakan keutuhan lagi dalam dirinya, kekosongan itu terus melekat pada dirinya, persetan pangeran yang dicintai semua orang. Pembohong.

Mereka berdua berjalan ke arah aula untuk bertemu sang raja, karna sang raja memanggil noya.

Apa yang ia perlukan dari putra nya kali ini? Noya tidak ingat ia pernah di butuhkan.

Noya berjalan mendekat ke arah singgahsana dengan pakaian yang berlumuran darah, tidak sopan, namun siapa yang berani memarahinya?

Sekarang ia adalah putra mahkota, seorang pengguna pedang terhebat dan setiap kali ada yang membantahnya akan segera berakhir saat itu juga.

Ia mulai berlutut di hadapan singgahsana ayahanda nya itu, menundukkan kepalanya berusaha untuk tidak menatapnya.

Tiba tiba segelas kaca mulai melayang ke arah nya dan mengenai kepala nya, sang raja melemparkan itu pada noya, ekspresi sang raja selalu sama, menjengkelkan, noya ingin sekali menggantung kepalanya, namun ia tidak bisa melakukan nya.

Meskipun kini ia telah menjadi sosok seorang yang berhati dingin, ia tetaplah manusia, ia bukan iblis, ia masih memiliki hati namun hanya sedikit membeku dan tidak berfungsi dengan baik.

"Kali ini apa yang kau lakukan?! Membunuh para bangsawan lain? Sungguh memalukan siapa yang akan-" amarah sang raja.

"Diam. Ku bilang diam! Semua yang ku lakukan untuk ygdrasil, berhenti seolah olah tahu segalanya. Munafik." Potong noya ia berdiri dan menatap ke arah ayahnya itu

"Singkirkan mata menjijikan itu, kau bukan anakku" tutup sang raja, artinya itu adalah sebuah perintah untuk menyuruh noya keluar dari aula ini.

Noya hanya terdiam, hingga moon menghampirinya dan membawa nya keluar dari aula.

Moon bisa membayangkan betapa bencinya noya dengan matanya itu, ia teringat kejadian beberapa bulan yang lalu..

Saat noya berusaha untuk menusuk mata birunya kala itu, bagaimana jika moon tidak datang menenangkanya saat itu?

Mungkin sekarang noya telah kehilangan mata kanannya, noya jarang bisa mengendalikan emosinya, jarang sekali ia tidak melukai dirinya sendiri.

Itu membuat moon selalu khawatir tentang keadaannya, noya memang kuat secara fisik, namun ia tidak pernah kuat soal masalah mentalnya.

Ygdrasil Empire [brutal legend historical au]Where stories live. Discover now