BAGIAN 05

233 35 7
                                    

Sebelum pergi latihan, Rin terlebih dulu menyiapkan makanan untuk (Name). Bisa dibilang ia cukup mahir untuk memasak, karena sebelumnya Rin sudah hidup mandiri.

Jadi sebenarnya, urusan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, hingga membereskan rumah, dirinya sudah terbiasa.

Selesai menyiapkan makanan, ia lalu menyimpannya di dalam kulkas, agar (Name) bisa menghangatkannya jika suatu saat nanti ingin memakannya.

Syukurlah keadaan gadis itu tidak seburuk dengan perkiraan Rin. Ia bisa sedikit tenang untuk meninggalkannya sendirian di apartemen.

"Jika kau ingin makan siang, aku sudah menyiapkannya di kulkas. Kau hanya perlu menghangatkannya nanti"

"Maaf.. Aku jadi membuatmu repot.."

"Mau bagaimana lagi? Aku tak mungkin meninggalkanmu tanpa persediaan apapun. Aku juga tak ingin kau membuatku semakin repot jika terjadi sesuatu ketika aku meninggalkanmu sendirian"

"Tenang saja, Rin-san! Besok aku berjanji akan kembali sehat seperti sedia kala!"

"Ya. Kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk menghubungiku"

"B-baik.. Terima kasih sekali lagi, Rin-san.."

Setelah selesai mengikat tali sepatunya, dan menggendong tas olahraganya, Rin pun bergegas menuju tempat latihan.

Baru saja tangannya menyentuh knop pintu, tiba-tiba saja (Name) memanggilnya.

"Rin-san.. E-etto.. Semangat untuk hari ini!"

Dengan malu-malu, (Name) mencoba memberikan semangat pada Rin. Namun si bungsu Itoshi malah melenggang pergi, tanpa mengatakan apapun.

"Astaga.. Dingin seperti biasanya.."

Sedikit ada rasa kecewa, namun mau bagaimana lagi? (Name) sudah kebal dengan sikap Rin.

Namun (Name) tak menyadari, begitu pintu tertutup, dan Rin sudah berada di luar apartemennya, entah mengapa wajahnya terasa panas.

Syukurlah (Name) tidak melihat pipi Rin yang bersemu kemerahan.

"A-apa-apaan gadis itu.. Apa dia mencoba menggodaku, huh?"

***

Rin mengira jika ia yang lebih dulu datang ke tempat latihan. Rupanya Karasu yang datang lebih dulu, dan berdiri di depan pintu gerbang.

Rin bisa tau apa yang akan Karasu tanyakan kepadanya. Wajahnya terbaca sekali oleh Rin. Karasu pasti menanyakan dimana (Name), dan kenapa tidak datang bersama dengannya.

"Ohayo, Rin.. Sendiri aja nih?"

"Tidak. Aku datang bersama dengan tas olahragaku, kau mau bantu bawa?"

"Tidak juga sih.. (Name) mana?"

"Dia sedang tidak sehat hari ini"

"A-apa?? Apa (Name) sakit parah? Dia di rawat di Rumah Sakit mana???"

Karasu mengguncang-guncang bahu Rin. Karasu menjadi panik seketika karena terlalu mengkhawatirkan (Name).

"Astaga.. Dia hanya terserang demam, dan sudah lebih baik. Jadi ku minta hari ini untuk beristirahat di apartemenku"

Setelah itu Rin kembali melangkahkan kakinya menuju ruang ganti. Tentu saja Karasu mengikutinya dengan berjalan sejajar bersamanya.

"Rin, boleh aku melihat (Name) di apartemenmu sepulang latihan?"

"Boleh"

"Syukurlah.. Aku benar-benar mengkhawatirkannya. Padahal dia kemarin terlihat baik-baik saja, apa kau menyuruh seorang gadis bekerja terlalu berat, huh?"

HEALERWhere stories live. Discover now