34 : Dua bocah lusuh II

55 11 2
                                    


GEYS, SEBELUM BACA LIAT INI DULU🙏

FOLLOW AKUN IG KEPENULISAN ANGAH YA😘 SEPI BANGET SOALNYA, BIAR KALIAN JUGA BISA JALIN SILATURAHMI SAMA ANGAH LEWAT SANA, OKE?? OKEH DONG 😌👉👈

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

FOLLOW AKUN IG KEPENULISAN ANGAH YA😘 SEPI BANGET SOALNYA, BIAR KALIAN JUGA BISA JALIN SILATURAHMI SAMA ANGAH LEWAT SANA, OKE?? OKEH DONG 😌👉👈

YAUDAH, SILAHKAN BACA!
HAPPY READING ANASKA💐

***

Seorang bocah berlari dengan sekuat tenaga. Nafasnya terengah-engah, tak lagi memperdulikan tungkai kakinya yang mulai mati rasa. Tapi sekarang, tak ada yang lebih penting dari pada keselamatan adiknya yang tiba-tiba jatuh sakit dan tanpa diberikan perawatan karna kekurangan uang untuk dibawa berobat.

Keringat bercucuran, nafas tidak beraturan, air matanya mengalir kemana-mana. Sedangkan jantungnya terus berdetak kencang karna sang pemilik terus berlari tanpa henti.

Hanya satu orang yang bisa menolongnya saat ini. Seorang remaja lelaki yang kemarin membuatnya sadar, bahwa masih ada orang baik di dunia. Hari ini, adalah hari di mana remaja-remaja itu akan berangkat sekolah. Dan untung saja salah satu dari anggota remaja itu memberitahukan letak keberadaan sekolah mereka.

"Liat gedung yang di sana?" telunjuk Valentino menunjuk pada gedung besar yang mempunyai tiga lantai dan ukuran yang gede. Kelihatan tidak jelas karna hari sudah mulai gelap. Mahdi yang saat itu sedang menutupi wajahnya menggunakan telapak tangan, langsung mendongak pelan dan melihat ke arah yang ditunjuk oleh Valentino.

"Liat. Itu sekolah, kan? Mahdi tahu kok, walaupun Mahdi yakin Mahdi nggak bakal bisa sekolah kayak orang-orang." senyum bocah itu tetap tersungging meski matanya penuh dengan raut sendu.

"Yaelah, boy. Pesimis banget. Mana tau nanti ada uang kaget yang tiba-tiba datang? Nggak bakal nyangka, kan?" Valentino langsung mengacak-acak rambut Mahdi yang mulai anteng dan tidak lagi takut ketika naik motor.

"Aminn.. uang kaget ya Allah, wkwkwk. Terus, kenapa abang nanyain itu?" tanyanya dengan raut wajah polos.

"Ohh, itu. Cuman mau ngasih tau, ini tempat abang sama bang Asoka sekolah. Kalau semisalnya ketemu kami, sapa aja, oke?"

"Iya deh, bang. Enak ya jadi orang yang punya uang. Bisa sekolah, beli apapun yang kita mau, terus.. kalau mau makan, pasti bisa makan apa aja," keluhnya. Setelah itu menggelengkan kepala karna merasa berdosa dan tidak bersyukur pada Allah yang telah memberikannya kehidupan. Ajaran yang diajarkan sang ibu pada bocah berumur 7 tahun itu.

"Nggak semua orang yang punya uang itu hidupnya enak, boy. Mungkin sekarang anak kecil kayak kamu nggak bakal ngerti. Ada saatnya kamu akan sadar bahwa lebih enak hidup sederhana dari pada bergelimang harta."

"Ha? Maksudnya bang?"

"Ck, lupain."

Mendengar jawaban singkat dari Valentino, Mahdi hanya bisa terdiam sambil menggaruk kepalanya bingung.

DAFFODILS: Valery Asoka (CAST: Member XODIAC)Where stories live. Discover now