Bab 4 Kesan Baru

0 0 0
                                    

_____

Waktu yang terus berjalan, jarum jam yang terus berputar. Menjadi pengiring bergulirnya posisi matahari dari arah timur menuju tepian barat. Tidak terasa waktu jam pulang pun tiba, dan seperti biasa seluruh murid SMAN Diorama berhamburan meninggalkan sekolah.

"Hai, boleh kenalan?" Ucap seorang pria yang membuat Asyila seketika menghentikan langkahnya.

"Kamu yang tadi di depan toilet kan?" Tanya Asyila dengan sedikit mengerutkan dahinya.

"Nah iya itu aku, kamu masih ingat ternyata!" Tegasnya dengan nada riang.

"Terus kamu ngapain ada di depan toilet, ini kan gedung khusus perempuan?" tanya Asyila dengan wajah bingungnya.

"Emmm itu aku lagi kebetulan lewat aja, tadi nyari ruangan gudang, soalnya aku baru pertama kali masuk ke area gedung ini." Dengan artikulasi yang sedikit terbata-bata berusaha menjelaskan.

"Oh!" Tanggapan Asyila penuh arti.

"Nama aku Fajaraya Sukma," Tegasnya seraya menjulurkan tangan. "Panggil aja Fajar, hehehe...aku lahir pas matahari lagi bersinar terang. Gitu sih kata Ibuku." Dengan gelagat salah tingkahnya.

"Oh, gak nanya sih." Ucapan Asyila yang seketika membuat Fajar terdiam.

Sementara itu, sedari tadi ternyata Nasya berada di belakang mereka dengan berdiri di atas anak tangga. Nasya menatap dengan serius ke arah Fajar, hingga akhirnya ia beranjak menemui mereka berdua.

"Syil, hari ini kamu gak sibukkan? Aku mau ikut ke rumah kamu boleh?" Nasya dengan sengaja menghalangi Fajar.

"Iya boleh, sambil kita belajar menggambar." Jawab Asyila dibarengi anggukan.

Asyila dan Nasya langsung beranjak pergi tanpa mempedulikan kehadiran Fajar.

"Ah sialan, dasar beruang kutub!" Ucapan kesal Fajar kepada Nasya yang telah mengganggu momen.

Kini Asyila menunggu di depan Rumah Nasya yang memang berada tepat di depan sekolah, dan tidak lama Nasya datang dengan membawa tas kantong berukuran sedang di tangannya.

Nasya dan Asyila pun pulang bersama menuju rumah Asyila dengan diantar supir pribadi Nasya.

"Eh aku sengaja bawa pakaian ganti, soalnya aku ingin menginap di rumah kamu. Bolehkan?" Tanya Nasya dengan ekspresi riang.

"Iya boleh, lagian aku juga tinggal sendiri." Jawab Asyila seraya tersenyum.

"Nih buat kamu!" Nasya memberikan parfum yang telah ia janjikan sebelumnya.

"Waaahhh, ini beneran buat aku?" tanya Asyila.

"Iya dong, kan kamu bakal ngajarin aku menggambar." Ujarnya seraya menyandarkan kepalanya ke tangan Asyila.

Mereka pun mengobrol dengan gembira, saling bercerita yang membuat keduanya semakin akrab.

Hingga tidak terasa mereka pun sudah sampai di depan rumah Asyila, mereka berdua segera beranjak turun dari mobil dan Nasya meminta agar supirnya pulang saja ke rumah dan menjemputnya di keesokan harinya saja.

"Wah rumah kamu rapi banget, suasananya adem." Kesan Nasya ketika pertama kali memasuki rumah Asyila.

"Iiiiihhhh, lucu banget. Kamu beli ini dari mana?" Dengan gemas, Nasya mengelus robot kelinci kecil yang terletak di atas meja belajar.

"Itu dari mama aku, mama memberikan itu ketika aku lagi nangis karena prestasi kelasku turun." Jelas Asyila dengan senyuman dan ekspresi rindu yang terpancar dari paras cantiknya.

"Emmm, beda ya kalau orang cerdas. Aku malah gak peduli sama prestasi akademik, harus belajar, capek, mending main game." Ujar Nasya dengan beranjak duduk di atas kasur.

Kesempatan KeduaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora