18. Rencana (Nggak) Seru

14 1 0
                                    

Sydney duduk bersila diantara ketiga sahabatnya yang sedang membahas rencana seru mereka. Yang nggak seru menurutnya!

"Jadi gitu rencananya. Gimana?" Karin mengakhiri penjelasannya.

Ketiga sahabatnya itu berencana untuk membawa pacar masing-masing ke bioskop. Lalu yang tidak berhasil mendapatkan peluk dan cium dari pacarnya, harus mentraktir mereka di kantin selama seminggu.

"Aku sih setuju aja. Tapi gimana dengan Sydney? Aku khawatir dia kalah sebelum berperang. Kan nggak adil." sahut Tessa, sambil menahan senyuman.

Sialan! Gadis itu pasti tahu bahwa Damar pelit. Disandingkan dengan pacar-pacar sahabatnya yang celamitan, kekasihnya itu seperti biksu. Membuat Sydney kadang merasa tidak memiliki daya tarik sebagai perempuan.

"Siapa takut?" sahut Syney yang tak senang diremehkan.

Bila Karin menyambutnya dengan senyum lebar. Tessa menyambutnya dengan senyum sinis meremehkan. Lihat saja kau Tessa!

✧༺♥༻✧

"Jadi gitu, Mar. Kamu bisa datang kan?" kata Sydney di telepon.

"Malas. Nggak penting." sahut Damar ogah-ogahan.

"Ih... Damar, ini kan malam minggu!" rengek Sydney.

"Terus?" balas Damar, terdengar sedang membalik lembaran buku. Pasti pria itu sedang belajar! Boring.

"Kamu nggak pernah dengar, malam minggu malam yang panjang buat kita pacaran?" sahut Sydney, mengutip lirik sebuah lagu lawas.

"Nggak." jawab Damar. Menyebalkan!

Sydney melirik ke arah tiga sahabatnya yang duduk di ranjang. Ketiganya kompak membuang muka. Jelas terlihat mereka nguping sambil terkikik mendengar rengekannya.

"Damar, kamu nggak kasihan sama aku? Aku bakal jadi jones kalau kamu nggak datang. Semua temanku bawa pasangannya." pinta Sydney memelas.

Ia tahu Damar lemah oleh air mata.

Benar saja, pria itu terdengar menghela napas lalu katanya, "Oke, aku akan datang."

"Yeay! Makasih Damar." sahut Sydney melompat kegirangan. Nggak ia pedulikan ketiga sahabatnya yang sudah cekikikan.

"Hem." Damar hanya berdehem ogah-ogahan sebagai balasan.

"Beres! Damar bakal datang ntar!" umum Sydney sembari kembali duduk di atas ranjang.

"Jangan seneng dulu! Jangan lupa, misi kita belum selesai. Kamu masih perlu dapetin peluk cium dari Damar, Syd." sahut Tessa, tersenyum mengejek.

Sydney mengabaikannya. Akan ia tunjukkan pada gadis itu bahwa ia bisa.

✧༺♥༻✧

Namun rencana tinggal rencana. Damar memang bersedia menemaninya menonton. Bahkan Sydney membuat ketiga sahabatnya iri ketika pria itu datang bersama sebuah boneka beruang besar untuknya. Namun sial! Sepanjang pemutaran film romansa itu, hanya teddy bear lah yang dapat dipeluknya. Damar sama sekali tak tergapai. Apalagi cium, seeh, mimpi saja kau Sydney!

"Kenapa cemberut? Nggak suka bonekanya?" tanya Damar ditengah perjalanan mereka pulang ke rumah Sydney.

"Suka." jawab Sydney, sembari melirik teddy bear yang duduk tenang di bangku belakang mobil Damar.

"Terus kenapa mukanya ditekuk?" tanya Damar.

"Sebel sama kamu!" sahut Sydney.

"Karena nggak berhasil meluk aku?" balas Damar.

Sydney's StoryWhere stories live. Discover now