Bab 5

33 7 5
                                    

Bab 5 : Makhluk Biadap!

Azzurrina

🕛🕛🕛

Kastil terasa begitu lengang, Zurri baru saja terbangun dengan napas tersengal-sengal. Tubuhnya sakit, bernapas saja terasa sulit bagi gadis kecil itu.

Tak menghiraukan rasa sakit itu, Zurri menuruni tempat tidur dan membuka pintu dengan amat pelan. Dia tidak ingin ketahuan oleh Ibu, yang ada dipikirannya adalah kabur dari kastil dan menemukan keluarga baru yang mengayomi dirinya.

Zurri mengendap-endap menuruni anak tangga yang mulai dimakan usia, dia membuat langkahnya sepelan mungkin agar tidak terdengar oleh Ibunya.

Tepat saat ini pukul 23.59 di waktu setempat. Dia dapat mendengar desisan aneh yang membuat otaknya berjalan cepat. Tubuhnya terasa sangat ngilu saat dia berjalan, terlebih saat bangun tidur.

Perban memenuhi tubuhnya yang mungil, ditambah dengan rambutnya yang masih meninggalkan bercak darah.

Darahnya sendiri.

Zurri menahan napasnya saat kakinya tidak sengaja menendang kursi kayu, hampir saja dia terpekik kesakitan karenanya.

"Bagaimana ini," gumam Zurri cemas.

Zurri terus berjalan dengan sangat pelan, tapi sialnya lantai kayu yang dia pijaki berbunyi seolah menandakan ada berita buruk yang akan datang padanya.

Bunyi pintu yang terngaing terdengar menakutkan di telinga Zurri. Di saat itu juga jam kuno yang ada di rumahnya berteriak nyaring. Zurri menutup telinganya rapat-rapat, telinganya terasa sakit.

TENG ... TENG ... TENG ....

"Akh!" ringis Zurri mengigit bibirnya kuat.

Langkahnya terhenti dengan napas yang tak karuan. Keringat dingin berjatuhan dengan suasana mencekamkan. Tubuhnya mengigil merasakan hawa yang sangat dingin. Lebih dingin dari marmer rumahnya.

"A-aku harus keluar, tidak! Aku harus keluar tanpa perlu kembali," ucap Zurri.

Gadis kecil itu menyandarkan dirinya di dinding kastil dengan keringat dingin yang terus menetes. Zurri menatap penjuru kastil dan bergumam untuk menenangkan dirinya akan hawa ancaman yang mulai menyelimuti dirinya.

Zurri melewati sebuah pintu yang belum tertutup sempurna. Terdapat nyala lampu yang sedikit redup dari balik pintu itu. Zurri menelan salivanya ketakutan. Jika saja ini bukan menyangkut dirinya, dia tidak akan ingin memulai kehidupan ini.

"A-apa itu?"

Zurri ketakutan melihat penampakkan yang ada di balik pintu kayu itu. Ibunya sedang melakukan sebuah ritual terlarang yang pernah dia baca di buku sejarah keluarga Gandelion.

"Tidak ...." Zurri membekap mulut, ketakutan melihat ritual terlarang.

Wanita itu menengadahkan kedua telapak tangannya dan memulai ritual selanjutnya. Sebelah tangannya memegang batu bara yang panas, dia bahkan tak merasakan perih saat telapak tangan itu bersentuhan dengan batu bara.

Setelah batu bara itu dilemparkan ke atas karpet merah maroon, wanita itu mengambil sebuah belati dan mengiris tangannya sendiri. Darah itu dimasukkan ke dalam kendi yang dia sediakan sendiri.

Wanita itu tersenyum, setelah itu dia berdesis. Tangannya mengambil botol kecil yang berisikan cairan yang berwarna merah.

"Itu ... darahku?" gumam Zurri menggigit bibirnya curiga.

Darahnya berdesir hebat di kala cairan itu mulai bercampur dengan bahan yang dibuat untuk ritual.

Setelah beberapa saat keluar asap yang sangat pekat. Asap yang baunya sangat menyengat dan pahit. Jika saja saat ini Zurri sudah berumur lima belas tahun, dia akan mematahkan mantra-mantra yang digunakan Ibunya itu, dan lagi itu sangat mustahil untuk dilakukan.

AZZURRINAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt